Rabu, 06 April 2011

SAP DHF


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Pokok Bahasan    : Demam Berdarah Dengue
Sasaran                : Pasien dan Keluarga Pasien
Hari / tanggal       : Sabtu, 10 Januari 2010
Waktu                  : 30 menit
Tempat                 : -

I.     TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat memahami tentang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
1.   Keluarga dapat menyebutkan definisi, tanda dan gejala, serta cara penanganan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
2.   Keluarga dapat berperan dalam melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang menderita Demam Berdarah Dengue (DBD).

III. MATERI PENGAJARAN
1. Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)
2. Penyebab terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD)
3. Tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)
4. Cara pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)

IV. METODE
 Ceramah dan tanya jawab.
Penyuluhan dilakukan dengan media diskusi secara terbuka, yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga. Keluarga dapat mengajukan pertanyaan setelah penyampain materi selesai.

V.    MATERI
Terlampir





VI. MEDIA
Leaflet dan lembar balik.

VII. KEGIATAN PENYULUHAN
NO
KEGIATAN
WAKTU
EVALUASI
1.
Memberi salam, menyakan keadaan klien
5’

Klien menjawab salam, mempersilahkan masuk dan menyetujui kontrak waktu
2.
Menjelaskan maksud kedatangan dan membuat kontrak waktu
5’

Klien mendengarkan dengan seksama dan menyetujui kontrak waktu yang ditetapkan bersama
3.
Melakukan pendidikan kesehatan tentang Demam Berdarah Dengue (DBD)
10’

Klien memperhatikan dengan seksama.
4.
Menanyakan kepada klien tentang kejelasan materi yang disampaikan.
Mempersilahkan pasien/ keluarga pasien mengajukan pertanyaan
5’

Menanggapi dengan melakukan pertanyaan

Menjawab pertanyaan dari pasien atau keluarga.
5.
Mengakhiri kontrak waktu dan berpamitan kepada pasien dan keluarganya
5’

Klien dan keluarga mempersilahkan dengan baik

  Moderator   : Puguh Satriya
Penyaji        : Mimma Miftaria
Observer     : Hafifah Parwaningtyas
Fasilitator    : Mardiani S.

VIII.    EVALUASI
1. Evaluasi structural
a. Satuan Acara Pengajaran sudah siap sesuai dengan masalah keperawatan
b. Kontrak waktu sudah tepat dengan kelompok masyarakat
c. Media sudah disiapkan yaitu Leaflet
2. Evaluasi Proses
a. Peserta yang hadir
b. Media dapat digunakan dengan baik
c. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu.
d. Partisipasi peserta yang hadir
e. Peserta dapat mengikuti sampai selesai
3. Evaluasi Hasil
a.   Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tentang pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD) = ….%
b.   Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tentang penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD)= ….%
c.   Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)= ….%
d.   Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tentang cara pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)= ….%

IX.          DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius.
Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi Vol 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.

MATERI PENYULUHAN


1.      Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD)
Dengue Hemorhagic Fever (DHF) atau dikenal dengan istilah demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ), dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam, perdarahan.

2.      Klasifikasi
Menurut derajat ringannya penyakit, Dengue Haemoragic Fever (DHF) dibagi menjadi 4 tingkat, yaitu:
a.   Derajat I
Panas 2 – 7 hari, gejala umum tidak khas, uji tourniquet hasilnya positif, tanpa perdarahan spontan.
  1. Derajat II
Sama dengan derajat I di tambah dengan gejala – gejala pendarahan spontan seperti
petekia, ekimosa, epimosa, epistaksis, haematemesis, melena, perdarahan gusi telinga dan sebagainya.
  1. Derajat III
Penderita syok ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (> 120 / menit) tekanan nadi sempit (< 20 mmHg) tekanan darah menurun (120 / 80 mmHg) sampai tekanan sistolik dibawah 80 mmHg.
  1. Derajat IV
Nadi tidak teraba,tekanan darah tidak terukur (denyut jantung > - 140 mmHg) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.

3.      Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyebab DHF adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ). Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan.
 Nyamuk Aedes Aegypti maupun Aedes Albopictus merupakan vektor penularan virus dengue dari penderita kepada orang lainnya melalui gigitannya nyamuk Aedes Aegyeti merupakan vektor penting di daerah perkotaan (Viban) sedangkan di daerah pedesaan (rural) kedua nyamuk tersebut berperan dalam penularan. Nyamuk Aedes berkembang biak pada genangan Air bersih yang terdapat bejana – bejana yang terdapat di dalam rumah (Aedes Aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah di lubang – lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan daun dan genangan air bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk betina lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi hari dan senja hari.
Ciri-ciri nyamuk Aides Aegypty
1. Tubuh kecil, hitam, ada bercak putih pada kaki dan badan nyamuk
2. Hinggap mendatar, senang ditempat gelap
3. Menggigit pada siang hari

4.   Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)
Gejala klinik timbul secara mendadak berupa :
1.   Demam
Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2 – 7 hari kemudian turun menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan berlangsung demam, gejala – gejala klinik yang tidak spesifik misalnya anoreksia. Nyeri punggung , nyeri tulang dan persediaan, nyeri kepala dan rasa lemah dapat menyetainya.
2.   Perdarahan
Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 dari demam dan umumnya terjadi pada kulit dan dapat berupa uji tocniguet yang positif mudah terjadi perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia dan purpura. Perdarahan ringan hingga sedang dapat terlihat pada saluran cerna bagian atas hingga menyebabkan haematemesis. Perdarahan gastrointestinal biasanya di dahului dengan nyeri perut yang hebat.
3.   Hepatomegali
Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun pada anak yang kurang gizi hati juga sudah. Bila terjadi peningkatan dari hepatomegali dan hati teraba kenyal harus di perhatikan kemungkinan akan tejadi renjatan pada penderita.
4.   Renjatan (Syok)
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita, dimulai dengan tanda – tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya menunjukan prognosis yang buruk.

5.   Patofisiologi
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Pertama-tama yang terjadi adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati (Hepatomegali) dan pembesaran limpa (Splenomegali).
Kemudian virus akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding kapiler pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke ruang ekstra seluler.
Perembesan plasma ke ruang ekstra seluler mengakibatkan berkurangnya volume plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi, dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan (syok). Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit > 20 %) menunjukkan atau menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) plasma sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena.
Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler dibuktikan dengan ditemukannya cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu rongga peritoneum, pleura, dan pericard yang pada otopsi ternyata melebihi cairan yang diberikan melalui infus.
Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit menunjukkan kebocoran plasma telah teratasi, sehingga pemberian cairan intravena harus dikurangi kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan gagal jantung, sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan yang cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan yang dapat mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan.
Jika renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan, metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik. Gangguan hemostasis pada DHF menyangkut 3 faktor yaitu : perubahan vaskuler, trombositopenia dan gangguan koagulasi.
Pada otopsi penderita DHF, ditemukan tanda-tanda perdarahan hampir di seluruh tubuh, seperti di kulit, paru, saluran pencernaan dan jaringan adrenal.

6.      Tindakan yang dapat dilakukan sebagai terapi
Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :
a.   Tirah baring atau istirahat baring.
b.   Diet makan lunak.
c.   Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : air putih, susu, jus jambu merah, teh manis, sirup dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita DHF.
d.   Berikan Kompres dengan air hangat pada saat panas tinggi
e.   Segera bawa ke dokter atau puskesmas terdekat

7.      Tips menghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty dengan cara:
-  Pemberantasan penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF) ini yang paling penting adalah upaya membasmi jentik nyamuk penularan ditempat perindukannya dengan melakukan “3M” yaitu
1)   Menguras tempat – tampet penampungan air secara teratur sekurang – kurangnya 1 x seminggu sekali atau menaburkan bubuk abate ke dalamnya
2)   Menutup rapat – rapat tempat penampung air
3)   Menguburkan / menyingkirkan barang kaleng bekas yang dapat menampung air hujan, seperti kaleng bekas, botol pecah dan benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang.
-  Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya minimal 4 hari sekali.
-  Menaburkan bubuk abate
-  Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
-  Rumah dibersihkan, tidak menggantung baju
-  Panggil petugas untuk penyemprotan bila perlu

Tidak ada komentar: