Selasa, 15 Februari 2011

SAP KENCING MANIS


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
STIKES PEMKAB JOMBANG
S1 KEPERAWATAN – KELOMPOK 5

Pokok Bahasan     : Kencing Manis
Sasaran                 : Pasien dan Keluarga Pasien
Hari / tanggal         : Sabtu, 22 Januari 2011
Waktu                  : 30 menit
Tempat                 : Puskesmas Tapen

I.         TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat memahami tentang penyakit Kencing Manis.

II.     TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
1.   Keluarga dapat menyebutkan definisi, tanda dan gejala, serta cara penanganan penyakit Kencing Manis.
2. Keluarga dapat berperan dalam melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang menderita Kencing Manis.

III.   MATERI PENGAJARAN
1. Pengertian Kencing Manis
2. Penyebab terjadinya Kencing Manis
3. Tanda dan gejala Kencing Manis
4. Cara pencegahan Kencing Manis

IV.  METODE
  Ceramah dan tanya jawab.
Penyuluhan dilakukan dengan media diskusi secara terbuka, yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga, dan keluarga dapat langsung mengajukan pertanyaan saat diskusi berlangsung.

V.     MATERI
Terlampir

VI.  MEDIA
 Leaflet.

VII.   KEGIATAN PENYULUHAN
NO
KEGIATAN
WAKTU
EVALUASI
1.
Memberi salam, menyakan keadaan klien
5’

Klien menjawab salam, mempersilahkan masuk dan menyetujui kontrak waktu
2.
Menjelaskan maksud kedatangan dan membuat kontrak waktu
5’

Klien mendengarkan dengan seksama dan menyetujui kontrak waktu yang ditetapkan bersama
3.
Melakukan pendidikan kesehatan tentang diabetes melitus
10’

Klien memperhatikan dengan seksama dan merespon dengan baik dengan mengajukan pertanyaan
4.
Menanyakan kepada klien tentang kejelasan materi yang disampaikan
5’

Menanggapi dengan melakukan pertanyaan

5.
Mengakhiri kontrak waktu dan berpamitan kepada pasien dan keluarganya
5’

Klien dan keluarga mempersilahkan dengan baik



VIII.      EVALUASI
1. Evaluasi structural
a. Satuan Acara Pengajaran sudah siap sesuai dengan masalah keperawatan
b. Kontrak waktu sudah tepat dengan kelompok masyarakat
c. Media sudah disiapkan yaitu Leaflet
2. Evaluasi Proses
a. Peserta yang hadir
b. Media dapat digunakan dengan baik
c. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu.
d. Partisipasi peserta yang hadir
e. Peserta dapat mengikuti sampai selesai
3. Evaluasi Hasil
a. Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tentang pengertian Kencing Manis = ….%
b. Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tentang penyebab Kencing Manis = ….%
c. Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tanda dan gejala Kencing Manis = ….%
d. Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tentang cara pencegahan Kencing Manis = ….%


X.              DAFTAR PUSTAKA
Brunner, suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran : EGC.
Suseno, Eko, S. Kep., Ns. 25 Oktober 2010. http://senobiz.blogspot.com/2010/10/askep-kluarga-diabetes.html
MATERI PENYULUHAN

1.      Pengertian
Diabetes Mellitus adalah berasal dari bahasa latin “Diabetes” artinya; penerusan “Mellitus” artinya : Manis. Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana terjadi peningkatan kadar gula di dalam darah. Penyakit ini sering juga disebut Penyakit KENCING MANIS.
Diabetes bukanlah penyakit menular, penyakit ini disebabkan oleh gangguan produksi hormon insulin yang dihasilkan oleh sel Beta pankreas.  

2.       Penyebab
• Peningkatan nilai kadar gula dalam darah
• Kurangnya produksi insulin

3.      Tanda dan Gejala
Gejala awal kencing manis ditandai dengan terjadinya “TIGA BANYAK” yaitu :
-   Banyak minum, karena sering haus. Hal ini akibat banyaknya keluar air kencing untuk menghindari dehidrasi secara otomatis banyak minum, dan timbul rasa haus yang berlebihan selama gula dalam darah belum terkontrol.
-               Banyak kencing, ini merupakan gejala umum dalam DM disebabkan peningkatan kadar gula yang berlebihan sehingga merangsang tubuh untuk mengeluarkannya melalui ginjal bersama urin ini banyak terjadi malam hari saat kadar gula relatif tinggi.
  Banyak makan, ini gejala yang tidak menonjol, ini terjadi karena pengirangan cadangan gula dalam tubuh meskipun gula darah tinggi ¯tetapi BB
Bila gejala awal ini terlewatkan dari perhatian, biasana penderiat mengalami penurunan berat badan dalam waktu 2-4 minggu, berat badan bisa susut sampai 5-10 kg.
-      Timbul rasa letih yang tidak tahu sebabnya
-      Timbul rasa gatal dan peradangan pada kulit
-       Timbul rasa kesemutan pada tangan dan kaki
-      Timbul pada luka/borok pada kaki yang tak kunjung sembuh





4.      Faktor Resiko
a.    Keturunan
Waspadalah jika orang tua (baik keduanya atau salah satu), ataupun saudara yang lainnya ada yang menderita kencing manis. Berarti Anda telah menggenggam resiko 40% untuk mengidap Diabetes.
b.   Bayi Super
Resiko yang sama muncul pada orang yang pernah melahirkan bayi lebih dari 4000 gram atau dalam pemerikaan pernah ditemukan kadar glukosa darahnya melebihi 140 mg/l (puasa) atau di atas 200 mg/dl (2 jam setelah makan).
c.    Berat Badan
Kegemukan (obesitas) juga turut mengundang kedatangan diabetes. Seseorang dikatakan gemuk apabila Berat Badan Relatif (BBR) > 120%. Rumusan ini diperoleh dari :
BBR = BB (kg) / (TB (cm) – 100) x 100%
Misal : TB = 165 cm, BB = 68 kg
BBR = 68/(165-100) x 100% = 105%
d.   Hipertensi
Tekanan darah yang tinggi (hipertensi), yakni tensi lebih besar daripada 160/95, mengundang kemungkinan yang sama.
Hipertensi dan Diabetes melitus merupakan dua keadaan yang berhubungan erat dan keduanya merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapatkan penanganan yang seksama. Hipertensi pada diabetes mellitus merupakan penyebab utama pada kematian dalam diabetes pada penyakit kardiovaskuler. Kelainan pada mata akibat diabetes melitus yang berupa retinopati diabetik juga dipengaruhi oleh hipertensi. 

5.      Pencegahan dengan Pola Hidup Sehat
a.    Diet
- Kurangi gula
Langkah pertama adalah mengurangi konsumsi gula dan makanan – minuman bergula, antara lain Es krim, soft drink, jeli. Batasi hingga konsumsi gula atau makanan minuman manis tidak lebih dari setara 2.5 sendok makan rata gula pasir/hari.
- Jaga berat badan
Usahakan untuk mencapai BB normal/ideal. Caranya jangan makan dalam porsi yang berlebihan, mengurangi makanan yang mengandung gula(manis) serta makanan yang berlemak tinggi. Begitu diketahui BBR sudah melampaui 110%, segeralah untuk berdiet rendah kalori atau tingkatkan aktivitas fisik.
b.   Olahraga yang teratur
Penderita DM dianjurkan melakukan latihan fisik secara ringan tiap hari  20 menit. Latihan dilakukan 1,5 jam setelah makan. Bagi penderita DM dengan Obesitas, dianjurkan untuk melakukan latihan sedikit berat setiap hari dengan tujuan menurunkan BB.
- Pengaruh latihan pada absorpsi insulin
Latihan akan mempercepat absorbsi apabila dilaksanakan dalam waktu 30 menit setelah suntikan insulin karena itu pergerakan otot yang berarti, hendaklah dilaksanakan 30 menit setelah suntikan.
c.    Obat Anti Diabetes
d.   Health Education

6.      Komplikasi
Kadar gula darah yang terus menerus tinggi juga akan menyebabkan gangguan-gangguan beberapa tahun kemudian yang kita kenal sebagai komplikasi jangka panjang.
Komplikasi ini dapat mempengaruhi :
1.    Komplikasi akut
Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan jangka pendek dari glukosa darah.
a.       Hipoglikemia.
Glukosa merupakan bahan baku energi yang penting untuk mempersenjatai otak kita. Kalau tidak ada glukosa, praktis akan muncul kekacauan fungsi, kerusakan jaringan, bahkan kematian sel-sel otak (jika tidak ditangani dalam waktu lama).
Penyebab Hipoglikemia adalah :
1.   Nutrisi yang tidak cukup (kurang makan, kelaparan, kurang energy karbohidrat).
2.   Kekurangan hormone (hipohifofisisme, insufisiensi adrenal, defesiensi katekolamin, glucagon).
3.   Defesiensi substrat (kelainan nutrisi berat, kehamilan lanjut)
4.   Penyakit hati
5.   Konsumsi obat-obatan (pentamidine, quinine, propranolol, salisilat, insulin) termasuk juga konsumsi alkohol.
6.   Hiperinsulinemia (kelebihan insulin di darah)
Gejala yang bisa terlihat dari seseorang yang hipoglikemia :
1.   Respon neuroglikopenia : hasil langsung dari penurunan glukosa di Susunan Saraf Pusat. Gejalanya: perubahan perilaku dan status mental, kebingungan, mudah lelah, kejang, hingga hilangnya kesadaran. Bahkan, kalau terjadi dalam jangka waktu yang lama bisa mengakibatkan KEMATIAN
2.   Respon neurogenik (otonom)
Gejalanya: palpitasi (jantung terasa berdebar cepat), cemas, tremor(bergetar, terutama terlihat di ujung jari), berkeringat, lapar, dan kesemutan
Tanda-tanda umum meliputi pucat (terutama terlihat di wajah, bibir, kelopak bawah mata, kuku) dan berkeringat, peningkatan denyut nadi dan tekanan darah sistolik.
Biasanya, penderita hipoglikemia punya riwayat “belum makan”, atau “aktivitas fisik terlalu berat”.

Terapi yang bisa kita berikan untuk pertolongan pertama hipoglikemia?
1.   Berikan glukosa (gula) melalui mulut dalam jumlah yang banyak. Bisa dengan cara memberi air gula, teh manis, permen, atau makanan lain yang kita yakini mengandung gula. Bisa juga dengan memberikan roti, karena kadar glukosa dalam roti cukup tinggi.
2.   Kalau korbannya tidak sadar? Hal yang penting untuk diingat adalah JANGAN MEMBERIKAN APAPUN LEWAT MULUT!!! yang bisa melakukan prosedur ini cuma tenaga medis (panggil tenaga medis atau ambulance segera!!!). Glukosa bisa diberikan lewat selang infuse berupa dextrose 50% 25-50 g.
b.      Hiperglikemia
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah daripoada rentang kadar puasa normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140 – 160 mg /100 ml darah.
Tanda dan Gejala : Kelainan kulit, gatal-gatal, kulit kering,Rasa kesemutan, kram otot, Visus menurun, Penurunan berat badan, Kelemahan tubuh dan luka yang tidak sembuh-sembuh.
Penatalaksanaan : Diet dan Olah raga yang teratur
c.       Ketoasidosis diabetic (DKA)
Merupakan gangguan metabolisme akut yang terjadi pada hiperglikemi yang tidak terkontrol. Keadaan ini dapat mengancam kehidupan oleh karena terjadi dehidrasi berat, gangguan keseimbangan elektrolit, jika tidak terdiagnosis dan tertangani dengan benar.
Tanda : Pengelihatan kabur, Lemah, Sakit kepala, Hipotensi ortostatik (penurunan tekanan darah sistolik 20 mmHg atau > pada saat berdiri), Anoreksia, Mual, Muntah, Nyeri abdomen, Nafas aseton, Hiperventilasi, Perubahan status mental (sadar, letargik, koma), Kadar gula darah tinggi (> 240 mg/dl), Terdapat keton di urin, Nafas berbau aseton, Badan lemas, Bisa terjadi ileus sekunder akibat hilangnya K+ karena diuresis osmotik, Kulit kering, Keringat <<<, nafas Kussmaul ( cepat, dalam ) karena asidosis metabolik
Prinsip terapi KAD adalah dengan mengatasi dehidrasi, hiperglikemia, dan ketidakseimbangan elektrolit, serta mengatasi penyakit penyerta yang ada.

2.    Komplikasi kronik
Umumnya terjadi 10 sampai 15 tahun setelah awitan.
a.       Makrovaskular (penyakit pembuluh darah besar), mengenai sirkulasi koroner, vaskular perifer dan vaskular selebral.
b.      Mikrovaskular (penyakit pembuluh darah kecil), mengenai mata (retinopati) dan ginjal (nefropati). Kontrol kadar glukosa darah untuk memperlambat atau menunda awitan baik komplikasi mikrovaskular maupun makrovaskular.
c.       Penyakit neuropati, mengenai saraf sensorik-motorik dan autonomi serta menunjang masalah seperti impotensi dan ulkus pada kaki.

a.       Mata
Perhatikan perubahan dalam penglihatan. Saran :
- Temui dokter anda
- Kontrol kadar gula darah anda
- Kontrol tekanan darah anda
b.      Ginjal
Perhatikan kadar protein dalam air kencing atau peningkatan tekanan darah. Saran :
- Temui dokter anda
- Kontrol kadar gula darah anda
- Batasi makanan berprotein

c.       Jantung
Perhatikan adanya sakit dada dan atau nafas pendek. Saran :
- Temui dokter anda
- Kontrol kadar gula darah anda
- Batasi kolesterol
- Kontrol tekanan darah
- Hindari merokok
- Olah raga sesuai dengan anjuran dokter
d.      Kaki
Perhatikan rasa sakit, bengkak atau luka yang tidak kunjung sembuh. Saran :
- Temui dokter anda
- Kontrol kadar gula darah anda
- Kontrol tekanan darah anda
- Batasi kolesterol
- Hindari merokok
- Olah raga sesuai anjuran dokter
- Lakukan perawatan kaki yang baik

Tidak ada komentar: