Cari Blog Ini

Arsip Blog

Kamis, 10 Maret 2011

DEXTAMINE dexamethasone dexchlorpheniramine maleat

Indikasi:
Demam parah dengan peradangan selaput lendir hidung dan tenggorokan, asma saluran pernafasan yang parah dan kronis, peradangan selaput lendir hidung karena alergi, peradangan kulit yang disebabkan oleh alergi melalui pernafasan atau makanan (eksim) dan sentuhan, hasil ikutan yang ditimbulkan oleh obat-obat tertentu atau serum, peradangan selaput lendir mata karena alergi, peradangan kornea, nongranulomatous iritis dan lain-lain taraf peradangan pada gangguan mata.
Farmakologi:
Deksametason merupakan salah satu glukokortikoid yang terampuh, kemampuannya dalam menanggulangi peradangan dan alergi kurang lebih sepuluh kali lebih hebat dari pada yang dimiliki prednison atau prednisolon.
Deksklorfeniramina maleat mengatasi secara sempurna sebagian besar akibat-akibat khas yang ditimbulkan oleh histamin dan secara klinis bermanfaat dalam pencegahan dan penanggulangan banyak gejala alergi.
Disatukannya kemampuan menanggulangi peradangan serta alergi yang dimiliki oleh Deksametason dan sifat anti histamin yang ada pada Deksklorfeniramina maleat menjadikan DEXTAMINE obat pilihan dalam pengobatan simptomatik gangguan-gangguan alergi dan peradangan yang parah.
Dosis:
Dewasa: Dosis permulaan rata-rata: 4 x sehari 1 atau 2 tablet sesudah makan dan sebelum tidur. Bila penyembuhan sudah tampak, dosis lambat laun harus dikurangi dan pengobatan dihentikan bila mungkin.
Anak: 3 - 4 x 1/2 tablet sesudah makan dan sebelum tidur.

Deskripsi:       
Deksametason adalah glukokortikoid sintetik dengan aktivitas imunosupresan dan anti-inflamasi. Sebagai imunosupresan Deksametason bekerja dengan menurunkan respon imun tubuh terhadap stimulasi rangsang. Aktivitas anti-inflamasi Deksametason dengan jalan menekan atau mencegah respon jaringan terhadap proses inflamasi dan menghambat akumulasi sel yang mengalami inflamasi, termasuk makrofag dan leukosit pada tempat inflamasi.
Komposisi:
Tiap tablet mengandung Deksametason 0,5 mg.
Dosis:
Dosis dewasa :
Dosis awal bervariasi : 0,75 – 9 mg sehari tergantung pada berat ringannya penyakit.
Pada penyakit yang ringan : dosis dibawah 0,75 mg sehari.
Pada penyakit yang berat : dosis diatas 9 mg sehari.
Dosis anak-anak :
= 1 tahun : 0,1 – 0,25 mg
1 – 5 tahun : 0,25 – 1 mg
6 – 12 tahun : 0,25 – 2 mg
Indikasi:
Deksametason digunakan sebagai imunosupresan/antialergi, anti-inflamasi pada keadaan-keadaan yang memerlukan terapi dengan glukokortikoid : Reaksi alergi, seperti asma bronkial, dermatitis atopik, alergi obat, rinitis alergi.
Gangguan kolagen, seperti reumatik, karditis akut, lupus eritematosus sistemik.
Reumatik, seperti rematoid arthritis, ankilosing spondilitis, arthritis gout akut. Gangguan dermatologik, seperti eksim, neurodermatitis, pemfigus.
Alergi dan inflamasi akut dan kronik pada mata, seperti konjungtivitis, keratitis, neuritis optik.
Gangguan pernafasan, seperti gejala-gejala sarkoidosis, pneumonitis. Gangguan hematologik, seperti trombositopenia, eritoblastopenia.
Gangguan neoplastik, seperti leukemia, limfoma.
Gangguan gastrointestinal, seperti kolitis, enteritis.
Edema serebral.
Dosis:
Dosis dewasa:
Dosis awal bervariasi:
0,75 – 9 mg sehari tergantung pada berat ringannya penyakit.
Pada penyakit yang ringan:
dosis dibawah 0,75 mg sehari.
Pada penyakit yang berat:
dosis diatas 9 mg sehari.
Dosis anak-anak:
≤ 1 tahun: 0,1 – 0,25 mg
1 – 5 tahun: 0,25 – 1 mg
6 – 12 tahun: 0,25 – 2 mg
Komposisi:
- Tiap tablet mengandung dexamethasone 0,5 mg
- Tiap mL injeksi mengandung dexamethasone sodium fosfat setara dengan dexamethasone phosphat 5 mg

Farmakologi:
Dexamethasone merupakan golongan adrenokortikosteroid sintetik "long acting" yang terutama mempunyai efek glukokortikotiroid dan mempunyai aktifitas anti inflamasi, antialergi, hormonal dan efek metabolik. Dexamethason diabsorpsi melalui saluran cerna.

Indikasi:
Danasone™ diindikasikan untuk kelainan-kelainan alergi seperti asma bronkial, rinitis alergika, "hay fever", dermatosis yang gatal, urtikaria, psoriasis dan Iain-lain.
Danasone™ juga digunakan untuk menekan reaksi radang yang berlebihan misalnya penyakit-penyakit kolagen reumatoid artritis, demam rematik, lupus erimatosus diseminata, skleroderma, poliartritis nodosa, pemfigus vulgaris, uveitis posterior akut, oftalmia simpatika, optik neuropati, neuritis retrobulbar, tiroid oftalmopati, edema otak dan lain-lain.
Danasone injeksi diberikan bila pemakaian secara oral tidak memungkinkan.

Kontra indikasi:
- Penderita herpes simpleks pada mata.
- Infeksifungsi sistemik
- Ulkus aktif
- Penderita yang hipersensitif terhadap salah satu komponen obat.

Peringatan dan perhatian:
- Pada penderita ulkus peptikum sebaiknya pemberian dosis tinggi dilakukan dengan hati-hati.
- Untuk penyakit infeksi, pemberian glukokortikoid harus disertai pemberian obat anti mikroba yang sesuai. Hati-hati bila diberikan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, penderita jantung, infeksi fungsi sistemik dan tuberkulosis. Tidak dianjurkan untuk diberikan pada wanita hamil / menyusui karena keamanannya belum diketahui dengan pasti.
- Penggunaan terus-menerus / jangka panjang pada anak-anak dapat mempengaruhi pertumbuhan.
- Penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang dapat menekan gejala-gejala klinis dari suatu penyakit injeksi.
- Penggunaan kortikosteroid jangka panjang dapat menyebabkan katarak subkapsular posterior, glaukoma dengan kemungkinan kerusakan saraf mata, serta dapat meningkatkan infeksi okuler, sekunder karena fungi dan virus.
- Hindari penghentian tiba-tiba pada penggunaan jangka panjang.
- Kortikosteroid dapat memperburuk stabilitas emosional atau tendensi psikotik pasien yang telah ada. Hindari penggunaan pada riwayat psikosis.
- Jangan melakukan imunisasi pada pasien yang mendapat kortikosteroid.
- Tidak dianjurkan penggunaan pada penderita kolitis ulseratif non spesifi^,' penderita dengan kecenderungan perforasi, divertikulitis, penderita dengan riwayat ulkus peptikum, riwayat psikosis, insufisiensi ginjal, hipertensi, osteoporosis, "fresh intestinal anastomoses", miastenia gravis, abses dan infeksi piogenetik lainnya.
- Penggunaan kortikosteroid pada penderita hipotiroid dan sirosis dapat meningkatkan efek kortikosteroid.
- Karena dapat terjadi reaksi anafilaksis pada pemberian kortikosteroid parenteral, hati-hati pemberian khususnya pada penderita dengan riwayat alergi terhadap Dexamethasone.
- Bila setelah penyuntikan terjadi bengkak dan rasa sakit, demam, arthritis septik, diagnosis sepsis perlu ditegakkan dan berikan terapi antimikroba yang sesuai.
- Hindarkan penyuntikan pada tempat infeksi.

Efek samping:
- Saluran pencernaan : tukak lambung dengan kemungkinan perforasi dan pendarahan, pankreatitis, distensi abdominal dan esofagus ulseratif.
- Muskuloskeletal : otot lemas, miopati steroid, kehilangan massa otot, osteoporosis, kompresi fraktur vertebral, fraktur patologik pada tulang panjang dan osteonekrosis.
- Dermatologi : "impaired wound healding", "thin fragile skin", eritema pada wajah dan keringat bertambah.
- Sistem saraf: sakit kepala, vertigo, kejang, tekanan intrakranial bertambah dengan edema papil (pseudo tumor).
- Gangguan cairan dan elektrolit : retensi cairan dan natrium (edema) jarang terjadi karena hanya sedikit mempunyai efek mineralokortikoid. Edema ini dapat terjadi pada pasien yang terganggu kecepatan glomerulusnya, hipokalemia, hipertensi serta gagal jantung bawaan.
- Endokrin ; penekanan pertumbuhan pada anak-anak, insufisiensi adrenal sekunder (khususnya pada waktu stress karena trauma dan pembedahan), menstruasi tidak teratur.
- Mata : katarak subkapsular posterior, tekanan intraokuier bertambah (kadang-kadang), glaukoma dan eksoftalmos.
- Metabolik : keseimbangan nitrogen negatif (karena metabolisme protein). Efek samping berhubungan dengan pemakaian parenteral adalah :
- Hyperpigmentasi atau hipopigmentasi.

Tidak ada komentar: