Senin, 28 Februari 2011

ALERGI MAKANAN

Seri Makanan Favorit Pempek
BAHAN MAKANAN PROTEIN IKAN (III)
Food Combining: Kombinasi Makanan Serasi (Pola Makan untuk Langsing and Sehat)
DAFTAR KOMPOSISI BAHAN MAKANAN
Trend penggunaan dan import makanan, 1970-1996
Prosiding Seminar Nasional Makanan TradisionalProsiding Seminar Nasional Makanan Tradisional 


BAB I
PENDAHULUAN


1.1         Latar Belakang
Alergi sudah sejak lama menjadi persoalan yang merepotkan manusia. Dahulu kala alergi dianggap sebagai kutukan dewa yang dijatuh pada batok kepala orang. Karena sifatnya yang herediter, alergi dianggap kutukan yang turun temurun. Kini alergi memang tidak lagi dianggap sebagai kutukan, tapi sebegitu jauh ternyata belum banyak berhasil diungkapkan liku-likunya. Reaksi alergi bisa lokal, bisa juga menyeluruh.
Alergi merupakan pertanda bahwa beberapa infiltran kecil telah masuk dan mencoba hendak mengacaukan keseimbangan tubuh kita. Reaksi ini bisa berwujud macam-macam, mulai dari yang paling ringan sampai yang berat. Reaksi lokal berupa urticria--kulit tampak merah-merah, gatal dan bengkak. Jika khusus menyerang mukosa hidung, maka pilek akan menetes berkepanjangan dan hidung terasa mampat. Ada orang yang bersin terus-menerus karena menghirup sari rumputan yang berserakan diterbangkan angin. Ada pula yang sesak napas karena asmanya kumat.

1.2         Tujuan
1.2.1        Untuk lebih mengerti tentang alergi makanan.
1.2.2        Untuk pedoman menjalankan peran perawat khususnya dalam menangani pasien alergi makanan.
1.3         Manfaat
1.3.1        Menambah informasi tentang alergi makanan.
1.3.2        Lebih terampil dalam aplikasi dan pasien  dengan alergi makanan.

BAB II
PEMBAHASAN


2.1         Pengertian
Alergi adalah sebuah reaksi yang dilakukan tubuh terhadap masuknya sebuah benda asing. Ketika sebuah substansi tak dikenal masuk, antigen, tubuh serta merta akan meningkatkan daya imunitasnya untuk bekerja lebih giat.
Alergi atau hipersensitivitas tipe I adalah kegagalan kekebalan tubuh di mana tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya imunogenik (antigenik) atau dikatakan orang yang bersangkutan bersifat atopik.
Alergi makanan adalah respon abnormal tubuh terhadap suatu makanan yang dicetuskan oleh reaksi spesifik pada sistem imun dengan gejala yang spesifik pula.
Alergi makanan adalah kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sistem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap bahan makanan. Alergi makanan di masyarakat merupakan istilah umum untuk menyatakan reaksi simpang terhadap makanan termasuk di dalamnya proses non-alergi yang sebenarnya lebih tepat disebut intoleransi. Intoleransi makanan merupakan reaksi terhadap makanan yang bukan reaksi imunologik, misalnya reaksi toksik, reaksi metabolik, dan reaksi indiosinkrasi.

2.2         Prevalensi
Prevalensi alergi makanan lebih rendah dibandingkan reaksi samping/efek samping dari makanan. Diperkirakan alergi makanan muncul sebanyak 2-5% pada populasi.
Di Poliklinik Alergi Imunologi bagian Ilmu Kesehatan Anak  FKUI/RSCM dari hasil uji kulit terhadap 69 penderita asma alergik di dapatkan 45.31 % positif terhadap kepiting, 37.53 % terhadap udang kecil, dan 26.56 % terhadap coklat sedangkan dari seluruh penderita alergi anak sekitar 2.4 % adalah alergi terhadap susu sapi.
Di Inggris bagian selatan, tahun 2000 di laporkan lebih dari 50 % orang dewasa menderita alergi makanan. Sekitar 70 % penderita alergi baru mengetahui kalau ia mengalami alergi setelah lebih dari 7 tahun.Sekitar 50% orang dewasa mengetahui penyebab gejala alergi setelah 5 tahun, bahkan terdapat 22% baru mengetahui setelah lebih 15 tahun mengalami alergi tersebut. Sebanyak 80% penderita alergi mengalami gejala seumur hidup.

2.3         Penyebab
Terdapat 3 faktor penyebab terjadinya alergi makanan, yaitu faktor genetik, imaturitas usus (ketidakmatangan saluran cerna), pajanan alergi yang kadang memerlukan faktor pencetus. Alergi dapat diturunkan dari orang tua atau kakek atau nenek pada penderita. Bila ada orang tua, keluarga atau kakek/nenek yang menderita alergi kita harus mewaspadai tanda alergi pada anak sejak dini. Bila ada salah satu orang tua yang menderita gejala alergi maka dapat menurunkan resiko pada anak sekitar 17 – 40%. Bila kedua orang tua alergi maka resiko pada anak meningkat menjadi 53 -  70%.
Imaturitas usus secara fungsional (misalnya dalam fungsi-fungsi : asam lambung, enzym-enzym usus, glycocalyx) maupun fungsi-fungsi imunologis (misalnya : IgA sekretorik) memudahkan penetrasi alergen makanan. Imaturitas juga mengurangi kemampuan usus mentoleransi makanan tertentu.

2.4         Manifetasi Klinis
Gejala klinis alergi makanan biasanya mengenai berbagai organ sasaran seperti kulit, saluran nafas, saluran cerna, mata, telinga, saluran vaskuler. Organ sasaran bisa berpindah-pindah, gejala sering kali sudah dijumpai pada masa bayi. Makanan tertentu bisa menyebabkan gejala tertentu pada seseorang anak, tetapi pada anak lain bisa menimbulkan gejala lain.
Pada seseorang makanan yang satu bisa mempunyai organ sasaran yang lain dengan makanan yang lain, misalnya udang menyebabkan urtikaria, sedangkan kacang tanah menyebabkan sesak nafas. Susu sapi bisa menimbulkan gejala alergi pada saluran nafas, saluran cerna, kulit dan anafilaksis.
Gejala dan tanda alergi dapat ditimbulkan oleh adanya alergen sebagai penyebab. Beberapa makanan yang berbeda kadang menimbulkan gejala alergi yang berbeda pula, misalnya pada alergi ikan laut menimbulkan gangguan kulit berupa urtikaria, kacang tanah menimbulkan gangguan kulit berupa papula atau furunkel. Sedangkan buah-buahan menimbulkan gangguan batuk atau pencernaan.
Kompleksnya proses pencernaan makanan akan mempengaruhi waktu, lokasi dan gejala alergi makanan. Gejala dapat muncul beberapa menit setelah makan atau berjam jam kemudian. Gejala dari alergi makanan dapat berupa :
·      Kulit
Reaksi alergi terhadap makanan yang paling banyak muncul ke kulit. Bentol kemerahan, sangat gatal, dan bengkak. Bahkan kadang muncul berkelompok dan keluar dengan cepat. Bentol pada kulit dapat dapat muncul sendiri maupun disertai dengan gejala alergi lainnya.
Dermatitis atopik atau eczema, kondisi kulit yang ditandai dengan gatal, betsisik, kemerahan, bisa juga dipicu oleh alergi terhadap makanan. Reaksi ini umumnya bersifat kronik dan muncul pada seseorang yang memiliki riwayat keluarga mempunyai alergi atau asma.
·      Saluran napas
Gejala asma seperti batuk, napas berbunyi, hidung tersumbat atau kesulitan bernapas, dikarenakan penyempitan saluran pernapasam, dapat dipicu oleh alergi terhadap makanan, terutama pada bayi dan anak-anak. Pusing atau pingsan.
·      Saluran cerna
Gejala alergi terhadap makanan yang mempengaruhi saluran cerna meliputi mual, muntah, diare, kram perut, terkadang ruam kemerahan dan gatal di sekitar mulut. Selain itu, bisa juga terjadi gatal dan bengkak di sekitar mulut dan kerongkongan, sakit perut, dan banyak gas. Bengkak pada bibir, wajah, lidah, tenggorokan atau bagian tubuh lainnya.
Pada bayi, reaksi non alergi, biasanya reaksi sementara pada beberapa makanan terutama buah, biasa ditemukan. Misalnya terdapat ruam di sekitar mulut disebabkan oleh asam alami pada buah tomat dan jeruk, atau diare dikarenakan gula dalam jus buah atau makanan lainnya yang muncul pada beberapa kali. Reaksi lainnya merupakan reaksi alergi, dan dapat disebabkan oleh makanan yang menimbulkan alergi bila dimakan lagi. Seiring dengan pertumbuhannya, beberapa anak dapat mentoleransi makanan yang sebelumnya merupakan penyebab alergi.

2.5         Patofisiologi
A.  Terjadinya Reaksi Alergi Secara Umum      
1.    Sel darah putih merupakan sistem imunitas tubuh paling utama.
Ø  Saat antigen memasuki tubuh, secara otomatis seluruh jaringan tubuh akan melakukan suatu proses kompleks untuk mengenali benda asing tersebut.
Ø  Sel darah putih menghasilkan antibodi spesifik untuk melawan antigen. Proses ini disebut sensitisasi.
Ø  Antibodi bekerja dengan mendeteksi dan merusak substansi yang menyebabkan penyakit.  Pada reaksi alergi, antibodi dikenal sebagai immunoglobulin E, atau IgE.
2.    Antibodi ini memerintah "para mediator" untuk memproduksi semacam zat yang mampu mengurangi kadar kimia dan hormon yang dimiliki antigen.
Ø  Mediator yang umum dikenal diantaranya adalah Histamine.
Ø  Mediator mempunyai efek meningkatkan aktivitas sel darah putih. Inilah yang memungkinkan terjadinya gejala yang mengikuti.
Ø  Jika hadirnya mediator dirasa sudah cukup, reaksi alergi bisa dikatakan telah berakhir.
3.    Reaksi alergi sebenarnya sebuah keunikan bagi kita. Tubuh sudah pasti akan mengenali antigen jika sewaktu-waktu akan menyerang kembali.
B.  Terjadinya Reaksi Alergi Makanan      :
Reaksi imunologis tubuh mempengaruhi timbulnya alergi terhadap makanan. Reaksi ini melibatkan imunoglobulin, yaitu protein yang membantu dalam respon kekebalan tubuh, tepatnya Imonuglobulin E (IgE) yang membentuk respon imun tubuh. Respon imun yang muncul dalam reaksi alergi melalui dua tahap, yaitu tahap sensitisasi alergen dan tahap elisitasi.
1.    Tahap sensitisasi
Tahap sensitisasi muncul ketika tubuh memproduksi antibodi IgE yang spesifik. Tahap sensitisasi ini juga disebut dengan tahap induksi, merupakan kontak pertama dengan alergen (yaitu ketika mengkonsumsi makanan penyebab alergi).
2.    Tahap elisitasi
Fase elisitasi terjadi jika terdapat pajanan ulang. Ketika terpajan dengan makanan (penyebab alergi) yang sama, protein akan mengikat molekul di sel mediator (sel basofil dan sel mast). Tahap elisitasi ini menyebabkan tubuh mengeluarkan molekul yang menyebabkan inflamasi (seperti leukotrien dan histamin). Efek yang timbul serta keparahan alergi dipengaruhi oleh konsentrasi dan tipe alergen, rute pajanan, dan sistem organ yang terlibat (misalnya kulit, saluran cerna, saluran pernapasan, dan darah).
C.  Contoh Reaksi Alergi Makanan
Ø Telur :
Pada orang normal, protein-protein tersebut adalah ‘teman’ bagi sistim kekebalan (imunitas) tubuh. Tetapi, pada orang alergi, sistim kekebalan tubuh mereka mengenali protein tersebut sebagai ‘musuh’ yang berbahaya dan harus segera disingkirkan dari tubuh.
Misalnya pada orang yang alergi telur. Saat pertama kali dalam hidupnya mengkonsumsi telur, sistim kekebalan tubuhnya akan mengenali ovmukoid telur sebagai zat asing yang berbahaya bagi tubuh.Sistim kekebalan tubuh kemudian memproduksi suatu antibodi terhadap ovomukoid yang disebut Immunoglobulin E (IgE).
Selanjutnya, jika ia makan telur lagi (dalam jumlah sedikit sekalipun), IgE akan segera mengenali ovomukoid telur, kemudian mengirim sinyal ke sistim kekebalan tubuh untuk mengeluarkan histamin dan beberapa senyawa kimia lainnya ke dalam aliran darah.
Histamin dan senyawa kimia tersebut dimaksudkan untuk menyingkirkan ovomukoid telur, tetapi pada kenyataannya juga berefek buruk terhadap bagian tubuh lainnya. Histamin adalah senyawa kimia yang sangat kuat, yang dapat mempengaruhi sistim pernapasan, sistim kardiovaskuler, sistim pencernaan dan kulit. Gejala yang ditimbulkan oleh histamin antara lain adalah hidung berair, gatal pada mata, kering tenggorokan, gatal dan timbul bentol merah pada kulit, mual, diare, susah bernapas, bahkan syok anafilaktik.
Untuk menghambat aktifitas histamin biasanya diberikan antihistamin. Beberapa contoh obat golongan antihistamin yaitu difenhidramin, CTM, setirizin, loratadin, feksofenadin dan lain-lain.
Obat lain yang digunakan untuk alergi biasanya disesuaikan dengan gejala yang timbul. Jika timbul sesak napas, diberikan oksigen dan obat-obat yang melonggarkan saluran pernapasan. Jika terjadi syok anafilaktik, yaitu turunnya tekanan darah secara tiba-tiba yang ditandai dengan kaki dan tangan dingin, bibir biru, serta pingsan, maka suntikan efineprin harus segera diberikan.
Obat-obat tersebut diatas hanya mengatasi gejala yang timbul akibat serangan yang sedang terjadi; tidak untuk menyembuhkan alergi. Artinya, jika lain kali orang tersebut makan telur, atau makanan lain yang pernah menyebabkan dia alergi, maka gejala alergi akan muncul kembali.

2.6         Makanan Penyebab Alergi
Macam-macam pencetus alergi yang dikenali oleh umum :
1.      Jenis makanan tertentu, vaksin dan obat-obatan, bahan berbahan dasar karet, aspirin, debu, bulu binatang, dan lain sebagainya.
2.      Sengatan lebah, gigitan semut api, penisilin, kacang-kacangan. Biasanya reaksi yang ditimbulkan akan berlebihan dan bisa mengakibatkan alergi serius di sekujur tubuh.
3.      Penyebab minor; suhu udara panas ataupun dingin, dan kadar emosi yang berlebihan.
4.      Pada orang dewasa : makanan laut seperti kerang, udang, lobster, kepiting, cumi cumi, dan ikan. Beberapa jenis kacang kacangan seperti kacang kenari, kacang tanah. Yang paling sering ditemukan adalah alergi telur.
5.      Pada anak anak : Pola alergi yang terjadi terkadang berbeda dengan orang dewasa. Makanan yang sering menimbulkan alergi pada anak adalah telur, susu, kacang tanah, dan buah buahan seperti tomat dan stroberi
6.      Alergen dalam makanan :
·         Merupakan protein, glikoprotein atau polipeptida dengan besar molekul lebih dari 18.000 dalton, tahan panas dan tahan enzim proteolitik.
·         Pada ikan diketahui allergen-M sebagai determinan. Pada telur ovomukoid merupakan alergen utama. Pada susu sapi betalaktoglobulin (BLG), alfalalaktalbumin (ALA), bovin serum albumin (BSA) dan bovin gama globulin (BGG) merupakan alergen utama dan BLG adalah alergen terkuat. Pada kacang tanah alergen terpenting adalah arachin, conarachin dan peanut-1. Pada udang dikenal allergen-1 dengan berat molekul 21.000 dalton dan Allergen-2 dengan berat molekul 200.000 dalton. Pada gandum yang merupakan alergen utama adalah: albumin, pseudoglobulin dan euglobulin.

2.7         Cara Pemeriksaan
Diagnosis alergi makanan diperoleh dari anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan secara akademis dipastikan dengan ”Double Blind Placebo Controlled Food Challenge”. Secara klinis bisa dilakukan uji eliminasi dan provokasi terbuka ”Open Challenge”. Pertama-tama dilakukan eliminasi dengan makanan yang dikemukakan sendiri oleh penderita atau orangtuanya atau dari hasil uji kulit. Kalau tidak ada perbaikan maka dipakai regimem diet tertentu.
Ø  Diagnosis dengan diet eliminasi
Ada beberapa regimen diet yang bisa digunakan :
·         ELIMINATION DIET
Beberapa makanan harus dihindari yaitu Buah, Susu, Telur, Ikan dan Kacang, di Surabaya terkenal dengan singkatan BSTIK. Merupakan makanan-makanan yang banyak ditemukan sebagai penyebab gejala alergi, jadi makanan-makanan dengan indeks alergenisitas yang tinggi. Indeks ini mungkin lain untuk wilayah yang lain, sebagai contoh dengan DBPFC mendapatkan telur, kacang tanah, susu sapi, ikan, kedelai, gandum, ayam, babi, sapi dan kentang, sedangkan Bischop mendapatkan susu, telur, kedelai dan kacang.
·         MINIMAL DIET 1 (Modified Rowe’s diet 1)
Terdiri dari beberapa makanan dengan indeks alergenisitas yang rendah. Berbeda dengan ”elimination diet”, regimen ini terdiri dari beberapa bahan makanan yang diperbolehkan yaitu : air, beras, daging sapi, kelapa, kedelai, bayam, wortel, bawang, gula, garam dan susu formula kedelai. Bahan makanan lain tidak diperbolehkan.
·         MINIMAL DIET 2 (Modified Rowe’s Diet 2)   
Terdiri dari makanan-makanan dengan indeks alergenisitas rendah yang lain yang diperbolehkan, misalnya : air, kentang, daging kambing, kacang merah, buncis, kobis, bawang, formula hidrolisat kasein, bahan makanan yang lain tidak diperkenankan.
·         EGG and FISH FREE DIET
Diet ini menyingkirkan telur termasuk makanan-makanan yang dibuat dari telur dan semua ikan. Biasanya diberikan pada penderita-penderita dengan keluhan dengan keluhan utama urtikaria, angionerotik udem dan eksema.
·         HIS OWN’S DIET        
Menyingkirkan makanan-makanan yang dikemukakan sendiri oleh penderitanya sebagai poenyebab gejala alergi.
Diet dilakukan selama 3 minggu, setelah itu dilakukan provokasi dengan 1 bahan makanan setiap minggu. Makanan yang menimbulkan gejala alergi pada provokasi ini dicatat. Disebut alergen kalau pada 3 kali provokasi menimbulkan gejala alergi. Waktunya tidak perlu berturut-turut. Jika dengan salah satu regimen diet tidak ada perbaikan padahal sudah dilakukan dengan benar, maka diberikan regimen yang lain. Sebelum memulai regimen yang baru, penderita diberi ”carnaval” selama seminggu, artinya selama 1 minggu itu semua makanan boleh dimakan (pesta). Maksudnya adalah memberi hadiah setelah 3 minggu diet dengan baik, dengan demikian ada semangat untuk menjalani diet berikunya. Selanjutnya diet yang berikutnya juga dilakukan selama 3 minggu sebelum dilakukan provokasi.
Ø  Pemeriksaan Penunjang
·         Uji kulit : sebagai pemerikasaan penyaring (misalnya dengan alergen hirup seperti tungau, kapuk, debu rumah, bulu kucing, tepung sari rumput, atau alergen makanan seperti susu, telur, kacang, ikan).
·         Darah tepi : bila eosinofilia 5% atau 500/ml condong pada alergi. Hitung leukosit 5000/ml disertai neutropenia 3% sering ditemukan pada alergi makanan.
·         IgE total dan spesifik    : harga normal IgE total adalah 1000u/l sampai umur 20 tahun. Kadar IgE lebih dari 30u/ml pada umumnya menunjukkan bahwa penderita adalah atopi, atau mengalami infeksi parasit atau keadaan depresi imun seluler.

2.8         Diagnosa Banding
Ø  Gangguan saluran cerna dengan diare dan atau mual muntah, misalnya : stenosis pilorik, Hirschsprung, defisiensi enzim, galaktosemia, keganasan dengan obstruksi, cystic fibrosis, peptic disease dan sebagainya.
Ø  Reaksi karena kontaminan dan bahan-bahan aditif, misalnya : bahan pewarna dan pengawet, sodium metabisulfite, monosodium glutamate, nitrit, tartrazine, toksin, fungi (aflatoxin), fish related (scombroid, ciguatera), bakteri (Salmonella, Escherichia coli, Shigella), virus (rotavirus, enterovirus), parasit (Giardia, Akis simplex), logam berat, pestisida, kafein, glycosidal alkaloid solanine, histamin (pada ikan), serotonin (pisang, tomat), triptamin (tomat), tiramin (keju) dan sebagainya.

2.9         Penatalaksanaan
Ø  Identifikasi alergen dan eliminasi :
·         Diet eliminasi/provokasi adalah untuk diagnostik. Bila alergen telah diketemukan maka harus dihindari sebaik mungkin dan makanan-makanan yang tergolong hipoalergenik dipakai sebagai pengganti.
·         Pada bayi dari keluarga atopik, disarankan menunda pemberian makanan makanan yang dikenal sebagai makanan alergenik utama, dengan cara :
ü  Eliminasi susu sapi sampai usia 1 tahun
ü  Eliminasi telur sampai usia 18-24 bulan
ü  Eliminasi kacang-kacangan dan ikan sampai usia 3 tahun
Ø  Menghindari Penyebab / Pencetus.
Menghindari makanan yang menjadi penyebab alergi merupakan hal yang paling utama dalam penanganan alergi makanan. Setelah diketahui jenis makanan yang menyebabkan alergi maka makanan tersebut harus segera dihapuskan dari daftar menu sehari hari. Caranya adalah pasien harus dapat membuat daftar makanan/kandungan makanan yang ia makan sehari hari. Ketika alergi muncul, maka ia dapat melihat kembali apa apa saja yang ia makan sebelum munculnya alergi. Bila sudah ditemukan, segera hapus jenis makanan tersebut dari daftar menu.
Bila gejala alergi telah muncul maka perlu dilakukan pengobatan terhadap gejala yang timbul. Misalnya dengan pemberian obat antihistamin untuk mengatasi gejala pada kulit, saluran cerna, asma, bersin dan rasa tidak enak pada hidung. Bila gejala yang timbul sangat berat, segeralah membawa pasien tersebut ke dokter atau rumah sakit terdekat.
Berikut beberapa tips seputar menghindari makanan penyebab alergi :
·         Usahakan mengetahui jenis kandungan makanan atau minuman yang akan anda santap, baca labelnya dengan teliti.
·         Berhati-hatilah saat makan di restoran, warung, atau pada acara kenduri. Jika ada makanan yang mengandung bahan yang membuat anda alergi, hindarilah.
·         Carilah ‘persamaan kata’ bahan makanan yang membuat anda alergi. Misalnya, kasein untuk susu, gluten untuk gandum, minyak sayur hidrolisat untuk kacang, dll.
·         Sebaiknya anda berkonsultasi dengan ahli gizi untuk menyusun menu yang cocok dan seimbang.
Ø  Terapi
Ada beberapa jenis terapi yang bisa dilakukan oleh seseorang yang menderita alergi. Terapi paling mudah adalah dengan menghindari makanan penyebab. Untuk hal ini diperlukan bantuan ahli gizi. Selain itu, juga diharuskan untuk hati-hati membaca label makanan karena bisa jadi ada kandungan yang dapat menyebabkan alergi pada produk tersebut.
Penderita dan orangtua harus mengetahui dan mempunyai daftar tulisan istilah yang digunakan pada kemasan makanan tentang jenis protein yang terkandung. Telor mungkin ditulis sebagai albumin atau lesitin, susu sapi ditulis sebagai whey, kasein atau caseinete. Label pada makanan kemasan yang dibeli harus dilihat dengan teliti setiap hendak membeli atau memngkonsumsi. Antigen seperti kacang tanah mungkin ditemukan dengan tak diduga di dalam minyak, tepung, daging yang diproses, dan susu dan susu cream. Makanan apapun termasuk makanan yang banyak dijual dan dikonsumsi awam dapat terkontaminasi silang baik secara tidak langsung atau langsung dengan makanan yang lain. Di restoran atau rumah makan, perlu diketahui informasi dengan cermat kalau perlu dari juru masaknya tentang semua resep yang terkandung dalam makanan yang dipesan.
Bagi yang menderita asma, pastikan untuk memeriksa apakah sulfit terdapat dalam makanan anda. Periksa label makanan anda apakah ada kata-kata ”sodium bisulfite,” ”potassium bisulfite,” ”sodium sulfite,” ”sulfur dioxide” dan ”potassium metabisulfite.”
Terapi lainnya adalah dengan menggunakan suntikan epinefrin pada saat serangan. Penderita harus selalu membawa epinefrin injeksi (Ana-Kit or EpiPen) setiap waktu bila hendak bepergian. Bila penderita sudah terlanjur mengkonsumsi makanan yang berpotensi mematikan dan timbul gejala pemberian segera injeksi epinefrin sebelum timbul gejala. Dianjurkan kepada penderita alergi untuk menggunakan pertanda medis seperti gelang atau kalung sebagai pertanda apabila sedang mengalami kesulitan ketika gejala alergi terjadi dan ketika itu tidak bisa berkomunikasi.
Ø  Farmakoterapi :
·         Kromolin, Nedokromil.
Dipakai terutama pada penderita dengan gejala asma dan rinitis alergika. Kromolin umumnya efektif pada alergi makanan dengan gejala Dermatitis Atopi yang disebabkan alergi makanan. Dosis kromolin untuk penderita asma berupa larutan 1% solution (20 mg/2mL) 2-4 kali/hari untuk nebulisasi atau berupa inhalasi dengan metered-dose inhaler 1,6 mg (800 µg/inhalasi) 2-4 kali/hari. Untuk rinitis alergik digunakan obat semprot 3-4 kali/hari yang mangandung kromolin 5.2 mg/semprot. Untuk konjungtivitis diberikan tetes mata 4% 4-6 x 1 tetes mata/hari.
Nedokromil untuk nebulisasi tak ada. Yang ada berupa inhalasi dengan metered-dose inhaler dan dosis untuk asma adalah 3,5 mg (1,75 mg/inhalasi) 2-4 kali/hari. Untuk konjungtivitis diberikan tetes mata nedokromil 2% 4-6 x 1-2 tetes mata/hari.
·         Glukokortikoid.
Digunakan terutama bila ada gejala asma. Steroid oral pada asma akut digunakan pada yang gejala dan PEF nya makin hari makin memburuk, PEF yang kurang dari 60%, gangguan asma malam dan menetap pada pagi hari, lebih dari 4 kali perhari, dan memerlukan nebulizer serta bronkodilator parenteral darurat menggunaan bronkodilator. Steroid oral yang dipakai adalah : metil prednisolon, prednisolon dan prednison. Prednison diberikan sebagai dosis awal adalah 1-2 mg/kg/hari dosis tunggal pagi hari sampai keadaan stabil kira-kira 4 hari kemudian diturunkan sampai 0,5 mg/kg/hari, dibagi 3-4 kali/hari dalam 4-10 hari. Steroid parenteral digunakan untuk penderita alergi makanan dengan gejala status asmatikus, preparat yang digunakan adalah metil prednisolon atau hidrokortison dengan dosis 4-10 mg/kg/dosis tiap 4-6 jam sampai kegawatan dilewati disusul rumatan prednison oral. Steroid hirupan digunakan bila ada gejala asma dan rinitis alergika.
·         Beta adrenergic agonist
Digunakan untuk relaksasi otot polos bronkus. Epinefrin subkutan bisa diberikan dengan dosis 0,01 mg/kg/dosis maksimum 0,3 mg/dosis.
·         Metil Xantin
Digunakan sebagai bronkodilator. Obat yang sering digunakan adalah aminofilin dan teofilin, dengan dosis awal 3-6/kg/dosis, lanjutan 2,5 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam.
·         Simpatomimetika
ü  Efedrin : 0,5 – 1,0 mg/kg/dosis, 3 kali/24 jam
ü  Orciprenalin : 0,3 – 0,5 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
ü  Terbutalin : 0,075 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
ü  Salbutamol : 0,1 – 0,15 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
·         Leukotrien antagonis
LTC4 dan LTD4 menimbulkan bronkokonstriksi yang kuat pada manusia, sementara LTE4 dapat memacu masuknya eosinofil dan netrofil ke saluran nafas. Dapat digunakan pada penderita dengan asma persisten ringan. Namun pada penelitian dapat diberikan sebagai alternatif peningkatan dosis kortikosteroid inhalasi, posisi anti lekotrin mungkin dapat digunakan pada asma persisten sedang, bahkan pada asma berat yang selalu membutuhkan kortikosteroid sistemik, digunakan dalam kombinasi dengan xantin, beta-2-agonis dan steroid. Preparat yang sudah ada di Indonesia adalah Zafirlukast yang diberikan pada anak sebesar 20 mg/dosis 2 kali/24jam.
·         H1-Reseptor antagonis
H1 reseptor antagonis generasi kedua tidak ada efek samping CNS. Setirizin bisa digunakan pada anak mulai umur 1 tahun dan tidak ada efek samping kardiovaskular, dapat digunakan jangka lama. H1 reseptor antagonis generasi pertama efek antikolinergiknya dapat memperburuk gejala asma karena pengentalan mukus. Pada dosis tinggi efek samping pada CNS sangat membatasi penggunaanya dalam pengobatan asma. Beberapa penelitian membuktikan efektifitas.
ü  Difenhidramin diberikan dengan dosis 0,5 mg/kg/dosis, 3 kali/24 jam. CTM diberikan dengan dosis 0,09 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam. Setirizin, dosis pemberian sesuai usia anak adalah: 2-5 tahun: 2.5 mg/dosis,1 kali/hari; > 6 tahun : 5-10 mg/dosis,1 kali/hari.
ü  Loratadin, dosis pemberian sesuai usia anak adalah: 2-5 tahun : 2.5 mg/dosis,1 kali/hari; > 6 tahun : 10 mg/dosis,1 kali/hari. Feksofenadin, dosis pemberian sesuai usia anak adalah : 6-11 tahun : 30 mg/hari, 2 kali/hari; > 12 tahun : 60 mg/hari, 2 kali/hari atau 180 mg/hari, 4 kali/hari. Azelastine, dosis pemberian sesuai usia anak adalah: 5-11 tahun : 1 semprotan 2 kali/hari; > 12 tahun : 2 semprotan, 2 kali/hari.
ü  Pseudoephedrine, dosis pemberian sesuai usia anak adalah : 2-6 tahun : 15 mg/hari, 4 kali/hari; 6-12 tahun : 30 mg/hari, 4 kali/hari; > 12 tahun : 60 mg/hari 4 kali/hari.
ü  Ipratropium bromide 0.03% 2 semprotan, 2-3 kali/hari.
Ø  Pencegahan :
·         Alergi tidak bisa disembuhkan, tapi dengan pencegahan yang efektif akan mengendalikan frekuensi dan intensitas serangan, penggunaan obat, jumlah hari absen sekolah, serta membantu memperbaiki kualitas hidup.
·         Pemberian ASI sangat dianjurkan. Pada bayi yang melakukan eliminasi makanan dan mendapat ASI, maka ibu juga harus pantang makanan penyebab alergi. Dengan eliminasi sebelumnya, alergi susu sapi menghilang pada kebanyakan kasus pada umur 2 tahun. Untuk pengganti susu sapi dapat dipakai susu hidrolisat whey atau hidrolisat casein. Pilihan lain adalah susu formula kedelai, dengan harus tetap waspada terhadap kemungkinan alergi terhadap kedelai. Pada bayi yang menderita alergi makanan derajat berat yang telah menggunakan formula susu hipoalergenik, bila ingin melakukan diet provokasi dengan susu formula sapi, harus dilakukan dirumah sakit, karena jika gagal ada kemungkinan terjadi renjatan anafilaksis.
·         Sayur mayur bisa dianjurkan sebagai pengganti buah, daging sapi atau kambing sebagai pengganti telur ayam dan ikan.
·         Makan di restoran kurang aman dan dianjurkan selalu membaca label bahan-bahan makanan jika membeli makanan jadi.
·         Desensitisasi pada alergi makanan tidak dilakukan sebab reaksinya hebat dan sedikit sekali bukti-bukti kerberhasilannya. Andaikata berhasil, selama desensitisasi penderita juga tetap harus menyingkirkan makanan penyebab serangan alergi itu.

2.10     Prognosis
Alergi makanan yang mulai pada usia 2 tahun mempunyai prognosis yang lebih baik karena ada kemungkinan kurang lebih 40% akan mengalami grow out. Anak yang mengalami alergi pada usia 15 tahun ke atas cenderung untuk menetap.

 DAFTAR PUSTAKA


http://medicastore.com/

Minggu, 27 Februari 2011

Masalah dan Dampak Kesehatan Lingkungan di Indonesia




BAB I
PENDAHULUAN


2.1 Latar Belakang
Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya yaitu berupa sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari. Sumber daya alam yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara. Tanah merupakan tempat manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Air sangat diperlukan oleh manusia sebagai komponen terbesar dari tubuh manusia. Untuk menjaga keseimbangan, air sangat dibutuhkan dengan jumlah yang cukup banyak dan memiliki kualitas yang baik. Selain itu, udara merupakan sumber oksigen yang alami bagi pernafasan manusia. Lingkungan yang sehat akanterwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik.
Lingkungan hidup di Indonesia perlu ditangani dikarenakan adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu adanya masalah mengenai keadaan lingkungan hidup seperti kemerosotan atau degradasi yang terjadi di berbagai daerah. Secara garis besar komponen lingkungan dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok biotik (flora darat dan air, fauna darat dan air), kelompok abiotik ( sawah, air dan udara) dan kelompok kultur (ekonomi, sosial, budaya serta kesehatan masyarakat).
Pengetahuan tentang hubungan antara jenis lingkungan sangat penting agar dapat menanggulangi permasalahan lingkungan secara terpada dan tuntas. Dewasa ini lingkungan hidup sedang menjadi perhatian utama masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia umumnya.
Meningkatnya perhatian masyarakat mulai menyadari akibat-akibat yang ditimbulkan dan kerusakan lingkungan hidup. Sebagai contoh apabila ada penumpukan sampah dikota maka permasalahan ini diselesaikan dengan cara mengangkut dan membuangnya ke lembah yang jauh dari pusat kota, maka hal ini tidak memecahkan permasalahan melainkan menimbulkan permasalahan seperti pencemaran air tanah, udara, bertambahnya jumlah lalat, tikus dan bau yang merusak, pemandangan yang tidak mengenakan. Akibatnya menderita interaksi antara lingkungan dan manusia yang akhirnya menderita kesehatan.
Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai akhir hidupnya. Hal ini membutuhkan daya dukung lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.
Masalah lingkungan hidup sebenatnya sudah ada sejak dahulu, masalah lingkungan hidup bukanlah masalah yang hanya dimiliki atau dihadapi oleh negara­negara maju ataupun negara-negara miskin, tapi masalah lingkungan hidup adalah sudah merupakan masalah dunia dan masalah kita semua.
Keadaan ini ternyata menyebabkan kita betpikir bahwa pengetahuan tentang hubungan antara jenis lingkungan ini sangat penting agar dapat menanggulangi permasalahan lingkungan secara terpadu dan tuntas.
Masalah lingkungan hidup merupakan kenyataan yang harus dihadapi, kegiatan pembangunan terutama di bidang industri yang banyak menimbulkan dampak negatif merugikan masyarakat. Masalah lingkungan hidup adalah merupakan masalah yang komplek dan harus diselesaikan dengan berbagai pendekatan multidisipliner.

1.2 Tujuan
1.      Untuk memahami konsep dasar lingkungan, Kesehatan, Dan Masyarakat
2.      Untuk mengetahui masalah-masalah lingkungan di Indonesia
3.      Untuk mengetahui dampak akibat masalah lingkungan yang terjadi terhadap kesehatan masyarakat

I.3 Manfaat
1.      Memahami konsep dasar lingkungan, Kesehatan, Dan Masyarakat
2.      Mengetahui masalah-masalah lingkungan di Indonesia
3.      Mengetahui dampak akibat masalah lingkungan yang terjadi terhadap kesehatan masyarakat


BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Konsep Lingkungan Dan Kesehatan dalam Masyarakat
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).
Kemampuan manusia untuk mengubah atau memoditifikasi kualitas lingkungannya tergantung sekali pada taraf sosial budayanya. Masyarakat yang masih primitif hanya mampu membuka hutan secukupnya untuk memberi perlindungan pada masyarakat.
Sebaliknya, masyarakat yang sudah maju sosial budayanya dapat mengubah lingkungan hidup sampai taraf yang irreversible. Prilaku masyarakat ini menentukan gaya hidup tersendiri yang akan menciptakan lingkungan yang sesuai dengan yang diinginkannya mengakibatkan timbulnya penyakit juga sesuai dengan prilakunya tadi.
Lingkungan, di Indonesia sering juga disebut "lingkungan hidup". Misalnya dalam Undang-Undang no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, definisi Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Dengan demikian eratlah hubungan antara kesehatan dengan sumber daya sosial ekonomi. WHO menyatakan “Kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari penyakit”.
Dalam Undang Undang No. 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan. Dalam Bab 1, Pasal 2 dinyatakan bahwa “Kesehatan adalah meliputi kesehatan badan (somatik), rohani (jiwa) dan sosial dan bukan hanya deadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan”. Definisi ini memberi arti yang sangat luas pada kata kesehatan.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Salah satu tujuan kesehatan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangssa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup.Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama.
Masyarakat adalah terdiri dari individu-individu manusia yang merupakan makhluk biologis dan makhluk sosial didalam suatu lingkungan hidup (biosfir). Sehingga untuk memahami masyarakat perlu mempelajari kehidupan biologis bentuk interaksi sosial dan lingkungan hidup.
Dengan demikian permasalahan kesehatan masyarakat merupakan hal yang kompleks dan usaha pemecahan masalah kesehatan masyarakat merupakan upaya menghilangkan penyebab-penyebab secara rasional, sistematis dan berkelanjutan.

2.2 Masalah- Masalah Kesehatan Lingkungan
Keadaan kesehatan lingkungan di Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapaat perhatian, karena menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah seperti: Peledakan penduduk, penyediaan air bersih, pengolalaan sampah, pembuangan air limbah penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat, populasi udara, abrasi pantai, penggundulan hutan dan banyak lagi permasalahan yang dapat menimbulkan satu model penyakit.
Jumlah penduduk yang sangat besar 19.000 juta harus benar-benar ditangani. Masalah pemukiman sangat penting diperhatikan.
Dalam lingkungan hidup di Indonesia, banyak terjadi permasalahan di sungai, laut, tanah dan hutan yaitu sebagai berikut:
1. Pencemaran Sungai dan laut
Sungai dan laut dapat tercemar dari kegiatan manusia seperti penggunaan bahan logam berat, pembuangan limbah cair kapal dan pemanfaatan air panas. Secara biologis, fisik dan kimia senyawa seperti logam tidak dapat dihancurkan. Di berbagai sektor industri dan rumah tangga seperti pemakaian bahan-bahan dari plastik.
2. Pencemaran Tanah
Tanah bisa dapat tercemar apabila penggunaan secara berlebihan terhadap pupuk dan bahan pestisida. Pencemaran tanah mempunyai ciri yaitu adanya perubahan tanah menjadi kering dan keras, hal ini disebabkan oleh jumlah kandungan garam yang sangat besar yang terdapat di dalam tanah. Selain itu, pencemara tanah juga dapat disebabkan oleh sampah plastik karena pada umumnya sampah plastik tidak mengalami proses penghancuran secara sempurna.
3. Pencemaran Hutan
Hutan juga bisa mengalami kerusakan apabila dalam pemanfaatannya tidak terkendali dengan baik. Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Salah satu contoh pencemaran atau kerusakan hutan adalah adanya penebangan secara liar. Jika kegiatan tersebut dilakukan secara terus-menerus maka dapat mengakibatkan penggundulan hutanMenurut paragdima Blum tentang kesehatan dari lima faktor itu lingkungan mempunyai pengaruh dominan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi status kesehatan seseorang itu dapat berasal dari lingkungan pemukiman, lingkungan sosial, linkungan rekreasi, lingkungan kerja.
Dalam lingkungan hidup di Indonesia, ada beberapa masalah yang cukup banyak terjadi di lingkungan masyarakat selain yang sudah disebut diatas sebagai berikut:
1.      Perumahan/Pemukiman
Pada saat ini pembangunan di sektor perumahan sangat berkembang, karena kebutuhan yang utama bagi masyarakat. Perumahan juga harus memenuhi syarat bagi kesehatan baik ditinjau dari segi bangungan, drainase, pengadaan air bersih, pengolalaan sampah domestik uang dapat menimbulkan penyakit infeksi dan ventilasi untuk pembangunan asap dapur.

2.      Gizi masyarakat
Perilaku pola makanan juga mengubah pola penyakit yang timbul dimasyarakat. Gizi masyarakat yang sering menjadi topik pembicaraan kita kekurangan karbohidrat, kekurangan protein, kekurangan vitamin A dan kekurangan Iodium. Di Indonesia sebagian besar penyakit yang didapat berhubungan dengan kekurangan gizi. Ada yang kekurangan kuantitas makanan saja (Maramus), tapi seringkali juga kualitas kurang (Kwashiorkor). Sebagian besar penyakit yang didapat berhubungan dengan kekurangan gizi terutama terdapat pada anak-anak.

3.      Masalah Industrialisasi
Industrialisasi pada saat ini akan menimbulkan masalah yang baru, kalau tidak dengan segera ditanggulangi saat ini dengan cepat. Lingkungan industri merupakan salah satu contoh lingkungan kerja. Walaupun seorang karyawan hanya menggunakan sepertiga dari waktu hariannya untuk melakukan pekerjaan di lingkungan industri, tetapi pemaparan dirinya di lingkungan itu memungkinkan timbulnya gangguan kesehatan dengan resiko trauma fisik gangguan kesehatan morbiditas, disabilitas dan mortalitas.
Dari studi yang pernah dilakukan di Amerika Serikat oleh The National Institute of Occupational Safety and Health pada tahun 1997 terungkap bahwa satu dari empat karyawan yang bekerja di lingkungan industri tersedia pada bahan beracun dan kanker. Lebih dari 20.000.000 karyawan yang bekerja di lingkungan industri setiap harinya menggarap bahan-bahan yang diketahui mempunyai resiko untuk menimbulkan kanker, penyakit paru, hipertensi dan gangguan metabolisme lain. Paling sedikit ada 390.000 kasus gangguan kefaalan yang terinduksi oleh dampak negatif lingkungan industri dan100.000 kematian karena sebab okupasional dilaporkan setiap tahun.
Indonesia saat ini mengalami transisi dapat terlihat dari perombakan struktur ekonomi menuju ekonomi industri, pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi yang meningkatkan jumlahnya, maka berubahlah beberapa indikator kesehatan seperti penurunan angka kematian ibu, meningkatnya angka harapan hidup ( 63 tahun ) dan status gizi. Jumlah penduduk terus bertambah, cara bercocok tanam tradisional tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Dengan kemampuan daya pikir manusia, maka manusia mulai menemukan mesin-mesin yang dapat bekerja lebih cepat dan efisien si dari tenaga manusia. Peristiwa ini mulai dikenal dengan penemuan mesin uap oleh James Waat.
Fase industri ini menimbulkan dampak yang sangat menyolok selain kemakmuran yang diperoleh juga exploitasi tenaga kerja, kecelakaan kerja, pencemaran lenigkungan, penyakit, wabah. Pencemaran udara yang disebabkan industri dapat menimbulkan asphyxia dimana darah kekurangan oksigen dan tidak mampu melepas CO2disebabkan gas beracun besar konsentrasinya dedalam atmosfirseperti CO2, H2S, CO, NH3, dan CH4. Kekurangan ini bersifat akurat dan keracunan bersifat sistemik penyebab adalah timah hitam, Cadmium,Flour dan insektisida .

4.      Masalah Air Bersih, Persampahan dan Sanitasi
Salah satu kebutuhan penting akan kesehatan lingkungan adalah masalah air bersih, persampahan dan sanitasi, yaitu kebutuhan akan air bersih, pengelolaan sampah yang setiap hari diproduksi oleh masyarakat serta pembuangan air limbah yang langsung dialirkan pada saluran/sungai. Hal tersebut menyebabkan pandangkalan saluran/sungai, tersumbatnya saluran/sungai karena sampah. Pada saat musim penghujan selalu terjadi banjir dan menimbulkan penyakit.
 Pengaruh air terhadap kesehatan dapat menyebabkan penyakit menular dan tidak menular. Perkembangan epidemiologi menggambarkan secara spesifik peran lingkungan dalam terjadinya penyakit dan wabah. Lingkungan berpengaruh pada terjadinya penyakit penyakit umpama penyakit malaria karena udara jelek dan tinggal disekitar rawa-rawa. Orang beranggapan bahwa penyakit malaria terjadi karena tinggal pada rawa-rawa padahal nyamuk yang bersarang di rawa menyebabkan penyakit malaria.
Mungkin ini yang belum pernah terpikirkan oleh sebaian besar masyarakat pedesaan kita yaitu kesehatan BAB dan Jambannya pun sangat penting untuk diperhatikan. Penyakit yang timbul akibat BAB dan jamban tidak sehat. jamban sendiri Merupakan tempat penampung kotoran manusia yang sengaja dibuat untuk mengamankannya, dengan tujuan:
§  Mencegah terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan yang berbahaya bagi manusia akibat pembuangan kotoran manusia.
§  Mencegah vektor pembawa untuk menyebarkan penyakit pada pemakai dan lingkungan sekitarnya
Lalat yang hinggap disampah dan dipermukaan air limbah atau tikus selokan yang masuk kedalam saluran air limbah dapat membawa sejumlah kuman penyebab penyakit. Bila lalat atau tikus tersebut menyentuh makanan atau minuman maka besar kemungkinan orang yang menelan makanan dan minuman tersebut akan menderita salah satu penyakit seperti yang tersebut diatas. Demikian pula dengan anak-anak kecil yang bermain atau orang dewasa yang bekerja didekat atau mengalami kontak langsung dengan air limbah dan sampah dapat terkena penyakit seperti yang tersebut diatas, terutama bila tidak membersihkan anggota badan terlebih dahulu.Air limbah dapat dikelompokkan kedalam 2 bagian, yaitu:
§  Air bekas yang berasal dari bak atau lantai cuci piring atau peralatan rumah tangga, lantai cuci pakaian dan kamar mandi
§  Lumpur tinja yang berasal dari jamban atau water closet (WC)
Tangki septic atau unit pengolahan air limbah terpusat diperlukan guna mengolah air limbah sebelum dibuang kesuatu badan air. Disamping untuk mencegah pencemaran termasuk diantaranya organisme penyebab penyakit, pengolahan air limbah dimaksudkan untuk mengurangi beban pencemaran atau menguraikan pencemar sehingga memenuhi persyaratan standar kualitas ketika dibuang kesuatu badan air penerima.
Sampah dan air limbah mengandung berbagai macam unsur seperti gas-gas terlarut, zat-zat padat terlarut, minyak dan lemak serta mikroorganisme. Mikroorganisme yang terkandung dalam sampah dan air limbah dapat berupa organisme pengurai dan penyebab penyakit. Penanganan sampah dan air limbah yang kurang baik seperti:
§  Pengaliran air limbah ke dalam saluran terbuka
§  Dinding dan dasar saluran yang rusak karena kurang terpelihara
Pembuangan kotoran dan sampah kedalam saluran yang menyebabkan penyumbatan dan timbulnya genangan akan mempercepat berkembangbiaknya mikroorganisme atau kuman-kuman penyebab penyakit, serangga dan mamalia penyebar penyakit seperti lalat dan tikus.
Suatu badan air seperti sungai atau laut mempunyai kapasitas penguraian tertentu. Bila air limbah langsung dimasukkan begitu saja kedalam badan air tanpa dilakukan suatu proses pengolahan, maka suatu saat dapat menimbulkan terjadinya pencemaran lingkungan. Pencemaran tersebut berlangsung bila kapasitas penguraian limbah yang terdapat dalam badan air dilampaui sehingga badan air tersebut tidak mampu lagi melakukan proses pengolahan atau penguraian secara alamiah. Kondisi yang demikian dinamakan kondisi septik atau tercemar yang ditandai oleh:
§  Timbulnya bau busuk
§  Warna air yang gelap dan pekat
§  Banyaknya ikan dan organisme air lainnya yang mati atau mengapung.
Dipandang dari segi lingkungan kesehatan, penyakit terjadi karena interaksi antara manusia dan lingkungan. Manusia memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. Udara, air, makanan, sandang, papan dan seluruh kebutuhan manusia harus diambil dari lingkungannya.
Akan tetapi proses interaksi manusia dan lingkungannya ini tidak selalu mendapat untung, kadang-kadang merugikan. Begitu juga apabila makanan atau minuman mengandung zat-zat berbahaya bagi kesehatan. Zat tersebut dapat berupa racun asli ataupun kontamunasi dengan mikroba patogen atau atau bahan kimia sehingga terjadinya penyakit atau keracunan.
Hal ini merupakan hubungan timbal balik antara aktivitas manusia dengan lingkungannya. Jadi dialam ini terdapat faktor yang menguntungkan manusia (eugenik) dan yang merugikan (disgenik). Usaha-usaha dibidang kesehatan lingkungan ditujukan untuk meningkatkan daya guna faktor eugenik dan mengurangi peran atau mengendalikan faktor disgenik. Secara naluriah manusia memang tidak dapat menerima kehadiran faktor disgenik didalam lingkungan hidupnya, oleh karena itu kita selalu berusaha memperbaiki keadaan sekitarnya sesuai dengan kemampuannya.
Sejalan dengan perkembangan ilmu dan tehnologi, lingkungan hidup akan berubah pula kualitasnya. Perubahan kualitas lingkungan akan selalu terjadi sehingga lingkungan selalu berada dalam keadaan dinamis. Hal ini disertai dengan meningkatnya pertumbuhan industri disegala bidang. Perubahan kualitas lingkungan yang cepat ini merupakan tantangan bagi manusia untuk menjaga fungsi lingkungan hidup agar tetap normal sehingga daya dukung kelangsungan hidup di bumi ini tetap lestari dan kesehatan masyarakat tetap terjamin.
Oleh karenanya perlu ditumbuhkan strategi baru untuk dapat meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat yakni setiap aktivitas harus:
a.       Didasarkan atas kebutuhan manusia.
b.      Ditujukan pada kehendak masyarakat.
c.       Direncanakan oleh semua pihak yang berkepentingan.
d.      Didasarkan atas prinsip-prinsip ilmiah.
e.       Dilaksanakan secara manusiawi.

2.3 Dampak Masalah Kesehatan Lingkungan
Dampak masalah lingkungan adalah perubahan lingkungan yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh adanya masalah pada suatu kegiatan. Perubahan mendasar ini meliputi tiga kelompok besar, yaitu:
(1). Perubahan akibat suatu kegiatan yang (secara kumulatif) menghilangkan identitas rona lingkungan awal secara nyata.
(2).  Perubahan akibat suatu kegiatan yang menimbulkan ekses nyata pada kegiatan lain di sekitarnya
(3).  Perubahan akibat suatu kegiatan yang menyebabkan suatu rencana tata ruang (SDA) tidak dapat dilaksanakan secara konsisten lagi.

Cara penentuan Dampak lingkungan adalah:
(1). Berdasarkan pengalaman empiris profesional (expert judgement)
(2). Perubahan dibandingkan dengan baku mutu lingkungan
(3).  Perubahan dibandingkan dengan sistem nilai, fasilitas, pelayanan sosial dan sumberdaya yang diperlukan.

Kriteria penentuan dampak penting adalah:
1.      Jumlah penduduk yang terkena dampak lingkungan
2.      Luas wilayah persebaran dampak lingkungan
3.      Lamanya dampak lingkungan berlangsung
4.      Intensitas dampak lingkungan
5.      Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak lingkungan
6.      Sifat kumulatif dampak lingkungan
7.      Reversibilitas /irreversibilitas  akibat dampak lingkungan.




Tingkat Pendugaan Dampak Lingkungan

Pola
Pendekat-an
Dasar
Metode
Manfaat
Peramal-an
Subyektif/
Intuitif
Spesifik
Eksplisit
Pandangan pakar
Analogi
Pendidikan bagi pe-ngambil keputusan, perencana dan ma-syarakat

Perkiraan
Kemungkinan
Konstan
Situasio-nal
Ekstrapolasi
Korelasi
Multi-regresi
Menentukan kecenderungan


Proyeksi
Menggam-barkan
kondisi
Konstan
Dampak
Korelasi
Model
Sensitivitas
Simulasi
Menentukan keperluan prasarana, sarana, pengendalian

Prospek
Eksplorasi
Imajinasi
Konstan
Obyektif
Analisis
Sistem
Menentukan ko-or-dinasi dalam kebi-jakan strategis dan alternatif.
Menaksir manfaat dan resiko Dampak

Perenca-naan
Norma
Otorisasi
Tunggal
Konstan
Sosekbud
Sistem
Model Statistik
Sintesis
Sistem

Pengambilan kepu-tusan terhadap alter-natif atas pertim-bangan:
1. Kelayakan
    ekonomis
2.Kemungkinan teknis
3. Kemampuan
    institusi
4. Kesesuaian
    lingkungan

Dampak Masalah Lingkungan :
Dampak pada lingkungan
• Kehancuran alam.
• Iklim mulai tidak stabil.
• Peningkatan permukaan laut.
• Suhu global cenderung meningkat.
• Gangguan ekologis.
• Terjadinya bencana alam.


Dampak sosial dan politik
• Munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian.
• Gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi.
• Menurunkan sistem pertahanan tubuh normal
Dampak pada tanaman
• Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit.
• klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis
Pada pelaksanan analisis dampak lingkungan maka kaitan antara lingkungan dengan kesehatan dapat dikaji secara terpadu artinya bagaimana pertimbangan kesehatan masyarakat dapat dipadukan kedalam analisis lingkungan untuk kebijakan dalam pelaksnaan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya lebih baik, walaupun aktivitas manusia membuat rona lingkungan menjadi rusak.
Hal ini tidak dapat disangkal lagi kualitas lingkungan pasti mempengaruhi status kesehatan masyarakat. Dari studi tentang kesehatan lingkungan tersirat informasi bahwa status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh faktor hereditas, nutrisi, pelayanan kesehatan, perilaku dan lengkungan.
Pada analisis dampak lingkungan yang merupakan pengkajian akan kemungkinan timbulnya perubahan lingkungan yang terjadi akibat kegiatan/proyek. Perubahan-perubahan lingkungan yang mencakup komponen biofisik dan sosio ekonomi dan melibatkan komponen dampak kesehatan masyarakat yang berada disekitar proyek.


PENGARUH TIDAK LANGSUNG TERHADAP KESEHATAN
Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan ada dua cara positif dan negatif. Pengaruh positif, karena didapat elemen yang menguntungkan hidup manusia seperti bahan makanan, sumber daya hayati yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraannya seperti bahan baku untuk papan, pangan, sandang, industi, mikroba dan serangga yang berguna dan lain-lainnya. Adapula elemen yang merugikan seperti mikroba patogen, hewan dan tanaman beracun, hewan berbahaya secara fisik, vektor penyakit dan reservoir penyebab dan penyebar penyakit.
Secara tidak langsung pengaruhnya disebabkan elemen-elemen didalam biosfir banyak dimanfaatkan manusia untuk meningkatkan kesejahteraanya. Semakin sejahtera manusia, diharapkan semakin naik pula derajat kesehatannya. Dalam hal ini, lingkungan digunakan sebagai sumber bahan mentah untuk berbagai kegiatan industri kayu, industri meubel, rotan, obat-obatan, papan, pangan, fermentasi dan lain-lainnya.

PENGARUH LANGSUNG TERHADAP KESEHATAN
Pengaruh langsung terhadap kesehatan disebabkan:
a. Manusia membutuhkan sumber energi yang diambil dari lingkungannya yakni makanan. Makanan yang harus tersedia sangat besar untuk kebutuhan manusia di dunia disamping masalah distribusi.
b. Adanya elemen yang langsung membahayakan kesehatan secara fisik seperti beruang, harimau, ular dan lain-lain.
c. Adanya elemen mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit (patogen). Mikroba ini digolongkan kedalam berbagai jenis seperti virus, ricketssia, bakteri, protozoa, fungi dan metazoa.
d. Adanya vektor yakni serangga penyebar penyebab penyakit dan reservoir agent penyakit. Vektor penyakit yang memegang peranan penting dalam penyebaran penyakit nyamuk, lalat, kutu, pinyal dan tungau.

2.4 Respons Masyarakat Terhadap Perubahan Lingkungan
Walaupun banyak minat tentang  lingkungan hidup manusia yang memuncak dalam konferensi internasional tentang Lingkungan Hidup manusia tahun 1972 di Stockholm masih relatif baru, namun sebenarnya  telah berlangsung sejarah yang panjang tentang respons praktis terhadap berbagai macam gangguan-gangguan lingkungan hidup.  Meskipun sebagian masya rakat perta¬nian kuno tampaknya telah mengalami penderitaan  yang diakibatkan oleh masalah erosi dan salinisasi, namun yang lainnya telah berhasil mengem¬bangkan pertanian berterras yang sangat produktif.  Penterasan, pengo¬lahan menurut garis kontur dan banyak praktek budidaya lainnya telah diadopsi dalam waktu yang lama untuk melestarikan sumber daya tanah dan air.
Pengelolaan lingkungan hidup pada hakekatnya merupakan upaya terpadu dalam hal-hal:
1.      Pemanfaatan
2.      Pengaturan
3.      Pemeliharaan
4.      Pengawasan
5.      Pengendalian
6.      Penyelamatan, dan
7.      Pengembangan, lingkungan hidup.
Pengelolaan lingkungna hidup merupakan suatu kesatuan mental dan upaya manusia untuk:
1.      Mengidentifikasi
2.      Mengorganisasi
3.      Mengklasifikasi
4.      Menganalisis, dan
5.      Mengevaluasi, sumberdaya alam dan lingkungan hidup guna mengambil keputusan berbuat paling tepat bagi manfaat manusia yang berkesinambungan.

2.5 Skala Kepentingan Dalam Pendugaan Dampak Lingkungan
Hasil-hasil dari program pembangunan wilayah yang luas (stasiun pembangkit, bendungan, jalan raya, dsb.) harus dievaluasi pada tiga skala waktu.
(a). Selama Masa Konstruksi, lingkungan terganggu oleh per alatan berat pembongkar tanah, kemah-kemah  dan jalan-jalan sementara untuk kerja proyek.  Bagi penduduk setempat, kualitas hidup terganggu oleh adanya debu dan kebisingan serta oleh adanya konflik-konflik sosial.
(b). Setelah selesainya pembangunan proyek,  rumput dan pe pohonan dita¬nam kembali, dan jalan-jalan dipadatkan.  Tetapi jelas bahwa  lingkungan baru telah tercipta sebagai konsekwensi dari penggenangan lembah, diversi sungai, relokasi jalur lalulintas atau pelepasan secara rutin  bahan polutan ke dalam udara dan air.
(c).Selama periode beberapa dekade, pembangunan proyek dapat menarik industri sekunder, dapat menyebabkan peningkatan populasi secara signifi¬kan, dan dapat menim-bulkan berbagai kegiatan manusia yang tidak dapat diantisipasi sebelumnya.  Setelah 50 tahun, pada saat  struktur-struktur orisinil  mungkin telah musnah, modifikasi lingkungan regional tampaknya jauh lebih penting daripada yang dibayangkan oleh pemrakarsa proyek.

2.6 Penanggulangan Terhadap Masalah Lingkungan
 • Menanam minimal 1 pohon perindang di halaman rumah.
• Tidak menggunakan kendaraan bermotor jika bepergian dekat. Kita bisa menggunakan sepeda.
• Masyarakat harus ikut serta dalam memberantas pembalakan liar dan megawasi lingkungan sekitar agar tidak ada yang merusaknya
• Tidak membuang sampah sembarangan.
• Melakukan daur ulang untuk barang-barang plastic atau kalengan untuk memperkecil terjadinya polusi tanah.
• Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.
• Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi kontribusi polutan udara



BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Lingkungan yang perlu dilestarikan supaya diperoleh keadaan yang seimbang antara manusia. Begitu banyak dampak yang ditimbulkan jika kita tidak memperhatikan keseimbangan alam yang digunakan sebagai tempat kehidupan.
Dampak negatif yang muncul berupa penyakit yang merugikan pada manusia seperti penyakit pernafasan, diare, kholera, thyphus, dysentri, polio, ascariasis dan lain-lain.
Dampak positif lingkungan terhadap kesehatan memperoleh sumber energi untuk kebutuhan hidup. Untuk pencegahan penyakit perlu dilakukan sanitasi terhadap lingkungan air, udara dan tanah, khususnya pengelolaan air minum dan air buangan secara terpadu.

                                    Saran
1. Kita harus menyadari akan pentingnya lingkungan bagi kelangsungan hidup kita. Mulai dari diri kita sendiri, lingkungan kita, dan akhirnya seluruh masyarakat akan menyadarinya.
2. Kita harus mengajak  semua generasi muda untuk melestarikan lingkungan sejak dini karena pelajaran yang mereka dapat sekarang akan mereka bawa sampai mereka dewasa dan merekapun akan mengajarkan pada generasi muda berikutnya untuk selalu melestariikan lingkungan. Lingkungan sangat penting bagi seluruh makhluk hidup.
3. Kita harus tahu apa yang kita lakukan berdampak baik atau buruk bagi lingkungan kita agar lingkungan kita tetap terjaga dan terhindar dari berbagai masalah lingkungan.
4. Kita tidak perlu menunggu terjadinya bencana untuk melestarikan lingkungan karena mencegah lebih baik daripada menanggulangi.


DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika.



http://malikmakassar.wordpress.com/2008/10/05/dampak-pencemaran-lingkungan-terhadap-kesehatan/