BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Demam berdarah dengue, istilah kedokterannya Dengue Hemorrhagik Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue tipe 1-4, dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina (dominan) dan beberapa spesies Aedes lainnya. Di Indonesia sendiri, keempat tipe virus Dengue dapat ditemukan, dan yang dihubungkan dengan gejala DHF yang parah adalah tipe 3. Kekebalan (imunitas) terhadap satu jenis virus tidak berlaku untuk infeksi jenis virus lainnya, bahkan dapat menimbulkan reaksi yang kurang menguntungkan bagi tubuh. Jumlah kasus DHF utamanya meningkat pada musim hujan dimana sumber air bersih bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes tersedia dimana-mana, jika tidak dilakukan program pembersihan lingkungan yang baik.
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum.
Mengetahui tentang Demam Berdarah Dengue.
1.2.2 Tujuan khusus.
1. Mengetahui pengertian Demam Berdarah Dengue
2. Mengetahui gejala, penyebab, patofisiologi, komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan pada pasien Demam Berdarah Dengue.
3. Mengetahui asuhan keperawatan yang harus diberikan pada pasien Demam Berdarah Dengue.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DEFINISI
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang disertai dengan adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian (Arief Mansjoer & Suprohaita; 2000; 419).
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah infeksi akut yang disebabkan oleh Arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. (Ngastiyah, 1995 ; 341).
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan tipe I – IV dengan infestasi klinis dengan 5 – 7 hari disertai gejala perdarahan dan jika timbul tengatan angka kematiannya cukup tinggi (UPF IKA, 1994 ; 201)
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam yang berlangsung akut menyerang baik orang dewasa maupun anak – anak tetapi lebih banyak menimbulkan korban pada anak – anak berusia di bawah 15 tahun disertai dengan perdarahan dan dapat menimbulkan syok yang disebabkan virus dengue dan penularan melalui gigitan nyamuk Aedes. (Soedarto, 1990 ; 36).
B. ETIOLOGI
1. Virus dengue
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam Arbovirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe 1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang lainnya secara serologis virus dengue yang termasuk dalam genus flavivirus ini berdiameter 40 nonometer dapat berkembang biak dengan baik pada berbagai macam kultur jaringan baik yang berasal dari sel – sel mamalia misalnya sel BHK (Babby Homster Kidney) maupun sel – sel Arthropoda misalnya sel aedes Albopictus. (Soedarto, 1990; 36).
2. Vektor
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan.infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe jenis yang lainnya (Arief Mansjoer &Suprohaita; 2000; 420).
Nyamuk Aedes Aegypti maupun Aedes Albopictus merupakan vektor penularan virus dengue dari penderita kepada orang lainnya melalui gigitannya nyamuk Aedes Aegyeti merupakan vektor penting di daerah perkotaan (Viban) sedangkan di daerah pedesaan (rural) kedua nyamuk tersebut berperan dalam penularan. Nyamuk Aedes berkembang biak pada genangan Air bersih yang terdapat bejana – bejana yang terdapat di dalam rumah (Aedes Aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah di lubang – lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan daun dan genangan air bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk betina lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi hari dan senja hari. (Soedarto, 1990 ; 37).
3. Host
Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue tipe lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua kalinya atau lebih dengan pula terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus dengue untuk pertama kalinya jika ia telah mendapat imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta. (Soedarto, 1990 ; 38).
C. MANIFESTASI KLINIS INFEKSI VIRUS DENGUE
- Demam
Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2 – 7 hari kemudian turun menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan berlangsung demam, gejala – gejala klinik yang tidak spesifik misalnya anoreksia. Nyeri punggung , nyeri tulang dan persediaan, nyeri kepala dan rasa lemah dapat menyetainya. (Soedarto, 1990 ; 39).
- Perdarahan
Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 jdari demam dan umumnya terjadi pada kulit dan dapat berupa uji tocniguet yang positif mudah terjadi perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia dan purpura. ( Soedarto, 1990 ; 39). Perdarahan ringan hingga sedang dapat terlihat pada saluran cerna bagian atas hingga menyebabkan haematemesis. (Nelson, 1993 ; 296). Perdarahan gastrointestinat biasanya di dahului dengan nyeri perut yang hebat. (Ngastiyah, 1995 ; 349).
- Hepatomegali
Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun pada anak yang kurang gizi hati juga sudah. Bila terjadi peningkatan dari hepatomegali dan hati teraba kenyal harus di perhatikan kemungkinan akan tejadi renjatan pada penderita . (Soederita, 1995 ; 39).
- Renjatan (Syok)
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita, dimulai dengan tanda – tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya menunjukan prognosis yang buruk. (soedarto ; 39).
D. KLASIFIKASI DHF
Menurut derajat ringannya penyakit, Dengue Haemoragic Fever (DHF) dibagi menjadi 4 tingkat (UPF IKA, 1994 ; 201) yaitu :
a. Derajat I
Panas 2 – 7 hari , gejala umumtidak khas, uji tourniquet hasilnya positif
b. Derajat II
Sama dengan derajat I di tambah dengan gejala – gejala pendarahan spontan seperti petekia, ekimosa, epimosa, epistaksis, haematemesis, melena, perdarahan gusi telinga dan sebagainya.
c. Derajat III
Penderita syok ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (> 120 / menit) tekanan nadi sempit (< 20 mmHg) tekanan darah menurun (120 / 80 mmHg) sampai tekanan sistolik dibawah 80 mmHg.
d. Derajat IV
Nadi tidak teraba. Tekanan darah tidak teratur denyut jantung >140 anggota gersk teraba dingin berkeringat dan kulit tampak biru.
WOC DHF
Gangguan fungsi trombosit | Agregasi trombosit ↓ Trombositopenia ↓ Perdarahan berlebih ↓ Syok ↓ Hipoksia jaringan ↓ Asidosis metabolik ↓ kematian | Coagulopati Kompensasi ↓ Hepatomegali ↓ Menekan lambung ↓ Mual dan muntah ↓ Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan | | Virus Dengue ↓ Infiltrasi virus ↓ Menempel di pembuluh darah ↓ Replikasi ↓ Mast cell ↓ Mediator inflamasi ↓ Histamin, trombin, serotonin ↓ ↑ permeabilitas membran pembuluh darah ↓ Ptekie dan purpura ↓ Rembesan plasma | Hipertermia ↓ Gangguan termoregulasi Nyeri sendi ↓ Nyeri akut Gangguan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh | |
| | | Abdomen ↓ Hematemesis ↓ Melena | ↓ Otak ↓ Penurunan kesadaran ↓ Gangguan perfusi jaringanm serebral | ↓ Paru-paru ↓ Efusi Pleura ↓ Gangguan pola nafas | |
E. TANDA DAN GEJALA
Selain tanda dan gejala yang di tampilkan berdasarkan derajat penyakitnya tanda dan gejala yang lain adalah.
Selain tanda dan gejala yang di tampilkan berdasarkan derajat penyakitnya tanda dan gejala yang lain adalah.
- Hati membesar, nyeri spontan yang diperkuat dengan reaksi perabaan
- Asites
- Cairan dalam rongga pleura
- Ensepalopati :kejang,gelisah,sopor koma
F. PENATALAKSANAAN
A. DHF tanpa Renjatan
- Beri minum banyak ( 1 ½ – 2 Liter / hari )
- Jika kejang maka dapat diberi luminal ( antionvulsan ) untuk anak <1th dosis 50 mg Im dan untuk anak >1th 75 mg Im. Jika 15 menit kejang belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb BB ( anak <1th dan pada anak >1th diberikan 5 mg/ kg BB.
- Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat
B. DHF dengan Renjatan
- Pasang infus RL
- Jika dengan infus tidak ada respon, berikan plasma expander ( 20 – 30 ml/ kg BB )
- Tranfusi jika Hb dan Ht turun
G. KOMPLIKASI
- Perdarahan luas
- Shock atau renjatan
- Efusi pleura
- Penurunan kesadaran
H. ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORISTIS
1. Pengkajian
- Definisi
DHF merupakan penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan kematian anak, remaja dan dewasa (efendy,1995)
- Keluhan utama
Pasien mengatakan panas, sakit kepala, lemah, nyeri uluhati, mual dan muntah nafsu makan menurun.
- Riwayat penyakit sekarang
Adanya sakit kepala, nyeri otot, Pegal seluruh tubuh sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual dan nafsu makan menurun.
- Riwayat penyakit dahulu
Sebelumnya sudah pernah / tidak pernah menderita DHF.
- Riwayat penyakit keluarga
Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan, karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk aides aigypty.
- Riwayat kesehatan lingkungan
Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng bekas, ban bekas, tempat air minum barang yang jarang diganti airnya bak mandi yang jarang diganti airnya.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Pengkajian : KU: lemah, baik
TTV TD: 120/80 mmHg
S: 365-375 C
N: 80-100 X/Menit
Rr: 16-20 X/Menit
PEMERIKSAAN FISIK
- Sistem pernapasan
Keluhan : Batuk, Sesak, Nyeri dada
Hidung
I : Cuping hidung, secret, polip ada atau tidak
P : Nyeri tekan
Mulut
I : Mukosa bibir, labio atau palato sciziz
P : Nyeri tekan
Leher laring dan trakea
I : Trakeostomi, sumbatan jalan nafas
P : Nyeri tekan, adanya masa atau pembesaran kelenjar limfe
Sinus paranasalis
P : Nyeri tekan. Adapenumpukan secret/ tidak
Faring
I : Tanda-tanda infeksi, Psedomembrane
Area dada
I : Pola napas, bentuk dada barel chest/ tong
P : Nyeri tekan / tidak
P : Hipersonor (udara), pekak (cairan)
A : Ronchi / Whezzing
B. Cardiovaskuler dan limfe
Leher
I : Bendungan vena jugularis
Dada
I : Pulsasi apek, bentuk dada
P : Letak pulsasi apek ICS 5
A : bunyi jantung normal (Bj1 dan Bj2) Tunggal
Ektermitas atas
I : Sianosis, clubing finger
P : CRT
Ektermitas bawah
I : Varises, sianosis, clubing finger
P : CRT
Pembuluh limfe
Leher, axilla dan inguinal
I : Pembesaran kelenjar limfe
P : Nyeri tekan
C. Persarafan
Pemeriksaan fungsi sensoris
· Nyeri : Tajam tumpul
· Suhu : Panas dingin
· Sentuhan : Ringan-berat
· Vibrasi
· Penciuman
D. Perkemihan – Eliminasi uri
Genetalia eksterna
Laki-laki
Penis
I : Bentuk penis, kebersihan, adanya luka atau trauma
P : Nyeri tekan
Scrotum dan isinya
I : Pembesaran, tanda infeksi
P : Nyeri tekan
Perempuan
Genetalia eksterna
I : Odema, kemerahan
P : Benjolan, Nyeri tekan
Kandung kemih
I : Pembesaran kandung kemih dan ketegangannya
P : Adanya nyeri tekan
Ginjal
I : Pembesaran daerah pinggang
P : Adanya nyeri tekan, kuadran 1 dan 2
E. Sitem pencernaan – Eliminasi alvi
Nafsu makan : Porsi makan :
Pola makan : Jumlah minum :
BAB : X/Hari Bak : X/Hari
Mulut
I : Mukosa bibir, labio/palato sciziz
P : Nyeri tekan pada rongga mulut
Lidah
I : Posisi, warna dan bentuk, simetris, kebersihan
P : Nyeri tekan, odema
Faring – Esofagus
I : Hiperemi, warna dan bentuk palatum
P : Pembesaran kelenjar
Abdomen (Dibagi menjadi 4 kuadran)
I : Pembesaran abnormal
A : Peristaltik usus
P : Tympani / hipertimpani
Palpasi
Kuadran I
Hepar : Hepatomegali, nyeri tekan
Kuadran II
Gaster : Nyeri tekan abdomen
Lien : Spenomegali
Kuadran III
Massa : (Skiballa, tumor), Nyeri tekan
Kuadran IV
Nyeri tekan pada titik Mc burney
F. Sistem muskuloskeletal dan Integumen
Kekuatan otot
Kepala – leher :
I : Adakah hedrosepalus dan perubahan warna kulit
P : Adakah bendungan vena jugularis
Tangan dan pergelangan tangan
I : Deformitas, pembengkakan, Kebersihan
Tungkai / kaki dan pergelangan kaki
I : Adakah pembengkakan
P : Oedem, Nyeri tekan
Lutut
I : Pembengkakan
P : Reflek patela
Pada uji tornikuet : Sistol + diastol
2
G. sistem endokrin
Pemeriksaan fisik
Kepala
I : Distribusi rambut, ketebalan, kerontokan
Leher
I : Pembesaran/tidak
P : Nyeri tekan
Payudara
I :batuk, kebersihan, warna areola
P : Pengeluaran colostrum
Axilla
I : Tampak / tiadak benjolan
P : Nyeri tekan
Genetalia
I : Rambut pubis, Kebersihan
P : Penurunan testis
H. Sistem reproduksi
Pemeriksaan fisik
I : Bentuk, Kebersihan
P : Ada / tidak benjolan abnormal
Axilla
I : Tampak / tidak benjolan abnormal
P : Nyeri tekan
Genetalia
I : Rambut pubis, Kebersihan
P : Adanya benjolan
I. Persepsi sensori
· Pendengaran
I. : Warna telinga, Ukuran, Adakah serumen
P. : Adakah nyeri tekan
· Penglihatan
I. : Bentuk mata, konjungtiva, sklera, pupil
P. : Adakah nyeri tekan
· Penciuman
I : Deformitas, pembengkakan
P : Nyeri tekan
· Pengecapan
P : Bentuk lidah, Kebersihan
2. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah dan demam.
2. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi firus dengue.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, mual, muntah dan nafsu makan menurun.
4. Resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan trombositopeni.
5. Shock hipovolemik berhubungan dengan perdarahan.
6. Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit berhubungan dengan kurang informasi.
3. Intervensi Keperawatan
Tabel Noc
DX : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah dan demam.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam kebutuhan cairan dapat terpenuhi.
Indikator | Berat 1 | Substan 2 | Sedang 3 | Ringan 4 | TdkGangguan 5 |
- Memiliki hidrasi yang baik (mukosa lembab dan kulit berkeringat) - Memiliki asupan cairan oral atau intravena yang kuat | | | | | |
Tabel NIC : Manajemen volume cairan
Domain : Kesehatan fisiologis
Kelas : Cairan dan elktrolit
Cabang : 0601 Keseimbangan cairan
Definisi | Meningkatkan volume cairan |
Aktifitas-aktifitas keperawatan | A. Perawat 1. Pantau terjadinya perdarahan. 2. Identifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap bertambah buruknya dehidrasi (Obat-obatan, demam, stres) B. Pendidikan pasien dan keluarga 1. Berikan HE tentang terjadinya Dehidrasi 2. Anjurkan pasien untuk menginformasikan kepada perawat jika haus C. Kolaboratif 1. Kolaborasikan dengan dokter tentang jumlah cairan yang masuk dalam 24 jam melalui IV 2. Pantau hasil laboratorium D. Aktifitas lain 1. Bersikan mulut secara teratur 2. Pastikan pasien terhidrasi dengan baik 3. Posisikan trendelenburg atau tingikan kaki |
Tabel NOC : Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi firus dengue
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam suhu tubuh dapat kembali normal
Indikator | Berat 1 | Substan 2 | Sedang 3 | Ringan 4 | TdkGangguan 5 |
- Suhu tubuh dalam batas normal ( 265-275 ). - Tidak mengalami gelisah. - Perubahan warna kulit. | | | | | |
Tabel NIC : Pengendalian suhu tubuh.
Domain : Kesehatan fisiologis.
Kelas : Regulasi metabolik.
Cabang : 0800 Termoregulasi.
Definisi | Meningkatkan volume cairan |
Aktifitas-aktifitas keperawatan | A. Perawat 1. Pantau suhu minimal setiap 2 jam 2. Pantau hidrasi 3. Berika kompres B. Pendidikan pasien / keluarga 1. Ajarkan pasien untuk cara menggunakan termometer 2. Berikan HE tentang terjadinya panas 3. Anjurkan untuk memakai pakaian yang tipis C. Kolaoratif 1. Kolaborasikan dengan dokter tentang pemberian oat anti piretik 2. Pantau hasil laoratorim D. Aktifitas lain 1. Lepaskan pakaian yang berlebihan 2. Anjurkan asupan cairan oral |
DAFTAR PUSTAKA
Nasrul,Efendi,1995,Pengntar profesi keperawatan EGC jakarta
Bruner dan sudart, 2001, Keperawatan medikal bedah, edisi 8 volume 2 penerbit EGC jakarta
Junaidi, purnawan, 2000, kapta selekta kedokteran, edisi III, penerbit FKUI. Jakarta
Dongoes marylin .E dkk, 1999, rencana asuhan keperawatan, edisi III penerbit EGC
www. Google.com. askep DHF
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Identitas klien
Nama :Sdr n Tanggal masuk : 05-01-2011
Umur :20 Jam : 08.00
Jenis kelamin :Laki-laki Ruangan : Mojopahit
Suku bangsa :Jawa PKM bareng
Agama :Islam
Pekerjaan :Swasta
Pendidikan :SMP
Alamat :Bareng
Riwayat keperawatan
a. Keluhan utama : Panas
b. Riwayat penyakit sekarang
PX datang ke PKM bareng dengan keluhan utama panas sudah 3 hari dengan temperatur 383 C Axilla, panas terus menerus terutama pada siang hari sehingga pada tanggal 05-01-2011 jam 08.00 px dirawat diruangan mojo pahit
c. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga Px tidak ada yang menderita DBD atau penyakit yang menurun DM, asma
Perempuan
Laki-Laki
Penderita
d. Lingkungan
- Belakang rumah px terdapat kebun tetapi tidak ada keluaraga yang menderita DBD
- Keluarga px menguras bak mandi 2 minggu sekali
Penatalaksanaan fisik
a. Keadaan umum:
Pasien tampak lemas, berbaring ditempat tidur dan terpasang infus RL di tangan sebelah kanan
b. Tanda-tanda vital
TD : 130/90 mmHg S : 376 C
N : 84 x/menit Rr: 20 x/menit
Pemeriksaan fisik persistem
A. Sistem pernapasan
Keluhan : Batuk - . Sesak nafas - . Tenggorokan kering +
Hidung
I : Cuping hidung - . Sedikit kotor . Polip - .
P : Nyeri tekan -
Mulut
I : Mukosa bibir : kering
Leher
Laring dan trakea
I : Tidak terlihat pembesaran
P : Nyeri tekan –
Sinus paranasalis
P : Nyeri tekan –
Faring
I : Tanda-tanda infeksi –
Area dada
I : Pola nafas : Teratur, Alat bantu nafas : Tidak ada
P : Nyeri tekan –
P : Sonor
A : Broncovesikuler
B. Cardiovaskuler dan limfe
Leher
I : Bendungan vena jugularis –
P : Bendungan vena jugularis tidak teraba
Dada
I : Pulsasi apek tidak tampak, Terdapat bintik-bintik merah pada dada
P : Tidak ada nyeri tekan
P : Batas jantung normal
A : BJ1 dan BJ2 tunggal tidak ada suara tambahan
Ektermitas atas
I : Sianosis –
P : CRT <3 detik
Ektermitas bawah
I : Varises +, sianosis –
P : CRT <3 detik
Pembuluh limfe
Leher, axilla, dan inguinal
I : Pembesaran kelenjar limfe –
P : Nyeri tekan –
C. Persarafan
Anamnesis
Px mengatakan bahwa pandangan kabur bila berjalan
Px mengatakan nyeri kepala
GCS : 456
D. Perkemihan dan Eliminasi uri
Genetalia eksterna laki-laki
I : Bentuk normal, sedikit kotor,
P : Nyeri tekan –
Scrotum dan isinya
I : Bentuk normal, tanda infeksi –
P : Testis turun pada scrotum
Kandung kemih
I : Tidak terjadi pembesaran
P : Nyeri tekan –
Ginjal
I : Pembesaran –
P : Adanya nyeri tekan abdomen kuadran I dan II –
BAK :3x sehari
E. Sistem pencernaan dan eliminasi alvi
Nafsu makan :Baik Porsi makan : 1 Piring habis
Pola makan :Teratur Jenis : Nasi + Lauk
Mual dan muntah –
BAB 1x /hari
Mulut
I : Mukosa bibir kering +, Kebersihan : Kotor
P : Nyeri tekan pada rongga mulut –
Lidah
I : Bentuk simetris, sedikit kotor
P : Oedem –, Nyeri tekan –
Faring dan Esofagus
I : Tonsil ukuran normal
P : Pembesaran kelenjar –
Abdomen
I : Pembesaran abnormal –
A : Peristaltik usus 12x / menit
P : Hipertympani
P :
Kuadran I
Hepatomegali, Nyeri tekan –
Kuadran II
Nyeri tekan abdomen –, Distensi –
Kuadran III
Masa –, Nyeri tekan –
Kuadran IV
Nyeri pad titik mc burney –
F. Sistem muskulo skeletal dan integumen
Kekuatan otot : 5 5
5 5
Kepala – leher
I : Deformitas –
P : Nyeri tekan –, Turgor >3 detik
Tungkai kaki dan pergelangan kaki
I : Deformitas –
P : Oedem –, Nyeri –, Turgor >3 detik
Lutut
I : Pembengkakan –
P : Reflek patela +
Integumen
Px mengatakan selama MPKM belum pernah mandi dan badan px tampak kusam dan bau
G. Sistem endokrin
Kepala
I : Distribusi rambut merata, Kebersihan kotor.
P : Kerontokan –
Leher
I : Pembesaran –
P : Nyeri tekan –
Axilla
I : Benjolan abnormal –
P : Nyeri tekan –
Genetalia
I : Rambut pubis merata, Sedikit kotor
P : Kegagalan penurunan testis –
H. Sistem reproduksi
Menanyakan umur mulai mimipi basah : 12 tahun
Genetalia
I : Bentuk penis normal, sedikit kotor.
P : Kegagalan penurunan testis –, Nyeri tekan –.
I. Persepsi sensori
a. Pendengaran
I : Bentuk simetris, Lesi –, Serumen –
P : Oedem –, Nyeri tekan –.
b. Penglihatan
I : Reaksi cahaya +, gerakan bola mata simetris, konjung tiva merah muda.
P : Nyeri –, Pembengkakan –.
c. Penciuman
I : Cuping hidung –, Pembengkakan –, Polip –
P : Nyeri –
d. Pengecapan
I : Stomatitis –
Istirahat tidur
Tidur siang lama : 2-3 jam pukul 12:00-14:00
Tidur malam : 6-7 jam pukul 10:00-04:00
Psikososial
· Hubungan dengan px lain baik
· Dukungan keluarga baik
· Reaksi saat interaksi cukup baik dan kooperatif
Spiritual
· Agama yang dianut islam
· Sumber kekuatan Allah Swt
· Ritual yang bermakna saat ini berdoa kepada allah Swt
Pemeriksaan penunjang
Lab Tgl 08-01-2011
· Hb : 13 gr/dl 14-18 gr/dl
· Leukosit : 11.500 mm3 4.000-10.000mm3
· Trombosit : 78.000mm3 200.000-450.000mm3
· Eritrosit : 4.80 mm3 4.5 juta/mm3
· PCV : 39% 40-52%
Terapi
· Cairan RL
· Cevotaxim
· Pamol
· Gastridin 2 amp
ANALISA DATA
Nama : N
DX : DBD
No | DATA | ETIOLOGI | PROBLEM | |||
1 2 | Ds: - Px merasa lemas dan haus - Px merasa tenggorokan kering Do: - Turgor kulit >3 detik - Mukosa bibir kering - Terdapat petekie pada dada Td :130/90 mmHg N : 84 x/menit S : 376 c RR : 20 x/menit Ds : - Px mengatakan pusing - Px mengatakan sejak MPKMbelumpernah mandi - Px mengatakan pandangan kabur buila berjalan Do : - Rambut Px kotor dan lengket - Badan px tampak kusam - Badan px berbau | Permeabilitas mebran pembuluh darah Ptekie dan purpura Rembesan plasma G3 volume cairan Rembesan plasma Otak Penurunan sirkulasi Nyeri kepala Defesit perawatan diri | Resiko terjadinya kekurangan volume cairan Defisit perawatan diri |
Diagnosa :
1. Resiko terjadinya kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan dan ptekie.
2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan sirkulasi ke otak, nyeri kepala.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tabel Noc
Dx : Resiko terjadinya kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarhan dan ptekie
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam volume cairan dapat terpenuhi.
Indikator | Berat 1 | Substan 2 | Sedang 3 | Ringan 4 | TdkGangguan 5 |
- Memiliki hidrasi yang baik (mukosa lembab dan kulit berkeringat) - Memiliki asupan cairan oral atau intravena yang kuat | | | | 4 4 | |
Tabel NIC : Manajemen volume cairan
Domain : Kesehatan fisiologis
Kelas : Cairan dan elktrolit
Cabang : 0601 Keseimbangan cairan
Definisi | Meningkatkan volume cairan |
Aktifitas-aktifitas keperawatan | a. Perawat 1. Pantau terjadinya perdarahan. 2. Identifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap bertambah buruknya dehidrasi (Obat-obatan, demam, stres) b. Pendidikan pasien dan keluarga 1. Berikan HE tentang terjadinya Dehidrasi 2. Anjurkan pasien untuk menginformasikan kepada perawat jika haus e. Kolaboratif 1. Kolaborasikan dengan dokter tentang jumlah cairan yang masuk dalam 24 jam melalui IV 2. Pantau hasil laboratorium f. Aktifitas lain 1. Pastikan pasien terhidrasi dengan baik 2. Posisikan trendelenburg atau tingikan kaki |
Tabel Noc
Dx : Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan sirkulasi ke otak.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam personal higiene dapat terjaga.
Indikator | Bergantung penuh 1 | Menbutuhkan bantuan dan allat 2 | Membutuhkan bantuan 3 | Mandiri dengan peralatan 4 | Madiri sepenuhnya 5 |
- Pergi ke toilet - Mandi/seka - BAB - BAK - Sisir | | | | 4 | 5 5 5 5 |
Tabel NIC : Defisit perawatan diri
Domain : Kesehatan fungsional
Kelas : Perawatan diri
Cabang : 0306 Perawatan diri intrumental
Definisi | Peningkatan perawatan diri |
Aktifitas - aktifitas keperawatan | a. Perawat 1. Kaji kemampuan berjalan 2. Pantau tingkat kekuatan dan toleransi aktifitas 3. Kaji adanya peningkatan atau penurunan kemampuan untuk toilet sendiri b. Pasien / keluarga 1. Ajarkan px atau keluarga untuk teknik menyeka 2. Anjurkan untuk memakai baju yang mudah untuk dilepas c. Kolaboratif 1. Gunakan terapi fisik dan okupasi sebagai sumber dalam perencanaan aktifitas perawatan pasien d. Aktifitas lain 1. Berikan waktu yang cukup untuk toileting untuk menghindari keletihan |
IMPLEMENTASI
Nama : N
DX : DBD
Jam | No Dx | Tindakan | Respon klien |
10-01-20011 08:00 12.00 12.30 | 1 | Memberikan injeksi cefotaxim Memeriksa TTV Memantau terjadinya perdarahan memantau hasil laboratorium mengambil sample darah mengajarkan pasien untuk minum yang banyak dan manis | - Px kooperatif - Px tidak alergi - TD 130/90 mmHg - N 80 x/ menit - S 376 C - RR 20 x/menit - Px kooperatif - Terdapat ptekie pada dada - Uji tornikuet positif - Hb : 13 gr/dl PCV 3 gr% - leukosit : 11500 mm3 - trombosit 78.000 mm3 - px kooperatif dan mau melakukan - px minum air gula + 500 cc/hari - air putih 300 cc/hari |
11-01-2011 08.00 10.00 10.15 | 1 | Memeriksa TTV Memastikan pasien terhidrasi dengan baik Memberikan HE tentang proses penyakit Menganjurkan pasien untuk menginformasikan kepada perawat jika merasa lemas dan haus | -px kooperatif TD : 120/80 mmHg N: 80 x/menit S : 37,50C RR : 20 x/ menit - px kooperati - terpasang infus RL - minum air gula + 500 cc/hari - air putih 300 cc/hari -px dan keluarga kooperatif -Setelah diberikan HE px ditanya bisa menjawab. - px kooperatif - px sanggup untuk melakukan - px mau menjaga keseimbangan cairan tubuh dengan intake yang adekuat |
10-01-2011 08.00 09.00 12.00 | 2 | Mengobservasi TTV Mengkaji kemampuan berjalan dan kekuatan otot Menganjurkan untuk memakai baju yang tipis dan mudah dilepas Mengkaji personal hygiene pasien | TD : 130/80 mmHg N: 80 x/menit S : 37,60C RR : 20 x/ menit -px kooperatif -px memerlukan bantuan -px terlihat lemah -px tidak memungkinkan untuk ke kamar mandi sendiri -px kooperatif -px mau mengganti baju yang tipis -px merasa lebih nyaman -px kooperatif -badan terlihat kusam -mulutnya kotor -badan berbau |
11-01-2011 08.00 10.00 12.00 | 2 | Memeriksa TTV Memberikan kesempatan px untuk toileting walaupun dengan bantuan Membantu dan mengajarkan oral hygiene Menyeka px dan memberikan HE cara menyeka Memberikan HE tentang pentingnya menjaga kebersihan/ personal hygiene | TD : 120/80 mmHg N: 80 x/menit S : 37,50C RR : 20 x/ menit -px kooperatif -memerlukan bantuan sepenuhnya -memerlukan waktu yang lama -px kooperatif -px merasa senang -setelah oral hygiene, px tampak lebih segar -px dan keluarga kooperatif -keluarga mampu untuk melakukan -px tampak lebih segar dan nyaman -px kooperatif -px bersedia melakukan |
EVALUASI
Nama : N
DX : DBD
No Diagnosa | Tgl 10-01-2011 | Tgl 11-01-2011 |
1 | S : Px mengatakan lemas O : KU tampak lemah Mukosa bibir kering Turgor kulit > 3 detik TD : 130/80 mmHg N: 80 x/menit S : 37,60C RR : 20 x/ menit A : Masalah belum teratasi P : Intervensi a1, a2 dan c1 c2 dilanjutkan | S : Px mengatakan lemas dan haus O : KU tampak lemah Mukosa bibir klering Turgor kulit > 3 detik Di dada terdapat ptekie A : Masalah tidak teratasi dan pasien dirujuk P : Intervensi dihentikan |
2 | S : Px mengatakan sejak MPKM belum pernah mandi O :- px tampak kusam - badan px berbau A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi a1, a2 dan c1 c2 dilanjutkan | S : Px mengatakan lebih segar dari pada kemarin O : Px tampak sedikit kusam A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan |
BAB IV
PEMBAHASAN
Terdapat persamaan dan perbedaan antara konsep asuhan keperawatan dan aplikasi asuhan keperawatan pada pasien. Persamaan dan perbedaannya antara lain adalah :
1. Di konsep asuhan keperawatan tanda dan gejala yang biasanya ditemui pada pasien DHF :
a. Demam
Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2 – 7 hari kemudian turun menuju suhu normal atau lebih rendah.
b. Perdarahan
Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 dari demam dan umumnya terjadi pada kulit dan dapat berupa uji tocniguet yang positif mudah terjadi perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia dan purpura.
c. Hepatomegali
Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun pada anak yang kurang gizi hati juga sudah.
d. Renjatan (Syok)
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita, dimulai dengan tanda – tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar mulut.
Sedangkan tanda dan gejala yang dijumpai pada pasien adalah :
- Demam
PX datang ke PKM bareng dengan keluhan utama panas sudah 3 hari dengan temperatur 383 C Axilla, panas terus menerus terutama pada siang hari sehingga pada tanggal 05-01-2011 jam 08.00 px dirawat diruangan mojo pahit
- Perdarahan
Dada
I : Pulsasi apek tidak tampak, Terdapat bintik-bintik merah pada dada
P : Tidak ada nyeri tekan
P : Batas jantung normal
A : BJ1 dan BJ2 tunggal tidak ada suara tambahan
- Hepatomegali
Kuadran I
Hepatomegali, Nyeri tekan –
Kuadran II
Nyeri tekan abdomen –, Distensi –
Kuadran III
Masa –, Nyeri tekan –
Kuadran IV
Nyeri pad titik mc burney –
- Syok
Tungkai kaki dan pergelangan kaki
I : Deformitas –
P : Oedem –, Nyeri –, Turgor >3 detik
Sehingga diagnosa yang bisa diangkat antara lain :
1. Resiko terjadinya kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan dan ptekie.
2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan sirkulasi ke otak, nyeri kepala.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam yang berlangsung akut menyerang baik orang dewasa maupun anak – anak tetapi lebih banyak menimbulkan korban pada anak – anak berusia di bawah 15 tahun disertai dengan perdarahan dan dapat menimbulkan syok yang disebabkan virus dengue dan penularan melalui gigitan nyamuk Aedes. (Soedarto, 1990 ; 36).
Etiologi :virus dengue, vektor dan host
Manifestasi klinis infeksi virus dengue
a. Demam
Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2 – 7 hari kemudian turun menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan berlangsung demam, gejala – gejala klinik yang tidak spesifik misalnya anoreksia.
b. Perdarahan
Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 jdari demam dan umumnya terjadi pada kulit dan dapat berupa uji tocniguet yang positif mudah terjadi perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia dan purpura Perdarahan ringan hingga sedang dapat terlihat pada saluran cerna bagian atas hingga menyebabkan haematemesis.
c. Hepatomegali
Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun pada anak yang kurang gizi hati juga sudah.
d. Renjatan (Syok)
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita, dimulai dengan tanda – tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar mulut.
Klasifikasi DHF
Menurut derajat ringannya penyakit, Dengue Haemoragic Fever (DHF) dibagi menjadi 4 tingkat (UPF IKA, 1994 ; 201) yaitu :
- Derajat I
- Derajat II
- Derajat III
- Derajat IV
B. Saran
Bagi mahasiswa, sebagai perawat nantinya bisa mengaplikasikan ilmu ini atau menerapkannya dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien limfoma maligna Hodgkin dengan baik dan benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar