Jumat, 12 November 2010

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SENAM KEGEL PADA LANSIA

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP)
SENAM KEGEL PADA LANSIA


1. Pengertian
Senam Kegel adalah suatu latihan otot dasar panggul Puboccoccygeus (PC) atau Pelvic Floor Muscle yang digunakan untuk terapi pada seseorang yang tidak mampu mengontrol keluarnya urine.

2. Tujuan
a. Menguatkan otot-otot yang mengontrol aliran urine (air seni)
b. Mencegah prolaps uteri atau turunnya rahim (pada wanita)
c. Untuk mengatasi urgo incontinence / inkontinensia urgensi (keinginan berkemih yang sangat kuat sehingga tidak dapat mencapai toilet tepat pada waktunya)
d. Untuk meningkatkan kemampuan mengontrol dan mengatasi ejakulasi dini serta ereksi lebih lama pada pria
e. Mengencangkan oto-otot vagina pada wanita

3. Kebijakan
Dilakukan oleh seluruh mahasiswa keperawatan dan kebidanan yang akan melaksanakan praktik klinik.











4. Prosedur Latihan Senam Kegel

NO URAIAN BOBOT NILAI TTD

a.








b.










c.




































d.
Persiapan Alat :

1. Arloji
2. Matras/Karpet
3. Tape Recorder + lagu (pelengkap)
4. Ruangan yang nyaman, tenang

Persiapan Pasien dan lingkungan:

1. Pasien diberi penjelasan dan dianjurkan untuk buang air kecil dulu
2. Pasien dipersiapkan untuk mengikuti senam
3. Pasien dipersilahkan duduk diatas matras/karpet

Pelaksanaan :

1. Pasien dianjurkan untuk mengambil posisi duduk atau berbaring
2. Anjurkan pasien untuk mengontraksikan otot panggul dengan cara yang sama ketika menahan kencing (Pasien harus dapat merasakna otot panggul ) meremas uretra dan anus.
3. Bila otot perut atau pantat juaga mengeras maka pasien tidak berlatih dengan otot yang benar.
4. Putar musik/ lagu-lagu yang bernada lembut
5. Jika pasien sudah menemukan cara yang tepat untuk mengkontraksikan dalam hitungan (1-10) atau selama 10 detik, kemudian istirahat selama 10 detik
6. Lakukan latihan ini berulang-ulang sampai 10-15 kali per sesi
7. Latihan ini dilakukan 3 kali sehari.
8. Latihan Kegel hanya efektif bila dilakukan secara teratur dan baru terlihat hasilnya 8-12 minggu

Terminasi :

1. Setalah waktu latihan Senam Kegel sudah cukup, pasien diberitahu untuk mengakhiri latihan.
2. Pasien dipersilahkan untuk istirahat
3. Latihan senam kegel tidak perlu lama, asal rutin setiap minggunya.









STANDART OPERASIAL PROSEDUR
(SOP)
SENAM KEGEL PADA LANSIA
Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Gerontik










Disusun oleh :
Kelompok I
S 1 Keperawatan IV – A


STIKES PEMKAB JOMBANG
Jln. Dr. Soetomo No.75-77 Telp.0321-870214
2010

Daftar Nama Kelompok :

1. Dwi Amrita Hanum ( 070201008 )
2. Dwi Syafa’atin ( 070201009 )
3. Hafifah Parwaningtyas ( 070201014 )
4. M.Rizal Febrianto ( 070201019 )
5. Nova Nurmala ( 070201025 )
6. Reinha Raysa V. ( 070201031 )
































DAFTAR PUSTAKA

-

Minggu, 24 Oktober 2010

WATER SUPLAY

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Hampir dua juta anak di seluruh dunia meninggal setiap tahun karena penyakit yang berhubungan dengan air. Bukan itu saja sebagai pembunuh nomor dua setelah Infeksi Saluran Nafas Akut (ISPA), di Indonesia tiap menit ada 15 orang menderita diare, bahkan 35-50% balita di Indonesia mengalami penyakit yang berhubungan dengan air dan kebersihan lingkungan.
Pada hakekatnya kuantitas air di bumi tidak berubah namun ketersediannya sangat terbatas hanya kurang lebih 3% yang berupa air tawar. Dari jumlah persediaan air tawar yang ada di bumi hanya 0,26% yang dimanfaatkan, selebihnya tersimpan di kutub sebagai gunung es.
Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 220 juta jiwa, karena terletak di daerah katulistiwa, mempunyai curah hujan berlimpah, dimana total ketersediaan air tawarnya mencapai 6% dari total air tawar dunia. Tetapi penyebarannya tidak merata, karena tergantung dari kondisi geografi dan musim, serta penggunaannya juga bervariasi karena ketidakseimbangan kepadatan penduduk dan pembangunan ekonomi.
Berdasarkan data WHO tahun 1998, satu miliar penduduk miskin dunia mempunyai risiko tujuh kali lipat kemungkinan meninggal akibat infeksi, maupun kondisi perinatal dan maternal yang pada umumnya berkaitan langsung dengan lingkungan yang buruk dan air yang tercemar.
Saat ini banyak air tanah dan air permukaan terkontaminasi dengan logam berat, tercemar bahan organik, buangan industri, limpasan pengairan sawah yang mengansdung pestisida, maupun limbah domestik. Jumlah cemaran yang dibuang ke dalam air sering jauh melebih kapasitasnya untuk dapat dinetralisir. Kondisi ini sangat berpengaruh pada kualitas dan kuantitas air.




1.2 Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mempelajari air bersih
2. Mempelajari sumber-sumber air minum
3. Memahami persoalan terkait air
4. Mempelajari sumber pencemaran air
5. Mempelajari jenis polutan air
6. Mempelajari pengolahan air minum secara sederhana

1.3. Manfaat
Penyusun mengharapkan makalah ini bermanfaat :
- Bagi mahasiswa agar sebagai perawat nantinya bisa mengaplikasikan ilmu tersebut atau menerapkannya dalam memberikan asuhan keperawatan dengan baik dan benar.
- Bagi para pembaca, sebagai bahan bacaan dan referensi.
















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Sedangkan air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat maninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan makanan. Didalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60% berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80%.
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci (bermacam- macam cucian) dan sebagainya. Menurut perhitungan WHO di Negara-negar maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter/hari. Sedangkan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia tiap orang memerlukan air antara 30-60 liter/hari.
Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut, yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum (termasuk untuk masak) air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.
Agar air minum tidak menyebabkan penyakit, maka air tersebut hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan, setidaknya diusahakan mendekati persyaratan tersebut. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut :
a. Syarat Fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tidak berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara diluarnya, sehingga dalam kehidupan sehari-hari cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.

b. Syarat Bakteriologis
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen, adalah dengan memerikasa sampel (contoh) air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E.Coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.
c. Syarat Kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu di dalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia di dalam air, akan menyebabkan gangguan fisiologi pada manusia. Bahan-bahan atau zat kimia yang terdapat dalam air yang ideal antara lain sebagai berikut :

Jenis Bahan Kadar yang dibenarkan(mg/liter)
Fluor (F)
Chlor (Cl)
Arsen (As)
Tembaga (Cu)
Besi (Fe)
Zat Organik
Ph, (Keasaman)
CO2 1-1,5
250
0,05
1,0
0,3
10
6,5-9,0
0

Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan maka air minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam adalah dapat diterima sebagai air yang sehat, dan memenuhi ketiga persyaratan tersebut diatas, asalkan tidak tercemar oleh kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh karena itu, mata air atau sumur yang ada di pedesaan terus mendapatkan pengawasan dan perlindungan agar tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut.

Pada kebanyakan negara belum maju (LDC), sumber air umumnya berasal dari air permukaan (danau,sungai dan sebagainya). Lebih dari 90 % penduduk pedesaan di negara belum maju menggunakan air yang tidak nyaman dari penyakit. Keadaan ini beresiko brbagai penyakitseperti kolera ,tifus perut, disentri basil. Resiko dan kenyataan seolahberkejaran, penduduk tidak memiliki tempat buang air besar yang memadai, misalnya latrine, demikian juga pelayanan pengolahan sampah sera penyediaan air bersih. Kotoran manusia dan sampah rumah tangga dari 1 milyar masyarakat pedesaan dibuang dekat tempat tinggal .Keadaan tersebut memungkinkan penyebaran penyakit melalui tanah ,makanan, dan air yang tercemar.
Kebutuhan air sehat terlindungi telah merupakan kebutuhan pokok sehari-hari pada zaman modern ini. Setiap orang untuk keshatannya memerlukan air ± 60 liter/hari denga rincian 30liter untuk mandi, 15 liter untuk mencuci, dan 15 liter untuk minum, pengolahan makanan dan untuk BAB. Jumlah penggunaan air tergantung pada tingkat hidup manusia, misalnya di negara maju setiap orang membutuhkan air sebanyak 400 liter per hari ,sdangkan indonesia memprogramkan 150 liter/hari per orang pada kota sedang dan kecil. Untuk jakarta sebagai kota metropolitan persediaan air minum terlindung baru memenuhi kebutuhan 50 % warga kota, yaitu dalam bentuk air ledeng .Keadaannya akan lebih buruk di pedesaan ,dimana hanya 1,3 % penduduknya menikmati air bersih terlindung.

2.2 Sumber-Sumber Air Minum
Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum, diantaranya :
1. Air Hujan
Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minuam. Tetapi iar hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu, agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium didalamnya.
2. Air Sungai dan Danau
Menurut asalnya sebagian dari air sungai dan air danau ini juga dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau ini. Kedua sumber air ini sering juga disebut air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran, maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.
3. Mata Air
Air yang keluar dari mata air ini biasanya berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah. Oleh karena itu, air dari mata air ini, bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air minum langsung. Tetapi karena kita belum yakin apakah betul belum tercemar maka alangkah baiknya air tersebut direbus dahulu sebelum diminum.
4. Air Sumur Dangkal
Air ini keluar dari dalam tanah, maka juga di sebut air tanah. Air berasal dari lapisan air didalam tanah yang dangkal. Dalam nya lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke tempat yang lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat, karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu, perlu di rebus dahulu sebelum di minum.
5. Air Sumur Dalam
Air ini barasal dari lapisan air ke dua didalam tanah. Dalamnya dari permukaan tanah biasanya di atas 15 meter. Oleh karena itu, sebagian besar air sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum langsung (tanpa melalui proses pengolahan).

2.3 Persoalan Terkait Air
Ada dua persoalan utama yang berkaitan dengan air yaitu : kuantitas air dan mutu air
a. Kuantitas air
Siklus hidrologis memberikan cukup air tawar untuk memenuhi kebutuhan semua penduduk. Namun sesekali ada masanya saat musim kering yang luar biasa lamanya dapat menurunkan jumlah air yang tersedia untuk digunakan dibeberapa wilayah. Keseriusan masa kekeringan itu bergantung terutama pada lamanya. Dampak keseluruhannya terhadap komunitas dapat diubah dengan :
Jumlah air baru yang dihasilkan selama kekeringan. Saat kekurangan air tampaknya segera terjadi, masyarakat bersama pihak penyedia air perkotaan sering malakukan langkah-langkah untuk menghemat air.langkah-langkah tersebut dapat berkisar dari kepatuhan sukarela pada awal kekeringan terhadap pemberlakuan ketat kebijakan penghematan air ( misal menyiram tanaman dan kebun hanya pada hari-hari yang ditentukan atau tidak sama sekali ). Jika kekekringan semakin parah, pencucian mobil mungkin akan dilarang dan menyiram toilet dengan air yang cukup banyak mungkin tidak akan dianjurkan. Terkadang, kebiasaan untuk menghidangkan air bagi pelanggan restoran akan dihentikan kecuali pelanggan secara khusus memintanya.
b. Mutu air
Karena keterbatasan data, pengkajian terhadap mutu air keseluruhan sulit dilakukan dan bahkan tidak berguna. Tampaknya, mutu air bervariasi dari satu tempat ke tempat lain. Menurut Stewart, penurunan mutu air diakibatkan oleh empat penyebab :
a. Pertumbuhan penduduk menimbulkan peningkatan jumlah penduduk yang menghasilkan limbah.
b. Penyebarluasan dan bertambahnya pabrik kimia dan penggunaannya, terutama zat kimia organik sintesis.
c. Pengelolaan yang keliru terhadap produksi bruto dan pembuangan limbah berbahaya secra tidak bertanggung jawab.
d. Praktek pemanfaatan lahan yang ceroboh dan mengakibatkan mengalirnya polutan kedalam alur air.

2.4 Sumber Pencemaran Air
Pencemaran air mencakup segala perubahan fisik ataupun kimiawi di dalam air yang dapat membahayakan organisme hidup atau menyebabkan air tidak sesuai untuk kegunaan yang lain. Pencemaran sumber tunggal dan sumber ganda. Pencemaran sumber tunggal mengacu pada sumber tunggal yang teridentifikasikan yang membuang polutan kedalam air, misalnya pipa, parit, atau gorong-gorong. Contoh polutan semacam itu trmasuk pelepasan polutan dari pabrik atau instalasi pengelolahan limbah.
Pencemaran sumber ganda nencakup semua pencemaran yang terjadi malalui buangan, rembesan atau jatuhnya polutan kedalam air. Contohnya mencakup buangan kimia dari lahan pertanian, rembesan atau bocoran leachat dari landfill, dan hujan asam dari kedua sumber pencemaran ini, pencemaran sumber ganda merupakan masalah yang lebih besar karena seringkali sulit dilacak sumber pencemaran yang sebenarnya.

2.5 Jenis Polutan Air
Dua jenis polutan yang menjadi perhatian utama dalam bidang kesehatan masyarakat adalah polutan biologis dan polutan toksik atau beracun.
1. Polutan biologis
Ada dua jenis utama polutan biologis. Tipe pertama mencakup patogen seperti parasit, bakter, virus, dan mikroorganisme hidup yang tidak diinginkan. Patogen masuk kedalam air terutama melalui kotoran manusia dan binatang lainnya. Peristiwa ini terjadi jika pembuangan limbah tidak benar, misalnya membersihkan limbah atau kotoran dengan jerami atau air buangan dari lahan pertanian. Katagori kedua dari polutan biologis adalah pertumbuahn vegetasi air secara berlebihan. Ketidakseimbangan jenis ini biasanya disebabkan oleh polusi zat kimia yang memicu pertumbuhan vregetasi tersebut. Vegetasi semacam itu akan mengambil sebagian besar kandungan oksigen terlarut dan menjadikan air tidak sesuai untuk organisme hidup yang lain misalnya ikan.

2. Polutan toksik
Polutan toksik atau racun dapat dibedakan menjadi 3 kelompok.kelompok pertama mencakup zat kimia anorganik. Walaupun terbentuk secara alami,zat kimia tersebut akan menjadi polutan yang penting jika ditambang,diolah,dimurnikan,atau dipekatkan. Timbal adalah salah satu polutan anorganik toksik. Kelompok kedua mencakup radioaktif yang dapat masuk kedalam air jika tidak ditangani dengan benar. Kasus semacam itu banyak dilaporkan dari pangkalan militer dan pembangkit tenaga listrik.
Kelompok ketiga zat kimia beracun terdiri dari zat kimia organik sintetis. Zat kimia organik sintetis ini dibuat manusia untuk berbagai keperluan. Zat tersebut mencakup solven industri,misalnya pestisida,DDT (Dikloro Fenil Trikloroetilen) dan lain-lain. Zat kimia beracun ini juga ditemukan dalam tinta,cat,lem,zat lilin dan semir.

2.6 Pengolahan Air Minum Secara Sederhana
Seperti yang disebutkan didalam uraian yang terdahulu, bahwa air minum yang sehat harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu. Sumber-sumber air minum pada umumnya di daerah pedesaan khususnya tidak terlindung (protected) ,sehingga air tersebut tidak atau kurang memenuhi persyaratan kesehatan. Untuk itu perlu pengolahan terlebih dahulu. Ada beberapa cara pengolahan air minum antara lain sebagai berikut :
1. Pengolahan secara alamiah.
Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan (storage) dari air yang diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti air danau, air kali, air sumur dan sebagainya.Didalam penyimpanan ini air di biarkan untuk beberapa jam ditempatnya. Kemudian akan terjadi kongulasi dari zat-zat yang terdapat di dalam air, dan akhirnya terbentuk endapan. Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada di dalam air akan ikut mengendap.
2. Pengolahan air dengan menyaring.
Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan kerikil, ijuk dan pasir. Lebih lanjut akan di uraikan kemudian. Penyaringan pasir dengan teknologi tinggi dilakukan oleh P.A.M. (perusahaan air minum) yang hasilnya dapat dikonsumsi umum.
3. Pengolahan air dengan menambahkan zat kimia.
Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam, yakni zat kimia yang berfungsi untuk kongulasi, dan akhirnya mempercepat pengendapan, (misalnya tawas). Zat kimia yang kedua adalah berfungsi untuk menyuci hamakan (membunuh bibit penyakit yang ada di dalam air, misalnya chlor).
4. Pengolahan air dengan mengalirkan udara
Tujuan utamanya adalah untuk mehilangkan rasa serta bau yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tidak diperlukan, misalnya CO2 dan juga menaikkan derajat keasaman air.
5. Pengolahan air dengan memanaskan sampai mendidihkan.
Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil, misalnya untuk kebutuhan rumah tangga. Dilihat dari segi konsumernya, pengolahan air pada prinsipnya dapat digolongkan menjadi 2 yakni :
1. Pengolahan Air Minum Untuk Umum.
a. Penampungan air hujan
Air hujan dapat ditampung dalam suatu dam (danau buatan), yang dibangun berdasarkan partisipasi masyarakat setempat. Semua air hujan dialirkan ke danau tersebut melalui alur-alur air. Kemudian di sekitar danau tersebut dibuat sumur pompa atau sumur gali untuk umum. Air hujan juga dapat ditampung dengan bak-bak ferosemen, dan disekitarnya dibangun atap-atap untuk mengumpulkan air hujan. Disekitar bak tersebut dibuat saluran-saluran keluar untuk pengambilan air untuk umum.
Air hujan, baik yang berasal dari sumur (danau) dan bak penampungan tersebut secara bakteriologik belum terjamin, untuk itu maka kewajiban keluarga-keluarga untuk memasaknya sendiri, misalnya dengan merebus air tersebut.
b. Pengolahan air sungai.
Air sungai di alirkan kedalam suatu bak penampung I, melalui saringan kasar yang dapat memisahkan benda-benda padat dalam partikel besar. Bak penampung I tadi di beri saringan yang terdiri dari ijuk pasir, kerikil dan sebagainya. Kemudian air dialirkan ke bak penampung II di sini di bubuhkan tawas dan chlor. Dari sisni baru dialirkan ke penduduk sendiri langsung ketempat itu. Agar bebas dari bakteri, bila air akan diminum masih memerlukan direbus terlebih dahulu.
c. Pengolahan Mata air.
Mata air yang secar alamiah timbul di desa-desa perlu di kelola dengan melindungi sumber mata air tersebut, agar tidak tercemar oleh kotoran. Dari sini air tersebut dapat di alirkan kerumah-rumah penduduk melalui pipa-pipa bambu, atau penduduk dapat langsung mengambilnya sendiri ke sumber yang sudah terlindung tersebut.
2. Pengolahan Air Untuk Rumah Tangga.
a. Air Sumur.
Air sumur pompa, terutama air sumur pompa dalam sudah cukup memenuhi persyaratan kesehatan. Tetapi sumur pompa ini di daerah pedesaan masih mahal, di samping itu, teknologi masih dianggap tinggi untuk masyarakat pedesaan adalah sumur gali. Agar air sumur pompa gali ini tidak tercemar oleh kotoran di sekitarnya, perlu adanya syarat-syarat sebagai berikut :
- Harus ada bibir sumur, agar bila musim hujan tiba, air tanah tidak akan masuk ke dalamnya.
- Pada bagian atas kurang lebih 3 m dari permukaan tanah harus di tembok, agar air dari atas tidak dapat mengotori air sumur.
- Perlu diberi lapisan kerikil di bagian bawah sumur tersebut untuk mengurangi kekeruhan.
Sebagi pengganti kerikil, ke dalam sumur ini dapat di masukkan suatu zat yang dapat membentuk endapan, misalnya aluminium sulfat (tawas).
Membersihkan air sumur yang keruh ini dapat dilakukan dengan menyaringnya dengan saringan yang dapat dibuat sendiri dari kaleng bekas.
b. Air Hujan.
Kebutuhan rumah tangga akan air dapat pula dilakukan melalui penampungan air hujan. Tiap-tiap keluarga dapat melakukan penampungan air hujan dari atapnya masing-masing melalui aliran talang. Pada musim hujan hal ini tidak jadi masalah. Untuk mengatasi keluarga memerlukan tempat penampungan air hujan yang lebih besar agar mempunyai tandon (storage) untuk musim kemarau.

2.7 Jenis penyakit
Saat ini telah diidentifikasi sebanyak 37 penyakit yang berhubungan dengan air, dan digolongkan ke dalam beberapa golongan diantaranya, diare, typhus, cholera, disentri, hepatitis A dan E, penyakit infeksi kulit, scabies, lepra, frambusia, penyakit schistosomiasis, yang di Indonesia hanya terdapat pada penduduk disekira danau Lindu Sulawesi Tengah.
Sedangkan penyakit yang ditularkan oleh vektor yang sebagian atau seluruh perindukannya berada di air, yaitu malaria, filaria dan demam berdarah (DHF). Penyakit-penyakit tersebut terdapat di Indonesia dan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, yang sampai saat ini terus diupayakan pencegahan dan pemberantasannya.
Masalah kesehatan lain yang berhubungan dengan air dan perlu mendapat perhatian serius adalah akibat modern hazard (modernisasi) seperti air minum yang tercemar limbah industri, dan sebagai akibat penggunaan pestisida dan herbisida pada sektor pertanian, serta penggunaan merkuri secara tidak terkendali pada penambangan emas liar yang timbul diberbagai daerah.
Untuk meningkatkan cakupan air bersih, kata Sujudi, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah melalui pembangunan berbagai sarana penyediaan air bersih,saran kebersihan lingkunan dan upaya pengamanan kualitas air, walaupun untuk saat ini hasilnya masih belum seperti yang diharapkan. Upaya yang telah dilakukan diantaranya dengan membangun laboratorium pemeriksaan kualitas air untuk pemeriksaan parameter bakteriologis dan parameter kimia terbatas, selain BalaiTeknis kesehatan lingkungan (BTKL) yang kini sudah ada di 10 lokasi di Indonesia.
Dalam upaya memberdayakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), selaku perusahaan penyedia air bersih yang memenuhi syarat kesehatan untuk masyarakat, Depkes dan Kessos telah bekerjasama dengan pemerintah Jerman (GTZ) untuk memberikan bantuan teknis pada PDAM dibeberapa daerah di Indonesia yang kinerjanya kurang baik.

2.8 Keuntungan Bila Banyak Air.
Ada suatu cara sederhana untuk mengetahui apakah anda cukup minum air.Perhatikan warna urine anda .Jika hanya sedikit dan berwarna pekat ,tubuh anda kekurangan suplai air. Ini terutama urine anda berbau tajam .Sebaliknya jika anda mengeluarkan jumlah air yang banyak dan warnanya jernih, pemasukan cairan anda kemungkinan telah cukup memadai.
Sebagaimana anda akan lebih mudah mencuci dan mandi bila tersedia banyak air, demikian juga beban ginjal sangat berkurang bila anda memberinya air yang sangat banyak untuk mencuci kotoran (sampah) tubuh anda. Minum air yang banyak membantu tubuh anda melaksanakan pekerjaannya dengan lebih efisien dan dengan upaya yang lebih kecil. Sebaliknya ,setiap saat tubuh anda terpaksa menahan air ,maka iya cenderung bekerja lebih keras.
Sembelit adalah suatu masalah umum yang dialami jutaan orang karena tidak minum cukup air .Tinja mereka jadi keras dan kering gantinya lembek dan berair.
Bila anda minum banyak air, tubuh akan berkeringat dengan bebas dan air yang menguap dari kulit membuat anda tetap sejuk karena keringat juga mengeluarkan sampah-sampah tubuh, kulit juga disebut sebagai ginjal ketiga .Sampah yang terkumpul pada kulit harus dibuang secara teratur dengan mandi, kalau tidak itu akan diserap kembali.
Bila air tubuh kurang karena tidak cukup minum ,sebagian dari sampah itu akan dibuang melalui nafas. Akibatnya nafas akan jadi bau. Minum banyak air juga akan membantu mencegah infeksi ginjal dan kandung kemih serta pembentukan batu kandung kemih dan ginjal.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Sedangkan air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Pencemaran air mencakup segala perubahan fisik ataupun kimiawi di dalam air yang dapat membahayakan organisme hidup atau menyebabkan air tidak sesuai untuk kegunaan yang lain. Pencemaran sumber tunggal dan sumber ganda. Pencemaran sumber tunggal mengacu pada sumber tunggal yang teridentifikasikan yang membuang polutan kedalam air, misalnya pipa, parit, atau gorong-gorong. Contoh polutan semacam itu trmasuk pelepasan polutan dari pabrik atau instalasi pengelolahan limbah.
Saat ini telah diidentifikasi sebanyak 37 penyakit yang berhubungan dengan air, dan digolongkan ke dalam beberapa golongan diantaranya, diare, typhus, cholera, disentri, hepatitis A dan E, penyakit infeksi kulit, scabies, lepra, frambusia, penyakit schistosomiasis, yang di Indonesia hanya terdapat pada penduduk disekira danau Lindu Sulawesi Tengah.

3.2 Saran
Bagi mahasiswa, sebagai perawat nantinya bisa mengaplikasikan ilmu ini atau menerapkannya dengan baik dan benar.




DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika.
James, McKenzie. 2007. Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Pruss, A. 2005. Pengelolaan Aman Limbah Layanan Kesehatan. Jakarta : EGC.
Sumijatun. 2006. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC.

Kamis, 30 September 2010

KEGEL EXERCISE UNTUK LANSIA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Inkontinensia urin merupakan salah satu keluhan utama pada penderita lanjut usia. Sepeti halnya dengan keluhan pada suatu penyakit, bukan merupakan diagnosis, sehingga perlu dicari penyebabnya (Brocklehurst dkk. 1987 ).
Variasi inkotinensia urin meliputi dari kadang-kadang keluar atau hanya beberapa tetes urin saja, sampai benar-benar banyak, bahkan disertai juga inkontinensia alvi. Inkotinensia dapat merupakan faktor tunggal yang menyebabkan seorang lanjut usia dirawat, karena sudah tidak teratasi oleh penderita sendiri maupun keluarga atau orang yang merawatnya.
Prevalensi meningkat dengan bertambahnya umur, lebih bamyak didapat pada wanita dan pada penderita-penderita lanjut usia yang dirawat di bangsal akut.
Inkotinensia mempunyai kemungkinan besaruntuk disembuhkan, terutama pada penderita dengan mobilitas dan status mental yang cukup baik. Bahkan bila tidak dapat diobati sempurna, inkotinensia selalu dapat diupayakan lebih baik, sehingga kualitas hidup penderita meningkat dan meringankan beban yang merawat. Karena umumnya orang lanjut usia merasa segan dan frustasi serta malu untuk membicarakan inkotinensia yang diderita, penting ditanyakan secara khusus dalam asesmen dan bila ada, dimasukkan sebagai problem medik yang potensial untuk dapat diatasi.
Pengelolaan dari inkotinensia urin dimulai antara antara lain dengan membedakan apakah secara garis besar penyebabnya dari segi urologik atau masalah neurologik. Kemudian penting untuk diketahui apakah inkotinensia terjadi secara akut atau kronik/persisten. Inkotinensia akut biasanya reversibel, berhubungan dengan penyakit-penyakit akut yang sedang diderita, dan akan baik lagi jika penyakit-penyakit tersebut sudah disembuhkan. Sedang pengobatan yang optimal dari inkotinensia yang persisten tergantung pada tipe inkotinensia yang diderita.
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kegunaan dari kegel exercise pada lansia
1.2.2. Tujuan Khusus
1.Untuk mengetahui tujuan dari kegel exercise pada lansia
2.Untuk mengetahui persiapan serta pendekatan umum dalam kegel exercise
3. Untuk mengetahui langkah-langkah dan kombinasi dari kegel exercise

1.3 Manfaat
Memberikan informasi kepada pembaca secara detail mengenai Kegel Exercise




















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tipe inkotinensia yang sering dialami lansia
Inkotinensia stres adalah hilangnya kontrol disengaja air seni yang terjadi pada saat yang sama tekanan perut meningkat seperti pada batuk atau bersin. Hal itu terjadi ketika otot-otot dasar panggul menjadi lemah.
Inkotinensia urin tipe stres ditandai dengan keluarnya urin diluar pengaturan berkemih, biasanya dalam jumlah sedikit, akibat peningkatan tekanan intra-abdominal. Misalnya saat bersin, tertawa atau olahraga. Inkotinensia ini banyak didapat pada wanita lanjut usia. Kadang terjadinya tidak terlalu sering, dan urin yang keluar hanya sedikit dan tidak terlalu berpengaruh pada kualitas kehidupan penderita serta tidak membutuhkan pengobatan khusus. Tetapi juga dapat sedemikian banyak dan mengganggu, sampai dibutuhkan tindakan pembedahan untuk mengatasinya. Seperti sudah disinggung diatas, peristiwa seperti ini seringkali berkenaan dengan kelemahan jaringan sekitar muara kandung kemih dan uretra. Hilangnya pengaruh estrogen dan seringnya melahirkan dengan disertai tindakan pembedahan merupakan salah satu faktor predisposisi. Obesitas dan batuk kronik juga sering memegang peranan.
Inkotinensia urin tipe stres jarang pada laki-laki. Dapat terjadi setelah mengalami operasi lewat uretra(trans-uretal) atau misalnya akibat terapi radiasi yang merusak struktur jaringan dari sfingter. Beberapa hal khusus yangdianjurkan untuk inkotinensia tipe stres, misalnya :
• Latihan otot-otot dasar panggul
• Latihan penyesuaian berkemih
• Obat-obatan untuk merelaksasi kandunh kemih dan estrogen
• Tindakan pembedahan memperkuat muara kandung kemih
Dengan pengecualian inkotinensia fungsional, sebagian besar kasus inkotinensia hampir selalu pulih dengan latihan. Ada berbagai metode tetapi fokusnya biasanya pada penguatan atau pelatihan kembali kandung kemih. Studi menunjukkan bahwa latihan tersebut sangat efektif, bahkan untuk pemilihan seorang pria dari operasi untuk kanker prostat.
Untuk pasien inkotinensia yang berada di ruang perawatan, ingatkan secara teratur untuk buang air kecil dan memeriksa kekeringan yang mungkin diperlukan untuk meningkatkan pelatihan kandung kemih. Sebagai tip tambahan, bagi orang tua dengan inkotinensia parah, jaga toilet dekat tempat tidur dan cegah dari cedera jatuh serta tinngkatan kenyamanan umum.
Latihan kegel sangat bermanfaat untuk kondisi berikut :
1. Inkotinensia Stress
Beberapa ahli percaya bahwa latihan kegel harus menjadi pengobatan utama untuk inkotinensia sters.
2. Inkotinensia Urgensi
Kegel juga dapat membantu untuk urge incontinence dalam kasus-kasus yang tidak disebabkan oleh kerusakan saraf. Dalam sebuah penelitian, 85% wanita dilaporkan puas terhadap program ini.

2.2 Kegel Exercise For Elderly (Latihan Kegel Untuk Lansia)
Latihan ini didesain oleh Arnold Kegel untuk mengurangi stress incontinence – yaitu keluarnya air seni ketika menimbulkan tegangan pada satu anngu(set) otot (disebut otot PC) disekitar daerah panggul. Dr Kegel pertama kali mengembangkan latihan-latihan ini untuk membantu wanita sebelum dan setalah melahirkan. Tegangan itu terjadi ketika bersin, batuk, tertawa atau melakukan latihan jasmani. Ini merupakan keluhan yang umum dan amat memalukan bagi banyak wanita. Kumpulan otot ini merupakan bagian dari rangkaian otot yang berangkai dari tulang panggul sampai tulang ekor. Seperti otot lain, otot ini dapat kehilangan kekuatannya jika tidak dilatih secara teratur. Selaisarn mengakibatkan keluarnya air seni, kendurnya otot PC juga dapat memperbesar kemungkinan prolap sus rahim (yaitu jatuhnya rahim dalam arti harfiah ke dalam vagina).
Hal yang paling sulit dalam latihan jasmani Kegel adalah memnemukan otot tetsebut terlebih dahulu. Hal tersulit kedua adalah mengingat untuk melakukan latihan tersebut secara teratur. Agar dapat mendatangkan manfaat, latihan ini perlu dilakukan secara teratur dalam porsi-porsi kecil sepanjang hari. Dianjurkan melakukan lima sampai sepuluh kali setiap hari, setelah dua bulan akan melihat perbedan yang nyata.
Seorang fisioterapi yang mengajarkan latihan ini menegaskan ”Kami mengatakan pada pasien kami untuk melakukannya setiap kali mereka berada di dekat air karena aliran air acapkali membuat ingin buang air seni dan mengingatkan bahwa perlu dilakukan”.
Latihan kegel mengencangkan dan memegang otot di dasar panggul untuk mengontrol rahim, usus, dan kandung kemih. Dengan memperkuat otot panggul, dapat mengontrol inkontinensia, masalah umumnya di usia tua. Dengan sedikit latihan, siapapun dapat melakukan latihan Kegel.

2.3 Tujuan kegel exercise
Untuk menguatkan otot rangka pada dasar panggul, sehingga memperkuat fungsi sfingter eksternal pada kandungkemih. Latihan otot dasar panggul ini diperkenalkan oleh Kegel untuk pasca melahirkan. Latihan ini terus dikembangkan dan dilakukan pada lansia yang mengalami masalah inkotinensia stres.

2.4 Persiapan
• Hanya dapat dilakukan pada klien yang fungsi kognitifnya masih baik.
• Keberhasilan terletak pada keinginan dan kedisiplinan klien.
• Beri motivasi untuk melakukan latihan.

2.5 Pendekatan umum belajar dan berlatih latihan kegel adalah sebagai
berikut :
a. Karena otot kadang-kadang sulit untuk diperiksa, metode terbaik adalah pertma-tama belajar saat kencing. Pasien mulai buang air kecil dan kemudian otot di daerah panggul berkontraksi dengan niat untuk memperlambat atau menghentikan aliran urin. Perempuan harus mengontraksikan otot-otot vagina juga. Mereka dapat mendeteksi ini dengan memasukkan jari dalam vagina ketika mengencangkan dinding vagina, otot-otot panggul sedang berkontraksi dengan benar.
b. Sebuah pendekatan alternatif untuk memeriksa otot-otot yang digunakan dalam kontraksi Kegel dengan merasakan kemudian memeras dan mengangkat otot-otot rektum yang digunakan buang gas. (Sekali lagi, perempuan harus mengontraksikan otot-otot vagina juga.)
c. Pasien harus menempatkan tangan mereka di perut mereka, paha, dan bokong, untuk memastikan tidak ada gerakan di daerah ini selama berolahraga.
d. Untuk mencapai keberhasilan, beberapa ahli menyarankan melakukan dua latihan yang memiliki waktu yang berbeda untuk memegang dan pelepasan kontraksi. Keduanya harus dilakukan secara teratur.
e. Metode pertama digunakan untuk memperkuat panggul. Pasien perlahan mengangkat otot-otot dan mempertahankan selama 5 detik kemudian melepas. Ada 10 detik untuk kontraksi.
f. Metode kedua adalah sebuah kontraksi cepat dan lepaskan. Tujuan dari latihan ini adalah untuk belajar menghentikan air seni dengan cepat.
g. Secara umum, pasien harus melakukan lima sampai lima belas, tiga sampai lima kali sehari.

2.6 Memulai Kegel Exercise
1. Langkah pertama dalam menyempurnakan teknik Kegel adalah menemukan otot panggul. Cara termudah untuk menemukannya adalah dengan menghentikan aliran urin saat sedang berkemih. Memulai dan menghentikan urin saat kandung kemih penuh dapat membuat otot lemah dan dapat mennyebabkan infeksi saluran kemih.
Teknik lain untuk menemukan otot yang benar adalah dengan memasukkan jari di vagina dan meremas sehingga merasakan kontraksi di jari. Jika vagina dan otot-otot dasar panggul kencang dan kemudian turun saat melepaskan jari dan masukkan ke anus untuk membantu mengidentifikasi otot panggul.
2. Melakukan kegel dengan benar. Latihan kegel sebaiknya dilakukan sambil duduk atau berbarin. Pertahankan otot panggul dan tahan selama 3 detik, lalu kendurkan tiga detik. Ulangi 10 kali. Ketika sudah merasa ini mudah, pindah ke kontraksi empat detik dan istirahat, dan terus tingkatkan waktu sampai dapat kontrak dan rileks selama 10 detik. Ulangi 10 set Kegel tiga kali sepanjang hari untuk hasil terbaik. Bagian terbaik adalah bahwa tidak ada yang tahu saat melakukan kegel, sehingga Kegel dapat dilakukan dimana saja. Kegel mungkin bentuk latihan yang paling mudah untuk dilakukan sehari-hari. Hasil dari latihan bisa dilihat setelah 8 sampai 12 minggu latihan terus-menerus. Sama seperti bentuk latihan lain, kegel akan terus menguntungkan selama dilakukan.
3. Untuk yang kesulitan melakukan Kegel Exercise. Latihan Biofeedback mungkin dapat membantu jika mengalami kesulitan melakukan latihan Kegel. Hal ini dilakukan oleh seorang profesional terlatih yang akan menempatkan alat monitor kecil disekitar vagina atau uretra. Mereka akan meminta untuk mengkontraksikan otot panggul dan monitor akan menunjukkan kontraksi otot yang benar serta berapa lama mempertahankan kontraksi.
4. Metode lain menggunakan stimulasi listrik untuk menstimulasi otot-otot yang tepat untuk kontraksi, menunjukkan otot-otot yang harus kontraksi. Setelah ini, diulang beberapa kali kemungkinan besar akan dapat melakukan latihan tanpa bantuan. Ini adalah prosedur bebas rasa sakit tetapi jarang digunakan dan hanya bagi mereka yang tidak bisa belajar dengan menggunakan metode sederhana.

2.7 Kombinasi Latihan Kegel dan Pelatihan Kandung Kemih
Mungkin pendekatan ini baik untuk setiap bentuk inkontinensia, ini merupakan kombinasi dari latihan kegel dan pelatihan kandung kemih. Dalam sebuah penelitian, wanita yang menggunakan kombinasi pendekatan ini mengalami penurunan 50% rata-rata di episode inkontinensia, dengan hampir 40% dari mereka mencapai kontinensia lengkap. Studi juga melaporkan bahwa antara 50-75% dari pasien yang hanya melakukan latihan Kegel mengalami peningkatan substansial dalam gejala mereka, termasuk orang tua yang memiilki masalah selama bertahun-tahun.
Penelitian 2006 menunjukkan bahwa latihan Kegel sangat membantu bagi perempuan usia 40-50 yang menderita inkontinensia sterss. Para perempuan berpartisipasi dalam program latihan diawasi selama 3 bulan. Latihan otot panggul (Kegel). Kegel dirancang untuk memperkuat otot-otot dasar panggul yang mendukung kandung kemih dan menutup sfingter.

2.8 Terapi Magnetik untuk inkontinensia stres
Terapi magnet merangsang otot-otot panggul secara otomatis, dengan melakukan latihan kegel sebagai berikut :
a. Para pasien tetap berpakaian lengkap dan duduk di kursi khusus selama perawatan
b. Sangat terfokus medan magnet menembus daerah panggul untuk merangsang saraf
c. Sesi 2 kali seminggu selama sekitar 6 minggu, meskipun mungkin memerlukan waktu lebih dari 8 minggu untuk membangun otot-otot















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
• Inkontinensia urin merupakan salah satu keluhan utama pada penderita lanjut usia.
• Inkotinensia stres adalah hilangnya kontrol disengaja air seni yang terjadi pada saat yang sama tekanan perut meningkat seperti pada batuk atau bersin. Hal itu terjadi ketika otot-otot dasar panggul menjadi lemah.
• Latihan kegel sangat bermanfaat untuk kondisi berikut :
Inkotinensia Stress
Inkotinensia Urgensi
• Kombinasi latihan kegel dan pelatihan kandung kemih serta terapi magnetik sangat efektif untuk mengurangi inkotinensia pada lansia.
• Untuk menyempurnakan latihan kegel diperlukan teknik kegel yang benar.

3.2 Saran
• Pada lansia, semua organ tubuh mengalami penurunan, pada khususnya pada sisitem perkemihan. Lansia kerap mengalami inkontonensia, sehingga kegel exercise dapat membantu dalam dalam kejadian inkontinensia.
• Kegel exercise baik dilakukan dengan rutin.








DAFTAR PUSTAKA

Darmojo,Boedhi.R,dkk.2006.Giatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut.Edisi 3.Jakatra: FKUI
http: //www.ehow.com/
htpp://www.healthcentral.com/incontinente/treatment-000050_12-145.html
Mackenzie,Raewyn.1995.Menopause.Tuntutan Praktis Untuk Wanita. Jakarta: Arcan
Maryam,Siti.R.dkk.2008.Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.Jakarta: Salemba Medika

Senin, 27 September 2010

PERMASALAHAN YANG MUNGKIN TIMBUL PADA USIA KEHAMILAN TRIMESTER 3

PERMASALAHAN YANG MUNGKIN TIMBUL PADA USIA KEHAMILAN TRIMESTER 3


1.1 Latar Belakang
Trimester III kehamilan dimulai dari usia hamil 25 minggu s/d kelahiran. Selama periode ini banyak hal-hal yang kurang nyaman Trimester II tetap berlanjut. Akibat pertumbuhan janin, maka organ sekitarnya mendapat tekanan sehingga memperburuk keadaan serta menimbulkan keluhan baru. Sementara itu ukuran janin dan posisinya tekadang membuat bumil merasa tidak nyaman dan susah tidur, ditambah lagi dengan lelah akibat membawa tambahan bobot tambahan sampai bayi dilahirkan.
Tidak semua wanita mengalami semua ketidaknyamanan yang umum muncul selama kehamilan, tetapi banyak wanita mengalaminya dalam tingkat ringan hingga berat. Bebasnya seorang wanita dari ketidaknyamanan tersebut dapat membuat perbedaan signifikan terhadap cara wanita memandang pengalaman kehamilannya. Aspek fisiologis,anatomis dan psikologis yang mendasari setiap ketidaknyamanan (jika diketahui) dijelaskan untuk merangsang pikiran ibu hamil mencari upaya lebih lanjut untuk mengatasinya. Cara mengatasi ketidanyamanan ini didasarkan pada gejala yang muncul.


1.2 Pembahasan
1. Pembesaran perut.
Rahim terus membesar, sampai ke 36 ukuran uterus mencapai pinggir bagian bawah tulang iga teredah pada dada. Pembesaran perut sering membuat puser/udel jadi menonjol.

2. Nyeri perut kiri atas (Heartburn).
Heartburn sering dialami oleh bumil, terutama di TM III. Akibat pertumbuhan janin, rahim akan mendorong lambung, sehingga mengakibatkan mengalirnya asam lambung kearah kerongkongan dan menimbulkan rasa nyeri terutama setelah makan.
Perubahan kadarhormon bisa memperlambat proses pencernaan dan merelaksasi otot lambung sehingga asam lambung keluar ke kerongkongan dan menimbulkan sensasi heartburn spt diatas. Sehingga dianjurkan bumil untuk menghindari makanan yang pedas. berminyak dan goring-gorengan, serta makan dalam porsi kecil-kecil dan sering. Setelah makan dianjurkan posisi tetap tegak (jangan berbaring), untuk mencegah terjadinya aliran balik makanan dari lambung ke kerongkongan.

3. Pembesaran payudara.
Diakhir kehamilan payudara semakin membesar guna mempersiapkan proses ngASI. Pertambahan jaringan payudara bisa mencapai 1.4 kg, sehingga menimbulkan rasa nyeri dan tdk nyaman. Dianjurkan untuk memakai bra khusus untuk mensuport payudara. Payudara juga bisa mengeluarkan kolustrum (ASI awal), sehingga dianjurkan untuk memasang pada khusus didalam bra, agar asi nggak berceceran kemana2.

4. Nyeri dan sakit.
Akibat lain dari pembesaran raim adalah nyeri di bagian perut, selangkangan dan paha. Tekanan kepala bayi, penambahan BB, dan longgarnya sendi akibat hormon juga dapat menyebabkan sakit pinggang dan tuling-tulang panggul.
Nyeri punggung bawah (Nyeri pinggang) merupakan nyeri punggung yang terjadi pada area lumbosakral. Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat intensitasnya seiring pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut dan postur tubuhnya.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang membesar. Jika wanita tersebut tidak memberi perhatian penuh terhadap postur tubuhnya maka ia akan berjalan dengan ayunan tubuh kebelakang akibat peningkatan lordosis. Lengkung ini kemudian akan meregangkan otot punggung dan menimbulkan rasa sakit atau nyeri. Masalah memburuk apabila wanita hamil memiliki struktur otot abdomen yang lemah sehingga gagal menopang berat rahim yang membesar. Tanpa sokongan, uterus akan mengendur.
Kondisi yang membuat lengkung punggung semakin memanjang. Kelemahan otot abdomen lebih sering terjadi pada wanta grande multipara yang tidak pernah melakukan latihan untuk memperoleh kembali struktur otot abdomen normal. Nyeri punggung juga bisa disebabkan karena membungkuk yang berlebihan, berjalan tanpa istirahat, angkat beban, hal ini diperparah apabila dilakukan dalam kondisi wanita hamil sedang lelah. Mekanika tubuh yang tepat saat mengangkat beban sangat penting diterapkan untuk menghindari peregangan otot tipe ini. Berikut ini adalah dua prinsip penting yang sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil:
1) Tekuk kaki daripada membungkuk ketika mengambil atau mengangkat apapun dari bawah
2) Lebarkan kedua kaki dan tempatkan satu kaki sedikit didepan kaki yang lain saat menekukan kaki sehingga terdapat jarak yang cukup saat bangkit dari proses setengah jongkok

Cara untuk mengatasi ketidaknyamanan ini antara lain:
1) Postur tubuh yang baik
2) Mekanik tubuh yang tepat saat mengangkat beban
3) Hindari membungkuk berlebihan, mengangkat beban, dan berjalan tanpa istirahat
4) Gunakan sepatu bertumit rendah; sepatu tumit tinggi tidak stabil dan memperberat masalah pada pusat gravitasi dan lordosis
5) Jika masalah bertambah parah, pergunakan penyokong penyokong abdomen eksternal dianjurkan (contoh korset maternal atau belly band yang elastic)
6) Kompres hangat (jangan terlalu panas) pada punggung (contoh bantalan pemanas, mandi air hangat, duduk di bawah siraman air hangat)
7) Kompres es pada punggung
8) Pijatan/ usapan pada punggung
9) Untuk istirahat atau tidur; gunakan kasur yang menyokong atau gunakan bantal dibawah punggung untuk meluruskan punggung dan meringankan tarikan dan regangan.

5. Varises pembuluh vena.
Akibat tekanan pembuluh vena besar yang terletak dibelakang uterus, darah balik dari tubuh bagian bawah terhambat dan menyebabkan peningkatn tekanan pembuluh vena, akibatnya muncul varises. Vena membesar dan terasa nyeri. Lokasi tersering munculnya adalah betis, paha dan vagina. Sehingga dianjurkan untuk jangan berdiri lama, berbaringlah dengan posisi miring atau duduk dengan kaki ditinggikan.

6. Hemoroid.
Sama halnya dengan varises, pembuluh darah vena didaerah anus juga membesar. Diperparah lagi akibat tekanan kepala terhadap vena di rektum (bgian dalam anus). Konstipasi berkontribusi dalam menimbulkan pecahnya hemorid sehingga menimbulkan perdarahan. Untuk menghindari pecahnya pembuluh darah ini maka dianjurkan untuk mengkonsumsi banyak serat, banyak minum, buah dan sayuran.

7. Susah bernafas.
Sering dikeluhkan berupa sesak nafas,akibat pembesaran uterus yang menghalangi pengembangan paru-paru secara maksimal. Bumil dianjurkan untuk manarik nafas dalam dan lama.

8. Perubahan rambut dan kuku.
Terjadi perubahan tekstur dan tingkat pertumbuhan rambut.Kebanyakannya pertumbuhan lebih lebat/tebal, akibat rangsangan hormon. Sementara ada sebagian yang mengalami perubahan warna, lebih kering atu lebih berminyak dari biasanya. Keluhan lain adalah tumbuhnya bulu pada tempat2 yng tidk diinginkan seperti pada wajah, perut dan puting susu. Hormon yng dihasilkan selama hamil bisa mengakibatkan pertmbuhan kuku yang cepat serta lebih keras dari biasanya. Ada juga yang mengalami kukunya mudah patah. Perubahan ini hilang setelah kelahiran.

9. Keringat meningkat.
Sering terjadi peningkatan produksi keringat. Ini akibat meningkatnya metabolisme (pembakaran kalori) tubuh wanita hamil. Jika udara panas, agar tidak over heating, dianjurkan meminum air dingin, beristirahat, serta mandi air dingin.
Saat hamil terjadi peningkatan aliran darah, agar penyuluhan zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang janin dapat berjalan lancer. Kondisi ini bisa menyebabkan anda mudah merasa kepanasan atau kegerahan. Umumnya, keluhan ini muncul saat kandungan mencapai 20 minggu atau saat aliran darah di dalam tubuh mulai meningkat.Kegerahan disebabkan selain karena peningkatan kadar hormone progesteron yang membuat pembuluh darah melebar dan aliran darah lebih meningkat, bisa juga disebabkan metabolisme di tubuh yang makin meningkat makin tinggi laju metabolisme, makan banyak pula kalori atau energy panas yang dihasilkan atau dilepaskan. Selain itu, disebabkan juga karena proses bernapas dan berkeringat yang anda lakukan, yang antara lain berfungsi membuang kelebihan panas di dalam tubuh ibu hamil. Janin juga mengahasilkan panas di dalam tubuhnya, tetapi janin belum bisa melakukan proses berkeringat dan bernapas maka kelebihan panas di dalam tubuh janin di buang ke melalui tubuh ibu. Itu sebabnya, semakin bertambah usia janin anda, panas yang dikeluarkan tubuhnya juga semakin banyak. Anda pun jadi mudah kegerahan, serta akan lebih banyak mengelurakan keringat.

Cara mengatasi kegerahan yang dialami oleh ibu hamil adalah:
1) Pakai baju yang longgar dan nyaman.
2) Pilihlah baju dari bahan yang mudah menyerap keringat seperti dari bahan katun.
3) Jaga sirkulasi udara di dalam rumah agar tetap baik. Misalnya, dengan sering membuka jendela atau pintu.
4) Hidari tempat-tempat sempit yang membuat anda merasa pengap.
5) Sering-seringlah berada di ruangan terbuka atau alam terbuka.
6) Perbanyak minum cairan, baik air putih maupun jus buah segar untuk mengganti cairan tubuh yang keluar dalam bentuk keringat2

10. Stretch mark dan perubahan warna kulit.
Garis-garis parut berwarna merah, pink atau keunguan atau kehitaman bisa muncul diperut, paha, bokong da payudara. Munculnya terutama mulai TM II dan bertambah bnyak di TM III. Separuh wanita hamil mengalami ini. Setelah lahir stretch mark akan memudar sampai minimal, tetapi tidak bisa hilang.
Mulai TM II terjadi perubahan warna kulit menjadi lebih gelap. Daerah puting juga bisa menghitam, juga timbul garis hitam dibagian tengah perut mulai dri udel ke darah diatas bulu kemaluan (linea nigra). Juga bisa menimbulkan hitam atau coklat hidung, jidat dan pipi, dikenal dengan istilah melasma atau chloasma (topeng hamil). Perubahan ini lazim menghilang setelah persalinan.

11. Konstipasi atau Sembelit
Konstipasi atau Sembelit selama kehamilan terjadi karena: Peningkatan hormone progesterone yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus kurang efisien, konstipasi juga dipengaruhi karena perubahan uterus yang semakin membesar, sehingga uterus menekan daerah perut, dan penyebab lain konstipasi atau sembelit adalah karena tablet besi (iron) yang diberikan oleh dokter/ bidan pada ibu hamil biasanya menyebabkan konstipasi juga, selain itu tablet besi juga menyebabkan warna feses (tinja) ibu hamil berwarna kehitam-hitaman tetapi tidak perlu dikhawatirkan oleh ibu hamil karena perubahan warna feses karena pengaruh zat besi ini adalah normal



Cara mengatasi konstipasi atau sembelit adalah:
1) Minum air putih yang cukup minimal 6-8 gelas/ hari.
2) Makanlah makanan yang berserat tinggi seerti sayuran dan buah-buahan.
3) Lakukanlah olahraga ringan secara teratur seperti berjalan (Jogging).
4) Segera konsultasikan ke dokter/ bidan apabila konstipasi atau sembelit tetap terjadi setelah menjalankan cara-cara no. 1 sampai 3 diatas 2.

12. Edema atau pembengkakan
Edema pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar pada vena-vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri pada vena kava inferior saat ia berada dalam posisi terlentang. Pakaian ketat yang menghambat aliran balik vena dari ekstremitas bagian bawah juga memperburuk masalah. Edema akibat kaki yang menggantung secara umum terlihat pada area pergelangan kaki dan hal ini harus dibedakan dengan perbedaan edema karena preeklamsia/eklamsia.

Adapun cara penangaannya adalah sebagi berikut:.
1) Hindari menggunakan pakaian ketat
2) Elevasi kaki secara teratur sepanjang hari
3) Posisi menghadap kesamping saat berbaring
4) Penggunaan penyokong atau korset pada abdomen maternal yang dapat melonggarkan vena-vena panggul

13. Insomnia
Pada ibu hamil, gangguan tidur umunya terjadi pada trimester I dan trimester III. Pada trimester III gangguan ini terjadi karena ibu hamil sering kencing (dibahas pada sub bahasan sebelumnya yaitu sering buang air kecil/nokturia), gangguan ini juga disebabkan oleh rasa tidak nyaman yang dirasakan ibu hamil seperti bertambahnya ukuran rahim yang mengganggu gerak ibu.
Bebearapa cara untuk mengurangi gangguan insomnia, yaitu:
1) Ibu hamil diharapkan menghindari rokok dan minuman beralkohol
Menghindari merokok dan mengkonsumsi alcohol pada saat hamil. Selain membahayakan janin, rokok dan alkohol juga membuat ibu hamil sulit tidur.
2) Ibu hamil diharapkan menghindari kafein
Menghindari kafein dapat membuat seseorang susah tidur dan membuat jantung berdebar. Selain, selain terdapat pada kopi, kafein juga terdapat pada teh soda, dan cokelat.
3) Sejukkan kamar tidur.
Hentikan olahraga, setidaknya 3 atau 4 jam sebelum tidur. Melakukan latihan fisik atau berolahraga ringan selama hamil memang sangat baik untuk menunjang kesehatan fisik dan mental ibu. Namun, jangan sampai karena berolahraga, jangan sampai tubuh ibu tidak sempat untuk beristirahat cukup setelah berolahraga.

4) Usahakan tidur sebentar di siang hari
Tidur di siang hari dapat membantu ibu mengusir rasa lelah. Sebaiknya tidur di sing hari cukup dilakukan 30 sampai 60 menit saja. Jika ibu terlalu lama tudursiang, bisa jadi ibu tidak dapat tidur di malam hari.
5) Buat jadwal yang teratur
Mengatur waktu tidur dan bangun akan membantu ibu untuk tidur dan bangun pada jam yang sama setiap harinya. Untuk mempermudah tertidur, usahakan agar ibu tenang dan rileks.
6) Biasakan miring kiri
Biasakan tidur dalam posisi miring ke kiri mulai trimester pertama sampai akhir kehamilan. Posisi tidur miring ke kiri juga akan membantu darah dan nutrisi mengalirlancar ke janin dan rahim, serta membantu ginjal untuk sedikit memperlambat produksi urine. Membiasakan tidur dalam posisi ini juga bermanfaat untuk membantu ibu tidur lebih optimal ketika perut semakin membesar pada trimester III.
7) Kurangi minum pada malam hari
Sebaiknya ibu lebih banyak minum pada pagi dan siang hari untuk mengurangi frekuensi buang air kecil pada malam hari yang berakibat juga ibu sering kencing pada malam hari.
8) Minum segelas susu hangat
Meminum segelas susu hangat akan membuat ibu hamil mudah terlelap. Kandungan asam amino tryptophan yang terdapat dalam susu akan meningkatkan kadar serotonin dalam otak dan membantu ibu hamil tidur. Susu juga akan membangkitkan hormone melatonin dalam darah yang membuat seseorang menjadi mudah mengantuk

14. Sering Buang Air Kecil
Peningkatan frekuensi berkemih atau sering buang air kecil disebabkan oleh tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih tertekan dan mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat karena kapasitas kandung kemih berkurang12. Sebab lain adalah karena nocturia yang terjadinya aliran balik vena dari ekstremitas difasilitasi saat wanita sedang berbaring pada saat tidur malam hari. Akibatnya adalah pola diurnal kebalikannya sehingga terjadi peningkatan pengeluaran urin pada saat hamil tua.
Cara mengurangi ketidaknyamanan ini adalah:
1). Ibu perlu penjelasan tentang kondisi yang dialaminya
2). Mengurangi asupan cairan pada sore hari

15. Respon Psikososial (Perasaan Kacau, Dan Bertambah Cemas)
Adapun fisiologinya yaitu adaptasi hormonal dan metabolic, prasaan mengenai bersalin,melahirkan dan menjadi orang tua yang akan datang. Untuk perawatannya yaitu menenangkan hati klien dan doronga dari orang lain , dari orang yang berarti lainnya dan perawat, memperbaiki komunikasi dengan partner, keluarga dan yang lainnya.



16. Kontraksi Braxton Hicks
Adapun fisiologinya yaitu intensifikasi kontraksi uterus untuk persiapan bersalin. Untuk perawatannya yaitu tenangkan hati klien, istirahat, ubah posisi, lakukan teknik pernafasan, ketika kontraksiu yang menyakitkan mengurut, mengalihkan perhatian terhadap persalinan.

17. Kaki Kram (Spasme Gastroknemius)
Adapun fisiologinya yaitu tekanan saraf yang mensarafi ektermitas bawah Karena pembesaran uterus, mengurangi tingkat penyebaran kalsium serum yang berlebihan, atau menambah serum fosfor. Factor-faktor yang mengganggu kelelahan sirkulasi perifer yang berkurang, berjinjit merentangkan kaki atau saat berjalan, minum lebih dari 1 liter /hari, penyebabnya tidak jelas.
Perawatannya yaitu: menyingkirkan bekuan-bekuan darah dengan mengecek tanda tanda humans dengan massage dan pamanasan yang mempangaruhi otot sampai spame relaksasi.berdiri di atas permukaan yang dingin , dokter memberikan suplemen oral dengan kalsium karbonat atau tablet kalsium laktat, aluminium hidrosit gell, 1 oz pada setiap makanan yang menghilangkan fosfor yang mengarpsorpsinya.

18. Perut Kembung
Terjadi pada trimester II dan III
Motilitas gastrointestinal menurun, menyebabkab terjabdinay perlambatan waktu pengosongan menimbulkan efek peningkatan progesterone pada relaksasi otot polos dan penekanan uterus pada usus besar
Cara meringankan
• Hindari makanan yang memngandung gas
• Mengunyah makanan secara sempurna
• Pertahankan kebiasaan
• BAB yang teratur
• Posisi knee chest (posisi seperti sujud tapi dadaditempelkan ke lantai) hal ini dapat membantu ketidaknyamanan dari gas yang tidak keluar


19. Sakit kepala
• Biasa terjadi pada trimester II dan III
• Akibat kontraksi otot/spasme otot (leher, bahu dan penegangan pada kepala), serta keletihan
• Tegangan mata sekunder terhadap perubahan okuler, dinamika
• cairan syaraf yang berubah

Cara meringankan
• Teknik relaksasi
• Memassase leher dan otot bahu
• Penggunaan kompres panas/es pada leher
• Istirahat
• Mandi air hangat

Terapi
• Gunakan paracetamol
• Hindari aspirin, ibuprofen, narcotics, sedative/hipnotik

Tanda bahaya
• Bila bertambah berat atau berlanjut
• Jika disertai dengan hipertensi dan proteinuria (preeklampsi)
• Jika ada migraine
• Penglihatan berkurang atau kabur

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TROMBOPLEBITIS

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN TROMBOPLEBITIS

Latar Belakang
Tromboflebitis adalah peradangan dan pembekuan dalam pembuluh darah. Tromboflebitis berarti bahwa gumpalan darah telah terbentuk dalam vena dekat dengan kulit. Mungkin juga ada infeksi pada pembuluh darah. Tromboflebitis biasanya terdapat di vena kaki atau lengan. Dengan hati-hati, masalah ini harus diselesaikan sampai dalam waktu 2 sampai 3 minggu. Tromboflebitis paling sering mempengaruhi vena superfisial di kaki, tetapi dapat juga mempengaruhi vena superfisial di paha. Sering kali, tromboflebitis terjadi pada orang dengan varises, namun kebanyakan orang dengan varises tidak mengembangkan tromboflebitis.
Tromboflebitis melibatkan reaksi inflamasi akut yang menyebabkan trombus untuk tetap pada dinding pembuluh darah dan mengurangi kemungkinan thrombus hilang. Tidak seperti dalam vena, vena superfisial tidak memiliki otot-otot sekitarnya untuk menekan dan mengusir trombus. Karena ini, tromboflebitis superfisialis jarang menyebabkan emboli. Tromboflebitis yang berulang kali terjadi di vena yang normal disebut bermigrasi radang pembuluh darah atau migrasi tromboflebitis. Ini mungkin menunjukkan kelainan yang mendasari serius, seperti kanker dari organ internal.
Tromboflebitis dapat disebabkan oleh infeksi atau cedera vena. Penyebab lainnya mungkin tidak bergerak cukup cepat setelah pembedahan atau beristirahat di tempat tidur untuk waktu yang lama, mungkin mengenakan gips, merokok, minum pil KB, obat-obatan mungkin melukai dinding pembuluh darah dan menyebabkan tromboflebitis. Penyebab lainnya mungkin varises, kehamilan, atau iritasi dari infus di pembuluh darah/ menggunakan intravena (IV) line, atau setelah trauma pada vena. Ini melibatkan respons peradangan berhubungan dengan gumpalan di pembuluh darah.
Resiko yang menyebabkan kecenderungan peningkatan pembekuan darah, infeksi, atau saat terakhir kehamilan, varises, dan kimia atau iritasi lainnya dari daerah. Berkepanjangan duduk, berdiri, atau imobilisasi meningkatkan risiko. Dangkal tromboflebitis mungkin kadang-kadang dikaitkan dengan kanker perut (seperti karsinoma pankreas), deep vein thrombosis, thromboangiitis obliterans, dan (jarang) dengan embolus paru.
Sakit dan pembengkakan lokal berkembang dengan cepat, kulit di atas vena menjadi merah, dan hangat dan sangat keras. Karena darah di vena yang beku, pembuluh darah terasa seperti tali yang keras di bawah kulit, tidak lembut seperti normal atau varises vena.
Paling sering, tromboflebitis berkurang dengan sendirinya. Dengan analgesik, seperti aspirin atau yang lain non-steroid anti-inflamasi (NSAID), biasanya membantu mengurangi rasa sakit. Meskipun umumnya peradangan reda dalam hitungan hari, beberapa minggu dapat dilalui sebelum gumpalan dan kelembutan mereda sepenuhnya. Untuk memberikan bantuan awal, dokter mungkin menyuntikkan bius lokal, menghilangkan trombus, dan kemudian diperban kompresi, dipakai selama beberapa hari.


TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tromboflebitis
A. Pengertian
Tromboflebitis is phlebitis (vein inflammation) related to a thrombus.When it occurs repeatedly in different locations, it is known as "Tromboflebitis migrans" or "migrating tromboflebitis".
Flebitis Superfisialis (Tromboflebitis) adalah peradangan dan pembekuan darah di dalam suatu vena superfisial (vena permukaan).

Tromflebitis superficialis (jempol kaki)

Tromboflebitis adalah peradangan dinding vena dan biasanya disertai pembentukan bekuan darah (thrombus). Ketika pertama kali terjadi bekuan pada vena akibat statis atau hiperkoagulabilitas, tanpa disertai peradangan maka proses ini dinamakan flebotrombosis. (Smeltzer, 2001).
Tromboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah. Bekuan darah dapat terjadi di permukaan atau di dalam vena. Tromboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat peningkatan fibrinogen; dilatasi vena ekstremitas bagian bawah disebabkan oleh tekanan kepala janin kerena kehamilan dan persalinan; dan aktifitas pada periode tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan membekukan darah pada ekstremitas bagian bawah.

Trombosis Vena

Flebitis dapat terjadi di setiap vena tubuh, tetapi paling sering ditemukan di vena tungkai. Biasanya flebitis terjadi pada penderita varises (vena varikosa), tetapi tidak semua penderita varises mengalami flebitis. Flebitis superfisialis menyebabkan reaksi peradangan akut yang menyebabkan trombus melekat dengan kuat ke dinding vena dan jarang pecah dan terlepas. Vena permukaan tidak memiliki otot di sekitarnya yang bisa menekan dan membebaskan suatu trombus. Karena itu flebitis superfisialis jarang menyebabkan emboli.
Istilah trombosis vena lebih sering diartikan sebagai suatu keadaan penggumpalan darah yang terbentuk di dalam pembuluh darah, sedangkan tromboflebitis diartikan sebagai inflamasi yang disertai dengan pembentukan thrombus. Atau tromboflebitis dapat pula diartikan kondisi dimana terbentuk bekuan dalam vena sekunder akibat inflamasi atau trauma dinding vena atau karena obstruksi vena sebagian. Pembentukan bekuan sehubungan dengan stasis aliran darah, abnormalitas dinding pembuluh darah, gangguan mekanisme pembekuan.

B. Klasifikasi
Tromboflebitis dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Pelvio tromboflebitis
Pelvio tromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena hipograstika. Vena yang paling sering terkena ialah vena ovarika dekstra karena infeksi pada tempat implantasi plasenta yang terletak dibagian atas uterus; proses biasanya unilateral. Perluasan infeksi dari vena ovarika sinistra ialah ke vena renalis, sedangkan perluasan infeksi dari vena ovarika dekstra ialah ke vena kava inferior. Peritonium selaput yang menutupi vena ovarika dekstra dapat mengalami inflamasi dan dapat menyebabkan perisalpingo-ooforitis dan periapendistits. Perluasan infeksi dari vena uterina ialah ke vena iliaka komunis. Biasanya terjadi sekitar hari ke-14 atau ke-15 pasca partum
b. Tromboflebitis Femoralis
Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai, misalnya vena femarolis, vena poplitea dan vena safena. Sering terjadi sekitar hari ke-10 pasca partum.
Komplikasi jarang terjadi, tapi ketika mereka terjadi mereka bisa serius. Komplikasi yang paling serius terjadi ketika bekuan darah dislodges, bepergian melalui hati dan occluding lebat jaringan kapiler paru-paru; ini adalah emboli paru-paru dan sangat mengancam nyawa. Gangguan ini berjalan secara cepat, dapat berlanjut menjadi emboli paru-paru yang berkemampuan menjadi komplikasi fatal.

Keadaan-Keadaan Khusus Tromboflebitis
1. Flebitis Migrans
Suatu keadaan yang menyangkut reaksi menyeluruh dari system vena karena berbagai etiologi yang menimbulkan gangguan dari vena.
Penyakit-penyakit yang umumnya berkaitan dengan gejala ini :
- Fase awal dari Beurger Disease
- Reaksi alergi (keadaan yang lebih dari gatal-gatal)
- Adanya malignitas (gejala adanya penyebaran hematogen)
- Penyakit Lupus
Tanda-tanda flebitis migrans :
- timbul gejala-gejala flebitis di satu segmen vena yang menghilang sendiri dengan meninggalkan bercak hitam/ kecoklatan.
- beberapa hari timbul lagi pada daerah vena yang lain, biasanya pada ekstremitas yang sama lagi.
- dapat disertai febris atau menggigil
- LED meningkat
2. Tromboflebitis Septik
Yaitu gejala-gejala tromboflebitis yang disertai pembentukan abces atau nanah pada tempat radang dan penyebaran secara hematogen. Timbul gejala-gejala sepsis : febris, menggigil dan memerlukan perawatan di Rumah Sakit.
Dalam menghadapu kasus seperti ini, diperlukan perawatan khusus dari berbagai segi : pemberian infus/cairan, antibiotika dosis tinggi, kortikosteroid dan cara-cara pengobatan sepsis lainnya.
3. Tromboflebitis vena dalam (Deep Vein Thrombophlebitis)
Yaitu kedaan flebitis dari vena-vena daerah vena femoralis, vena iliaka eksterna dan vena iliaka communis.

C. Etiologi
Faktor penyebab terjadinya infeksi tromboflebitis antara lain :
a. Pasca bedah, perluasan infeksi endometrium.
b. Mempunyai varises pada vena
Pada vena yang sebelumnya terdapat venaektasia atau varises, maka terdapatnya turbulensi darah pada kantong-kantong vena di sekitar klep (katup) vena merangsang terjadinya thrombosis primer tanpa disertai reaksi radang primer, yang kemudian karena faktor lokal, daerah yang ada trombusnya tersebut mendapat radang. Menipisnya dinding vena karena adanya varises sebelumnya, mempercepat proses keradangan. Dalam keadaan ini, maka dua factor utama : kelainan dinding vena dan melambatnya aliran darah, menjadi sebab penting dari terjadinya tromboplebitis.
c. Obesitas
Bila keadaan dehidrasi berat, koagulasi intravascular yang meluas ataupun infeksi sistemik dapat menimbulkan rangsangan untuk pathogenesis ini.
d. Pernah mengalami tromboflebitis
e. Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi stir up untuk waktu yang lama
f. Trauma
Beberapa sebab khusus karena rangsangan langsung pada vena dapat menimbulkan keadaan ini. Umumnya pemberian infus (di lengan atau di tungkai) dalam jangka waktu lebih dari 2 hari pada tempat yang sama atau pemberian obat yang iritan secara intra vena.
g. Adanya malignitas (karsinoma), yang terjadi pada salah satu segmen vena. Tumor-tumor intra abdominal, umumnya yang memberikan hambatan aliran vena dari ekstremitas bawah, hingga terjadi rangsangan pada segmen vena tungkai.
h. Memiliki insidens tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam keluarga. Kelainan jantung yang secara hemodinamik menyebabkan kelainan pula pada system aliran vena.

D. Patofisiologi

Terjadinya thrombus :
a. Abnormalitas dinding pembuluh darah
Formasi trombus merupakan akibat dari statis vena, gangguan koagubilitas darah atau kerusakan pembuluh maupun endotelial. Stasis vena lazim dialami oleh orang-orang yang imobilisasi maupun yang istirahat di tempat tidur dengan gerakan otot yang tidak memadai untuk mendorong aliran darah. Stasis vena juga mudah terjadi pada orang yang berdiri terlalu lama, duduk dengan lutut dan paha ditekuk, berpakaian ketat, obesitas, tumor maupun wanita hamil.
b. Perubahan komposisi darah (hyperkoagulabilitas)
Hyperkoagulabilitas darah yang menyertai trauma, kelahiran dan IMA juga mempermudah terjadinya trombosis. Infus intravena, banyak faktor telah dianggap terlibat dalam patogenesis flebitis karena infus intravena, antara lain:
(1) Faktor-faktor kimia seperti obat atau cairan yang iritan (flebitis kimia)
a. pH dan osmolaritas cairan infus yang ekstrem selalu diikuti risiko flebitis tinggi. Obat suntik yang bisa menyebabkan peradangan vena yang hebat, antara lain kalium klorida, vancomycin, amphotrecin B, cephalosporins, diazepam, midazolam dan banyak obat khemoterapi.
b. Mikropartikel yang terbentuk bila partikel obat tidak larut sempurna selama pencampuran.
c. Penempatan kanula pada vena proksimal (kubiti atau lengan bawah) sangat dianjurkan untuk larutan infus dengan osmolaritas > 500 mOsm/L. Hindarkan vena pada punggung tangan jika mungkin, terutama pada pasien usia lanjut
d. Kateter yang terbuat dari silikon dan poliuretan kurang bersifat iritasi dibanding politetrafluoroetilen (teflon) karena permukaan lebih halus, lebih thermoplastik dan lentur. Risiko tertinggi untuk flebitis dimiliki kateter yang terbuat dari polivinil klorida atau polietilen.
(2) Faktor-faktor mekanis seperti bahan, ukuran kateter, lokasi dan lama kanulasi. (Kanula yang dimasukkan ada daerah lekukan sering menghasilkan flebitis mekanis. Ukuran kanula harus dipilih sesuai dengan ukuran vena dan difiksasi dengan baik).
(3) Agen infeksius.
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap flebitis bakteri meliputi:
a. Teknik pencucian tangan yang buruk
b. Kegagalan memeriksa peralatan yang rusak.
c. Pembungkus yang bocor atau robek mengundang bakteri.
d. Teknik aseptik tidak baik
e. Teknik pemasangan kanula yang buruk
f. Kanula dipasang terlalu lama
g. Tempat suntik jarang diinspeksi visual
c. Gangguan aliran darah

E. Manifestasi Klinis
Penderita-penderita umumnya mengeluh spontan terjadinya nyeri di daerah vena (nyeri yang terlokalisasi), yang nyeri tekan, kulit di sekitarnya kemerahan (timbul dengan cepat diatas vena) dan terasa hangat sampai panas. Juga dinyatakan adanya oedema atau pembengkakan agak luas, nyeri bila terjadi atau menggerakkan lengan, juga pada gerakan-gerakan otot tertentu. Pada perabaan, selain nyeri tekan, diraba pula pengerasan dari jalur vena tersebut, pada tempat-tempat dimana terdapat katup vena, kadang-kadang diraba fluktuasi, sebagai tanda adanya hambatan aliran vena dan menggembungnya vena di daerah katup. Fluktuasi ini dapat pula terjadi karena pembentukan abses. Febris dapat terjadi pada penderita-penderita ini, tetapi biasanya pada orang dewasa hanya dirasakan sebagai malaise.
a. Pelvio tromboflebitis
1. Nyeri yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian samping, timbul pada hari ke-2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas.
2. Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut:
- Menggigil berulang kali, menggil inisial terjadi sangat berat (30-40 menit) dengan interval hanya beberapa jam saja dan kadang-kadang 3 hari pada waktu menggigil penderita hampir tidak panas.
- Suhu badan naik turun secara tajam (36oC menjadi 40oC) yang diikuti penurunan suhu dalam 1 jam (biasanya subfebris seperti pada endometritis).
- Penyakit dapat langsung selama 1-3 bulan.
3. Abses pada pelvis
4. Gambaran darah
- Terdapat leukositosis (meskipun setelah endotoksin menyebar ke sirkulasi, dapat segera terjadi leukopenia).
- Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat tepat sebelum mulainya menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat karena bakterinya adalah anaerob.
5. Pada periksa dalam hampir tidak diketemukan apa-apa karena yang paling banyak terkena adalah vena ovarika; yang sukar dicapai dalam pemeriksaan dalam.
6. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain pada paru- paru (infark, abses, pneumonia), pada ginjal sinistra yang diiikuti proteinurina, hematuria, pada persedian.

b. Tromboflebitis femoralis
1. Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7-10 hari, kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke-10-20 yang disertai dengan menggigil dan nyeri sekali.
2. Pada salah satu kaki yang terkena, biasanya kaki kiri akan memberikan tanda-tanda sebagai berikut:
- Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak, lebih panas dibandingkan dengan kaki lainnya.
- Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras pada paha bagian atas.
- Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha.
- Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi bengkak, tegang, putih, nyeri, dan dingin dan pulsasi menurun.
- Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau sesudah nyeri dan pada umumnya terdapat pada paha bagian atas, teatapi lebih sering dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian melus dari bawah ke atas.
- Nyeri pada betis, yang terjadi spontan atau dengan memijat betis atau dengan meregangkan tendo akhiles (tanda homan positif).

F. Managemen / Penatalaksanaan
a. Pelvio tromboflebitis
1. Lakukan pencegahan terhadap endometritis dan tromboflebitis dengan menggunakan teknik aseptik yang baik
2. Rawat inap : penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit dan mencegah terjadinya emboli pulmonum
3. Terapi medik: pemberian antibiotika, heparin terdapat tanda-tanda atau dugaan adanya emboli pulmonum
4. Terapi operatif : pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika emboli septik terus berlangsung sampai mencapai paru-paru; meskipun sedang dilakukan hipernisasi, siapkan untuk menjalani pembedahan.

b. Tromboflebitis femoralis
1. Terapi medik : Pemberian analgesik dan antibiotik.
2. Anjurkan ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah dan menurunkan kemungkinan pembentukan pembekuan darah. Jauhkan tekanan dari daerah untuk mengurangi rasa sakit dan mengurangi risiko kerusakan lebih lanjut.
3. Tinggikan daerah yang terkena untuk mengurangi pembengkakan. Pastikan Pasien untuk tidak berada pada posisi litotomi dan menggantung kaki lebih dari 1 jam, dan pastikan untuk memberikan alas pada penyokong kaki guna mencegah adanya tekanan yaang kuat pada betis.
4. Sediakan stocking pendukung kepada Pasien pasca partum yang memiliki varises vena untuk meningkatkan sirkulasi vena dan membantu mencegah kondisi stasis.
5. Instruksikan kepada Pasien untuk memakai stocking pendukung sebelum bangun pagi dan melepaskannya 2x sehari untuk mengkaji keadaan kulit dibawahnya.
6. Anjurkan tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena.
7. Dapatkan nilai pembekuan darah perhari sebelum obat anti koagulan diberikan.
8. Berikan anti koagulan, analgesik, dan anti biotik sesuai dengan resep.
9. Berikan alat pamanas seperti lampu. Atau kompres hangat basah sesuai instruksi, pastikan bahwa berat dari kompres panas tersebut tidak menekan kaki Pasien sehingga aliran darah tidak terhambat.
10. Sediakan bed cradle untuk mencegah selimut menekan kaki yang terkena.
11. Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian bandingkan pengukuran tersebut dalam beberapa hari kemudian untuk melihat adanya peningkatan atau penurunan ukuran.
12. Dapatkan laporan mengenai lokea dan timbang berat pembalut perineal untuk mengkaji pendarahan jika Pasien dalam terapi antikoagulan.
13. Kaji adanya kemungkinan tanda pendarahan lain, misalnya: pendarahan pada gusi, bercak ekimosis, pada kulit atau darah yang keluar dari jahitan episiotomi.
14. Yakinkan Pasien bahwa heparin yang diterimanya dapat dilanjutkan pada masa menyusui karena obat ini tidak akan berada didalam air susu.
15. Siapkan pemberian protamin sulfat sebagai antagonis heparin.
16. Jelaskan pada Pasien mengenai pemberian heparin yang harus dilakukan melalui terapi sub kutan Jelaskan kepada Pasien bahwa untuk kehamilan selanjutnya ia harus memberitahukan tenaga kesehatan yang dia hadapi untuk memastikan bahwa pencegahan trombofrebitis yang tepat telah dilakukan.

Pola Pengobatan
Flebitis superfisialis sering menghilang dengan sendirinya. Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya Aspirin, ibuprofen). Untuk mempercepat penyembuhan, bisa disuntikkan anestesi (obat bius) lokal, dilakukan pengangkatan trombus dan kemudian pemakaian perban kompresi selama beberapa hari.
Jika terjadi di daerah selangkangan, trombus bisa masuk ke dalam vena dalam dan terlepas. Untuk mencegah hal ini, dianjurkan untuk melakukan pembedahan darurat guna mengikat vena permukaan. Untuk rekomendasi lebih spesifik, lihat kondisi tertentu. Secara umum, pengobatan dapat mencakup sebagai berikut: Obat analgesik (nyeri obat), antikoagulan atau pengencer darah untuk mencegah pembentukan gumpalan baru, Trombolitik untuk melarutkan bekuan yang sudah ada, non-steroid obat anti inflamasi (OAINS), seperti ibuprofen untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan, antibiotik (jika infeksi hadir).

2.2. Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian dasar data Pasien
1. Riwayat Penyakit
Riwayat varises, hiperkoagulasi, penyakit neoplasma, penyakit kardiovaskuler, pembedahan mayor, resiko tinggi cedera, obesitas. Riwayat duduk lama, baik karena berhubungan dengan pekerjaan atau akibat dari pembatasan aktivitas. Imobilitas berkenaan dengan tirah baring dan anestesia.
2. Sirkulasi
a. Varises vena.
b. Sedikit peningkatan frekuansi nadi.
c. Riwayat trombosis vena sebelumnya, masalah jantung, hemoragi, hipertensi karena kehamilan, hiperkoagulasi pada puerperium dini.
d. Nadi perifer berkurang, tanda homan positif atau mungkin tidak terlihat.
e. Ekstremitas bawah mungkin hangat dan warna kemerahan atau tungkai sakit/ nyeri tungkai, dingin, pucat, oedem.
Inspeksi tungkai mulai dari selangkangan kaki, perhatikan perbedaan antara keduanya. Palpasi, untuk menentukan daerah nyeri tekan dan thrombosis menggunakan 3 atau 4 jari.
f. Sering cek dari denyut nadi, tekanan darah, suhu (juga kenaikan suhu pada tungkai), kulit kondisi, dan sirkulasi mungkin diperlukan.
3. Makanan/cairan
Penambahan berat badan berlebihan/kegemukan.
4. Nyeri/ketidaknyamanan
Nyeri tekan dan pada area yang sakit misalnya betis atau paha. Trombosis dapat teraba, menojol/berkeluk.
5. Keamanan
Adanya endometritis pascapartum atau selulitis pelvis. Suhu agak meninggi, kemajuan pada peninggian yang dapat dilihat dan menggigil.
6. Seksualitas
- Multipara.
- Persalinan lama berkenaan dengan tekanan kepala janin pada vena – vena pelvis, penggunaan penjejak kaki atau posisi yang salah dari ekstremitas selama fase intrapartum atau kelahiran melalui operasi, termasuk kelahiran sesaria.
- Wanita pemakai kontrasepsi oral.

B. Diagnosa Keperawatan
Marilynn E. Doenges dalam Rencana Asuhan Keperawatan mengemukakan beberapa Diagnosa keperawatan sebagai berikut :
1. Kerusakan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan aliran darah/ stasis vena (obstruksi vena sebagian/ penuh).
2. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.
3. Ketidaknyamanan berhubungan dengan penurunan sirkulasi arteri dan oksigenasi jaringan dengan produksi/ akumulasi asam laktat pada jaringan.
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan program pengobatan berhubungan dengan kesalahan interpretasi informasi.


TINJAUAN KASUS

Pasien “Ny. J”, umur 55 tahun, sudah lima hari MRS karena penyakit jantung yang dideritanya. Pada hari keenam MRS, pasien mengeluh nyeri di ekstremitas bawah (kaki kanan yang dipasang infus), kulit di sekitarnya kemerahan dan terasa hangat. Setelah dilakukan inspeksi, ternyata di daerah tersebut juga ada oedema atau pembengkakan agak luas dan nyeri bila menggerakkan kaki. Pada perabaan, selain nyeri tekan, diraba pula pengerasan dari vena tersebut, Di palpasi, nadi pasien berdenyut cepat. Setelah dilakukan pengkajian, perawat menyimpulkan pasien mengalami thrombophlebitis.



PEMBAHASAN

PENGKAJIAN TANGGAL 20 OKTOBER JAM 09.00 WIB
RUANGAN : ICCU
TGL MRS : 14 OKTOBER 2009

Identitas
Nama : Ny. J
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak bekerja (Ibu Rumah tangga)
Pendidikan : SD
Alamat : Trawasan Sumobito Jombang

Alasan dirawat:
Penyakit jantung dekompensasi kordis pasien kambuh

Keluhan Utama sebelumnya :
Sesak nafas dan nyeri dada.

Upaya yang telah dilakukan :
Berobat di Puskesmas Sumobito.

Terapi/operasi yang pernah dilakukan :
tidak ada.

Riwayat Keperawatan
II.1 Riwayat Penyakit sebelumnya :
Pasien mempunyai penyakit jantung sejak usia 45 tahun.
II.2 Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluh nyeri di ekstremitas bawah (kaki kanan yang dipasang infus), kulit di sekitarnya kemerahan, bengkak dan terasa hangat.

II.3 Riwayat Kesehatan Keluarga :
Dari keluarga ayah ada yang menderita penyakit jantung.
Genogram













Keterangan

= Laki – laki = Pasien

= Perempuan = Tinggal dalam satu rumah

II.4 Riwayat Kesehatan lainnya :
Pasien ikut KB, oral (minum pil KB)

II.5 Aktivitas hidup sehari-hari
Aktivitas Sehari-Hari Sebelum Sakit Di Rumah Sakit
Makan dan minum





Eliminasi






Istirahat dan tidur



Aktivitas





Kebersihan diri






Rekreasi Makan 3 kali sehari, nasi, sayur dan ikan, buah kadang-kadang.
Minum air putih, sehari 1500-2000 cc.

BAK lancar 5 – 6 kali sehari, warna kuning jernih, jumlah 1500-2000 cc / hari.
BAB setiap hari konsistensi lunak.

Tidak pernah tidur siang



Sebagai ibu rumah tangga, jam 05.00 mulai memasak, mencuci dan membersihkan rumah kadang-kadang.

Mandi dan gosok gigi 2 kali sehari, mencuci rambut 2 kali seminggu, memotong kuku bila sudah panjang, tidak ada jadwal khusus, ganti baju setiap sore.
Bila ada waktu senggang antara jam 10-00 – 12.00 menonton TV dirumah tetangganya, tidak pernah ketempat rekreasi. Tidak mau makan, habis seperempat porsi, dengan cara disuap oleh suaminya.



BAK dengan kateter warna kuning agak gelap,


BAB dengan bantuan.


Tidak bisa tidur siang, tidur malam sering terbangun

Ditempat tidur





Mandi 2 kali sehari diseka suaminya, tidak gosok gigi


Pemeriksaan Fisik :
- Keadaan umum :
KU lemah, pasien terbaring dengan posisi semi fowler.
- Tanda Vital :
Suhu axilla 39ºC, Nadi 88 x/menit, Tensi 110/80 mmHg, RR 25x/menit

Pengkajian Sistem :
IV.1 Sistem Pernafasan :
Hidung bersih, bentuk dada pigeon chest, ditemukan tarikan otot bantu pernafasan saat bernafas, suara nafas whezzing.

IV.2 Sistem Cardiovaskuler :
Suara jantung S1 S2 S3, Gallop, Ictus Cordis teraba 3 cm pada ICS med Clavicula kiri, kardiomegali, percusi pekak, CRT kembali dalam 3 detik. Tensi : 110/80 mmHg, Nadi : 88x/menit, Suhu 37º C. Kaki kanan terpasang infus RL 28 tetes permenit.

IV.3 Sistem Persyarafan :
- Kesadaran Composmentis, GCS : E 4 V 5 M 6 dengan total nilai 15.
- Kepala dan Wajah :
Mata : Konjungtiva pucat, Sklera : Warna putih terdapat gambaran tipis pembuluh darah, Pupil isocor.
- Leher : ditemukan pembesaran/bendungan vena jugularis. JVP 10 cm.

- Persepsi Sensori :
Pasien mampu mendengar suara berbisik, mampu membedakan rasa manis, asin dan pahit, penglihatan sampai tak terhingga, ambang rasa raba terhadap hangat, dingin dan raba masih mampu membedakan.

IV.4 Sistem Perkemihan :
Bak melalui kateter jumlah ± 1500-200 cc perhari, tidak ada keluhan.

IV.5 Sistem Pencernaan :
- Mulut dan tenggorok :
tidak ditemukan stomatitis maupun aptea, tidak ada caries, tonsil/ovula warna merah muda tidak ada oedema.
- Abdomen :
Asites.
- Rectum :
Bersih, tidak ditemukan haemorrhoid.
Sebelum sakit BAB tiap hari konsistensi lunak, selama dirawat di rumah sakit BAB tiap pagi. Pasien mendapat Flagyl suposutoria 3 x 1 sehari.

IV.6 Sistem Tulang Otot – Integumen
Kemampuan pergerakan sendi tangan terbatas, ekstremitas bawah relatif jarang digerakkan dengan bebas karena nyeri, kaki kanan terpasang infus RL 28tetes / menit menetes, ada ekstrapasase. Flaping tremor -, CRT dan turgor kulit kembali detik pertama. Akral hangat.

IV.7 Sistem Endokrin :
Pasien mengatakan pertumbuhan dan perkembangan fisiknya berjalan sebagaimana orang lainnya. Tidak mempunyai keluhan yang berkaitan dengan hormonal.


IV.8 Sosial / Interaksi :
Pasien mendapat dukungan aktif dari keluarga, reaksi saat interaksi kooperatif, Pasien mengatakan konflik yang pernah dialami adalah saat ia sering sakit.

IV.9 Spiritual :
Pasien mengatakan bahwa sakit yang dialami adalah ujian dari sang pencipta, dan ia bersama suaminya hanya berusaha dan Tuhan yang menyembuhkan. Selama sakit tidak berhenti berdo’a untuk kesembuhannya.

Pemeriksaan Penunjang :

Laboratorium
- Kalium Serum : 3,8 ( 3,8 – 5,5 )
- Natrium : 129 ( 136-144 )
- Clorida : 100 ( 97 – 113 )
- Kreatinin Serum: 0,89 ( kurang 1,2 )
- BUN : 11,7 ( 10 – 20 )
- Bilirubin terikat : 0,08 ( kurang 0,05 )
- SGOT : 40 ( kurang 29 )
- SGPT : 56,2
- Albumin : 2,82 ( 3,2 – 4,5 )
Darah : Leukopenia, LED meningkat.

Terapi :
- Oksigen nasal 4 liter/ menit
- Infus RL 28 tetes/menit
- ISDN 3x1
- Morphine Sulfat iv

PENGELOMPOKAN DATA KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH
S : Pasien mengatakan nyeri
O : Kaki kanan yang diinfus mengalami edema, kemerahan dan nyeri tekan. Nadi femoralis sulit teraba Perubahan/ kelainan dinding pembuluh darah

agregasi trombosit

pembekuan darah

Pembesaran bekuan darah

Menyempitkan vena

penurunan aliran darah Kerusakan perfusi jaringan perifer
S : Pasien mengatakan nyeri pada daerah tromboflebitis, bertambah hebat bila bergerak
O : Gelisah, kadang berteriak merintih. Menjaga pergerakan kaki yang sakit. Luka

proses inflamasi (rubor, kalor, dolor, fungsiolaesa)
Nyeri
S : Pasien mengatakan badan nyeri tak dapat digerakkan.
O : Pasien lebih sering terbaring di tempat tidur.
Penurunan sirkulasi arteri

Penurunan oksigenasi jaringan

produksi/ akumulasi asam laktat pada jaringan.
Ketidaknyamanan
S : Pasien mengatakan tidak tahu fungsi obat yang diminum dan malas minum obat.
O : Pasien minta informasi, tidak tepat dalam mengikuti informasi. Kurang mengingat

kesalahan interpretasi informasi Kurang pengetahuan tentang kondisi dan program pengobatan




Rumusan Diagnosa Keperawatan :
1. Kerusakan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan aliran darah/ stasis vena (obstruksi vena sebagian/ penuh).
2. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.
3. Ketidaknyamanan berhubungan dengan penurunan sirkulasi arteri dan oksigenasi jaringan dengan produksi/ akumulasi asam laktat pada jaringan.
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan program pengobatan berhubungan dengan kesalahan interpretasi informasi.

Intervensi
Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Kerusakan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan aliran darah/ stasis vena (obstruksi vena sebagian/ penuh).
- Menunjukkan perbaikan perfusi yang ditandai oleh : nadi perifer sama dengan nadi jantung. Suhu (36,5-37,50C), tak ada edema
- Menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas. Mandiri
a. Lihat ekstremitas untuk warna kulit dan perubahan suhu, juga edema, catat simestrisitas betis, laporkan proses inflamasi dan penyebaran nyeri.
b. Kaji ekstremitas untuk penonjolan vena yang jelas. Palpasi untuk tegangan jaringan lokal, regangan kulit, tonjolan vena.
c. Kaji pengisian kapiler dan periksa tanda Homan.

d. Tingkatkan tirah baring selama fase akut.



e. Tinggikan kaki bila di tempat tidur atau duduk, sesuai indikasi. Secara periodic tinggikan kaki dan telapak kaki di atas tinggi jantung.
f. Lakukan latihan aktif atau pasif sementara di tempat tidur.


g. Peringatkan pasien untuk menghindari menyilang kaki atau hiperfleksi lutut (kaki menggantung atau menyilang).

h. Anjurkan pasien untuk menghindari pijatan/urut pada ekstremitas yang sakit.



Kolaborasi
a. Lakukan kompres hangat, basah atau panas pada ekstremitas yang sakit bila diindikasikan.
b. Berikan antikoagulan, contoh heparin, agen trombolitik, streptokinase dan urokinase.

c. Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi : Protrombin, masa tromboplastin parsial, darah lengkap.
d. Lakukan stoking penekanan bertahap, bila diindikasikan.
e. Berikan dukungan kaus kaki elastik setelah fase akut. Hati-hati untuk menghindari efek tourniquet.
f. Siapkan intervensi bedah bila diindikasikan.
g. Kemerahan, panas, nyeri dan edema lokal adalah karakteristikinflamasi superficial.


h. Distensi vena superficial dapat terjadi karena aliran balik melalui vena percabangan. Vena dapat teraba.
i. Penurunan pengisian kapiler. Tanda human positif (nyeri betis dalam pada kaki yang sakit pada posisi kaki dorsofleksi).
j. Sampai pengobatan diselesaikan, pembatas-an aktifitas menurunkan kebutuhan oksigen dan nutrisipada ekstremitas yang sakit dan meminimalkan kemungkinan penyebaran thrombus.
k. Menurunkan pembengkakan jaringan dan pengosongan cepat vena superficial dan tibial, mencegah distensi berlebihan sehingga meningkatkan aliran balik vena.
l. Tindakan ini dilakukan untuk meningkatkan aliran balik vena dari ekstremitas yang lebih rendah dan menurunkan statis vena, juga memperbaiki tonus otot.
m. Mengganggu aliran darah dan meningkatkan statis vena, jadi meningkatkan pembengkakan dan ketidaknyamanan.
n. Aktivitas ini potensial memecahkan/ menyebarkan thrombus, menyebabkan embolisasi dan meningkatkan resiko komplikasi.



a. Untuk meningkatkan vasodilatasi dan aliran balik vena dan perbaikan edema lokal.

b. Heparin mencegah bekuana darah lanjut, agen trombolisis digunakan untuk pengobatan akut (<10 hari).
c. Pantau terapi antikoagualn dan adanya factor resiko, contoh hemokonsentrasi dan dehidrasi yang mendorong terbentuknya thrombus.
d. Untuk memperbaiki aliran darah dan pengosongan lambung.
e. Untuk meminimalkan/ memeperlambat pembentukan sindrom pasca flebotik
f. Trombektomi (eksisi thrombus) perlu bila inflamasi meluas secara paroksimal/ sirkulasi terbatas sekali

2. Nyeri berhubu-ngan dengan proses inflamasi.
- Pasien mengatakan keluhan nyeri berkurang atau hilang.
- Pasien rileks, mampu istirahat dengan tenang. Mandiri
a. Kaji derajat nyeri. Catat perilaku melindungi ekstremitas. Palpasi kaki dengan hati-hati.

b. Tinggikan ekstremitas yang sakit.


c. Dorong pasien untuk sering mengubah posisi.

d. Pantau tanda vital dan catat peninggian suhu.


e. Selidiki laporan nyeri dada tiba-tiba/ tajam, disertai dengan dyspnea, takikardi dan ketakutan.

Kolaborasi
a. Berikan obat sesuai indikasi :
- Analgesik (narkotik/ non narkotik).

- Antipiretik, contoh asetaminofen.



- Lakukan kompres panas pada ekstremitas, sesuai indikasi.
b. Derajat nyeri secara langsung b.d. luasnya kekurangan sirkulasi, proses inflamasi dan edema luas sehubungan dengan terbentuknya thrombus
c. Mendorong aliran balik vena untuk memudahkan sirkulasi, menurunkan pembentukan stasis/edema.
d. Menurunkan/mencegah kelemahan otot, membantu meminimalkan spasme otot.

e. Peninggian frekuensi jantung dapat menunjukkan peningkatan nyeri/ terjadi respon terhadap demam dan proses inflamasi
f. Tanda/ gejala ini menunjukkan adanya emboli paru sebagai akibat TVD.




- Mengurangi nyeri dan menurunkan ketegangan otot.
- Menurunkan demam dan inflamasi. Resiko perdarahan mungkin meningkat oleh adanya penggunaan obat yang mempengaruhi fungsi trombosit.
- Penyebab vasodilatasi, yang meningkatkan sirkulasi, merilekskan otot.
3. Ketidaknyamanan berhubungan dengan penurunan sirkulasi arteri dan oksigenasi jaringan dengan produksi/ akumulasi asam laktat pada jaringan.
Pasien mampu meningkatkan aktivitas yang diinginkan Mandiri
a. Pertahankan tirah baring selama fase akut.

b. Berikan ayunan kaki.


c. Pantau tanda vital dan catat peninggian suhu.
a. Menurunkan ketidaknyamanan b.d. kontraksi otot dan gerakan.
b. Ayunan mempertahankan tekanan baju tidur pada kaki yang sakit sehingga menurunkan ketidaknyamanan tekanan.
c. Peninggian frekuensi jantung dapat menunjukkan peningkatan nyeri.
4. Kurang penge-tahuan tentang kondisi dan program pengobatan berhubungan dengan kesalahan interpretasi informasi.
Pasien menyatakan pemahaman terhadap proses penyakit, program pengobatan dan pembatasan. Dapat mengidentifikasikan tanda/ gejala yang memerlukan evaluasi medis. Mandiri
a. Kaji ulang patofisiologi kondisi dan tanda/gejala kemungkinan komplikasi, contoh emboli paru, kegagalan vena, luka statis vena.
b. Jelaskan tujuan pembatasan aktifitas dan kebutuhan istirahat.

c. Adakan program latihan yang tepat.


d. Selesaikan masalaah/ factor pencetus yang mungkin ada. Contoh tindakan yang memerlukan berdiri/duduk lama, menggunakan baju ketat, kontrasepsi oral, kegemukan, imobilisasi lama, dehidrasi.
e. Diskusikan tujuan, dosis antikoagulan. Tekankan pentingnya menggunakan obat sesuai resep.
f. Identifikasi pencegahan keamanan, contoh : penggunaan sikat gigi, menghindari objek tajam, jalan dengan sandal, meningkatkan latihan.
g. Kaji ulang kemungkinan interaksi obat dan tekankan perlunya membaca label kandungan obat yang dijual bebas.
h. Identifikasi efek antikoagulan selama memerlukan perhatian medis.

i. Tekankan pentingnya evaluasi medis/ tes laboratorium.
a. Memberi dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi.

b. Istirahat menurunkan kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan yang rusak dan menurunkan resiko pemecahan thrombus
c. Membantu dalam mengembangkan sirkulasi kolateral, meningkatkan aliran balik vena dan mencegah kambuh.
d. Melibatkan pasien secara aktif dalam identifikasi dan melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah terjadinya komplikasi.

e. Meningkatkan keamanan pasien dengan menurunkan resiko tidak adekuatnya respon terapeutik.
f. Menurunkan resiko cedera traumatic, yang potensial perdarahan/ pembentukan bekuan.


g. Salisilat dan kelebihan alcohol menurunkan aktifitas protrombin, juga vitamin K meningkatkan aktifitas protrombin.
h. Deteksi dini kerusakan efek terapi, memunkinkan intervensi berkaladan dapat mencegah komplikasi serius.
i. Pemahaman bahwa pengawasan terhadap terapi antikoagulan perlu meningkatkan partisipasi pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marylin E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
http://cakulanakbidan.blogspot.com/2009/10/makalah-trombopeblitis.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Tromboflebitis
http://medicastore.com/penyakit/646/Flebitis_Superfisialis.html
http://stasiunbidan.blogspot.com/2009/04/askeb-ibu-nifas-dengan-tromboflebitis.html
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://skin-care.health-cares.net/superficialtromboflebitis.php&ei=k7HrSrLOLofm6gODiNjxCw&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=8&ved=0CCkQ7gEwBw&prev=/search%3Fq%3Dtromboflebitis%26hl%3Did
Puruhito. 1987. Pengantar Bedah Vaskulus. Surabaya : Airlangga University Press.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8. Vol. 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.